Lewat Program PWMP Kementan, Petani Milenial Kupang Sukses Kembangkan Usaha

  • Bagikan

KUPANG-Kesuksesan program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) terus terlihat. Kali ini, siswa-siswi SMK-PP Negeri Kupang berhasil menjalankan bisnisnya berupa pemasaran ayam broiler.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), menyatakan, pertanian harus didorong menjadi subsektor ekonomi yang maju, mandiri, dan modern, didukung oleh kapasitas SDM pertanian yang profesional, mandiri, dan berdaya saing.

“Dan hal tersebut harus didukung oleh kapasitas SDM Pertanian yang professional, mandiri, dan berdaya saing,” ujar Mentan SYL.

Mentan SYL optimistis kaum milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif, akan mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, dan modern.

Hal senada disampaikan Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi. Ia juga mendukung program PWMP dan menyemangati para pelaku usaha milenial untuk menyukseskan pembangunan di sektor pertanian.

“SDM yang tentunya berdaya saing tinggi, berkompetensi, dan jeli melihat potensi pasar,” katanya, saat menjelaskan dukungan-dukungan yang diberikan BPPSDMP terhadap program kegiatan BPPSDMP yang menjadi skala prioritas.

Untuk diketahui, para siswa SMK-PP Negeri Kupang yang sukses menekuni pemasaran ayam broiler adalah, Maria Anggelina Bano (Kelas XII ATR), Redy Trisna Tino (Kelas XII ATR), dan Nelson Abitri Nomleni (Kelas XII KH). Mereka ini tidak hanya fokus pada penjualam ayam broiler saja, namun juga mengembangkan produk olahan lainnya.

“Yang menjadi usaha utama saya bersama teman-teman adalah pemasaran ayam broiler mentah. Tetapi, kami membuat juga usaha sampingan seperti roti coklat, usus goreng, olahan ayam broiler seperti sate ayam, ayam bumbu, dan ayam crispy,” tutur Lina, Ketua Kelompok PWMP.

Lina pun menyampaikan harapan kedepannya agar tetap bisa melanjutkan usaha ini ditempat masing-masing. Karena tahun depan, Redy berencana melanjutkan kuliah di Polbangtan Malang, Aby melanjutkan kuliah di Polbangtan Jogja, sedangkan Lina sendiri mengaku akan melanjutkan kuliah di Polbangtan Manokwari.

Dalam menjalankan sebuah usaha, lanjut Lina, tentunya terdapat hambatan yang dihadapi oleh semua wirausahawan. “Tak terkecuali kelompok PWMP ini,” tutur Lina.

Dikatakan, jalannya proses produksi terdapat sedikit hambatan karena jadwal pelajaran masing-masing anggota yang padat dan terdapat satu anggota yang berbeda kelas. Sehingga setiap kali akan membuat produk, tentunya harus mencari waktu atau jam di luar waktu pelajaran.

Dalam pemasaran produk, demikian Lina, sejauh ini baru dipasarkan kepada guru-guru dan masyarakat di sekitar sekolah. Sebagai generasi milenial yang selalu up to date, para siswa pun mencoba memasarkan produk dengan memanfaatkan aplikasi WhatsApp dan Instagram. Cara ini lebih efektif dalam proses pemasaran karena melalui medsos, produk olahan mereka akan dikenal lebih cepat dan luas. “Kami memasarkan melalui instagram @relina662 atau dapat dipesan melalui whatsapp kami di nomor 082161774696, Redy menjelaskan.

Anggota kelompok ini mengaku, mereka dibekali modal awal oleh pihak sekolah sebesar Rp 15.000.000,00. Dengan modal yang ada, kata Redy, mereka menjalankan usaha dengan gigih. Di tengah-tengah waktu belajar yang padat, mereka selalu menyempatkan membuat produk olahan ayam ini dan memasarkannya. Harga dibandrol dengan sangat terjangkau.

“Roti coklat kami jual eceran dengan harga 1.000/potong, usus goreng dengan harga 20.000/kemasan, sate ayam 25.000/bungkus, ayam bumbu 20.000/ bungkus, ayam crispy 20.000/ bungkus, sedangkan ayam mentah kami jual sesuai harga ayam di pasaran,” jelas Aby, anggota kelompok lainnya.

Tentunya Aby berharapan, dengan kegiatan tersebut, selain dapat menjalankan bisnis yang sudah dirintis, pastilah mereka memiliki harapan setelah lulus dari SMK-PP Negeri Kupang ini, dimana dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga nantinya mereka akan menjadi generasi milenial yang dapat memajukan pertanian Indonesia . (*)

Penulis: Luluk Juan Pertiwi
Editor: Luthfi Retriansyah

  • Bagikan