JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K. Lukito mengatakan, pihaknya akan membentuk fasilitator pendamping usaha mikro dan kecil (UMK). Guna mewujudkan niat ini, BPOM menggandeng Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Menurut Penny, program Pangan Aman Goes to Campus itu merupakan bagian dari Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. UMK pangan olahan mempunyai berbagai peran strategis di masyarakat. Di antaranya, menyediakan pangan berkualitas.
Selain itu, kata Penny, UMK pangan olahan mampu menggerakkan perekonomian melalui pemanfaatan sumber daya lokal dan penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. “Peran strategis yang dimiliki UMK pangan olahan tentunya perlu disertai dengan upaya peningkatan daya saing produk UMK,” ungkap Penny di Jakarta, Sabtu (15/4).
Dalam program tersebut, demikian Penny, BPOM akan membentuk fasilitator untuk mendampingi UMK pangan olahan dalam pemenuhan persyaratan keamanan pangan. Komunitas pendidikan seperti sivitas akademika di perguruan tinggi, khususnya mahasiswa, merupakan komunitas yang sangat diharapkan kontribusi aktifnya untuk menjaga keamanan pangan.
Mahasiswa peserta program Pangan Aman Goes to Campus akan dibekali kompetensi di bidang keamanan pangan. Pada kegiatan peluncuran Program Pangan Aman Goes to Campus itu, dilaksanakan juga penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara BPOM dan 13 perguruan tinggi.
Penny menyebutkan, ke-13 perguruan tinggi yang melakukan MoU dengan BPOM, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Brawijaya (Unibraw), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Diponegoro (Undip).
Penny berjanji program tersebut akan diperluas dengan menjangkau perguruan tinggi yang berada di wilayah Indonesia Timur, seperti di Nusa Tenggara Timur (NTT). (lyn/c6/oni/JPG)
