Ketahui Sejarah Jumat Agung, Hari Suci Bagi Umat Kristiani

  • Bagikan

TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Jumat Agung bagi umat Kristiani merupakan hari yang suci atau sakral. Disebut sebagai Jumat Agung, karena momen itu umat Kristiani memperingati peristiwa penyaliban Yesus Kristus dan kematian-Nya di Bukit Kalvari atau Golgota.

Karena itu, setiap tiba perayaan Jumat Agung, khususnya hari ini, Jumat (15/4), umat Kristiani merenungkan dan memperingati misteri sengsara dan wafat Yesus di kayu salib demi menebus dosa umat manusia.

Dalam rangkaian ibadah pada Jumat Agung, dilakukan penghormatan salib bagi umat yang hadir mengikuti misa. Sesuai tradisi Kristiani yakni dengan mencium salib Yesus.

Lantas, mengapa disebut Jumat Agung atau dalam bahasa Inggris “Good Friday”. Seperti dilansir Christianity.com, hal itu merupakan peristiwa yang begitu gelap dan suram untuk memperingati hari penderitaan dan kematian Yesus.

Jumat Agung, Jumat sebelum Paskah, adalah hari suci umat Kristiani untuk memperingati penyaliban Yesus dan kematian-Nya di Kalvari. Itu juga dikenal sebagai Jumat Suci, Jumat Agung, Jumat Agung dan Suci, dan Jumat Hitam.

Bagi umat Kristiani, Jumat Agung adalah hari penting dalam setahun karena merayakan apa yang diyakini sebagai akhir pekan paling penting dalam sejarah dunia. Sejak Yesus mati dan dibangkitkan, umat Kristiani telah menyatakan salib dan kebangkitan Yesus sebagai titik balik yang menentukan bagi semua ciptaan-Nya.

Rasul Paulus menilai sebagai “yang paling penting” bahwa Yesus mati karena dosa-dosa manusia, dikuburkan, dan dibangkitkan pada hari ketiga, semuanya sesuai dengan apa yang telah dijanjikan Allah selama ini dalam Kitab Suci.

Pada hari Jumat Agung umat Kristiani mengingat hari dimana Yesus rela menderita dan mati dengan penyaliban sebagai pengorbanan terakhir untuk dosa-dosa manusia. Kemudian diikuti dengan Paskah, perayaan agung hari Yesus dibangkitkan dari kematian, mengumumkan kemenangan-Nya atas dosa dan kematian dan menunjukkan kebangkitan di masa depan bagi semua orang yang dipersatukan dengan-Nya oleh iman.

Mengapa menyebut hari kematian Yesus sebagai Jumat Agung? Beberapa tradisi Kristen mengambil pendekatan dalam bahasa Jerman, misalnya, hari itu disebut Karfreitag, atau “Jumat Kesedihan.” Sebenarnya, asal usul istilah “Good” atau “Baik” masih diperdebatkan. Beberapa orang percaya bahwa itu berkembang dari yang lebih lama yakni “God’s Friday atau “Jumat Tuhan.”

Terlepas dari asal usulnya, nama Jumat Agung sepenuhnya tepat karena penderitaan dan kematian Yesus, yang mengerikan seperti itu, menandai puncak dramatis dari rencana Allah untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.

Agar kabar baik Injil memiliki arti bagi umat Kristiani, pertama-tama harus memahami kabar buruk tentang kondisi manusia sebagai orang berdosa di bawah penghukuman. Umat-Nya membutuhkan hukum terlebih dahulu untuk menunjukkan betapa putus asanya kondisi umat-Nya, kemudian Injil kasih karunia Yesus datang dan memberi umat-Nya kelegaan dan keselamatan.

Dengan cara yang sama, Jumat Agung adalah “baik” karena seburuk hari itu harus terjadi bagi umat-Nya untuk menerima sukacita Paskah. Hari yang tampaknya merupakan kemenangan terbesar kejahatan sebenarnya adalah pukulan maut untuk kejahatan dalam rencana mulia Allah untuk menebus dunia dari perbudakan.

Yesus menanggung salib pada hari Jumat Agung, bahwa salib itu menuntun pada kebangkitan-Nya, keselamatan umat-Nya, dan permulaan kebenaran dan damai Allah. Jumat Agung menandai hari ketika murka dan belas kasihan bertemu di kayu salib. (jpc/jpg)

  • Bagikan