Pimpin Kebaktian Jumat Agung di JBK-BB, Pdt. Fajar Ungkap 4 Makna Kematian Yesus

  • Bagikan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Umat Kristen dunia hari ini memperingati peristiwa kematian Yesus Kristus melalui perayaan Jumat Agung. Di Jemaat Bukit Kasih Baumata Barat (JBK-BB), Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, lebih kurang 400 umat hadir dalam kebaktian perayaan Jumat Agung dipimpin Ketua Majelis Jemaat setempat, Pdt. Fajar Agung Lisnahan, S.Th., Jumat pagi (15/4).

Dalam kebaktian yang tetap dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19 itu, Pdt. Fajar mengambil ayat firman Tuhan dari Ibrani 10:19-25 sebagai landasan khotbahnya. “Jumat Agung hari ini merupakan hari yang istimewa. Hari yang unik bagi iman orang percaya di setiap orang Kristen,” ungkap Pdt. Fajar mengawali khotbahnya.

Melandasi bacaan ayat Firman Tuhan dalam Ibrani 10:19-25, Pdt. Fajar mengungkapkan empat makna di balik kematian Yesus Kristus. Pertama, kata Pdt. Fajar, kematian Yesus di atas kayu salib memberi daya guna yang utuh atau mutlak. Bahwa kematian Yesus merupakan wujud persembahan diri Yesus secara mutlak dan utuh bagi keselamatan umat manusia. Yesus, melalui kematianNya, telah mempertemukan kembali Allah dan manusia. “Ini memberi harapan kepada manusia yang mau datang kepada Allah. Tidak ada lagi pembatasan antara Allah dan manusia,” kata Pdt. Fajar.

Kedua, lanjut Pdt. Fajar, Yesus merupakan jalan yang baru menuju pohon kehidupan, yakni Allah Bapa. Allah mau manusia berdiam diri di sorga hanya melalui Yesus. Yesus telah mendamaikan manusia dengan Allah melalui kematianNya. “Yesus bukan saja jalan menuju sorga, satu merupakan satu-satunya jalan kehidupan untuk datang kepada Allah Bapa di sorga,” tegas Pdt. Fajar.

Ketiga, demikian Pdt. Fajar, melalui kematianNya, Yesus telah membaharui hidup umat manusia dari hal-hal yang jahat. “Untuk menjadi anak-anak Allah, perlu ada penyucian tubuh. Hati nurani yang jahat disucikan oleh Allah melalui kematian Yesus. Untuk jadi benar di hadapan Tuhan, kita harus mengakui dosa agar kita berkenan kepada Allah,” jelas Pdt. Fajar.

Menurut Pdt. Fajar, sebagai anak-anak Allah harus memiliki hati yang tulus. Tidak boleh munafik di hadapan Allah. “Tekunlah berpegang pada kasih Kristus agar berkenan kepada Allah. Di dalam hati kita tidak boleh menyimpan hal-hal yang baruk ketika melakukan pekerjaan Tuhan, tapi harus memiliki hati yang tulus,” tandas Pdt. Fajar.

Keempat, urai Pdt. Fajar, penderitaan dan kematian Yesus Kristus merupakan wujud kesetiaan yang sejati. “Jadi kita jangan menjauhkan diri dari ibadah, tapi saling menasehati dan mengingatkan sebab penebusan Kristus adalah ibadah yang sejati kepada Allah. Siapa meninggalkan pertemuan ibadah, akan merosot imannya. Perlu giatkan diri dalam kegiatan-kegiatan ibadah karena kematian Yesus adalah ibadah yang sejati,” pungkas Pdt. Fajar. (aln)

  • Bagikan