Ansy Lema, Pendatang Baru di Papan Atas Pilgub NTT

  • Bagikan

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID – Ada catatan menarik dari hasil survei Charta Politika tentang “Preferensi Politik Masyarakat NTT Menuju Pemilu 2024.” Hasil survei yang dipublikasikan Kamis, 14 April 2022 itu menunjukkan kemunculan figur baru pada deretan teratas nama kandidat Gubernur NTT dengan elektabilitas tertinggi.

Figur baru yang jadi perbincangan di grup-grup media sosial masyarakat NTT tersebut adalah Ansy Lema. Pria bernama lengkap Yohanis Fransiskus Lema ini tergolong muka baru dalam kancah perpolitikan di NTT. Meski demikian, namanya langsung mencuat dalam survei Charta Politika dengan raihan elektabilitas 10,4 persen.

Angka tersebut bahkan mengalahkan Josef A Nae Soi yang saat ini menduduki jabatan Wakil Gubernur NTT. Bukan hanya sang wagub. Beberapa nama lain yang dilampaui Ansy dalam elektabilitas calon Gubernur NTT adalah wajah-wajah lama dan tergolong sarat pengalaman yang sudah pernah bertarung sebelumnya pada ajang yang sama.

Ada Esthon Foenay, Wagub NTT periode 2008-2013 yang juga ikut bertarung kembali pada Pilkada 2013 dan 2018. Ada juga nama Melki Laka Lena, Ketua DPD Golkar NTT, yang juga sudah pernah bertarung di Pilkada 2013.

Raihan posisi ke-4 di Survei Charta Politika jelas mengundang perbincangan warga NTT. Bagaimana tidak, sebagai pendatang baru, tokoh muda PDI Perjuangan ini saat ini hanya berselisih tipis dalam hal level keterpilihan sebagai gubernur dibandingkan dua nama calon lain di atasnya yang diklaim sudah memiliki basis massa yang kuat.

Benny K Harman contohnya. Tokoh Partai Demokrat ini merupakan salah satu figur yang paling sering bertarung di Pilkada NTT, sejak era Pemilihan Langsung dimulai. Hasil survei menunjukkan elektabilitas anggota Komisi III DPR RI saat ini (11,3%) cuma berselih kurang dari satu persen dari Ansy.

Demikian pula figur lain dari PDI Perjuangan, yaitu Emi Nomleni. Cagub NTT pada 2018 dalam hasil survei yang dilaksanakan pada 4 – 12 Maret 2022 hanya unggul tipis dari Ansy dengan raihan 11,1 persen.

Melesatnya nama Ansy dalam percaturan politik daerah NTT memang mengundang perhatian banyak pihak. Baru memasuki gelanggang politik praktis pada 2019 sebagai calon Anggota DPR RI, dia langsung sukses melenggang ke Senayan mengalahkan banyak tokoh berpengalaman dan berpengaruh lainnya.

BACA JUGA:Hadapi Pemilu 2024, PDIP Siapkan Kader Potensial

BACA JUGA:Pemilu Serentak 2024 dan Simpul Pengawasan Partisipatif

Capaian tersebut bukannya tanpa alasan. Walaupun baru bertarung secara langsung sebagai kandidat pada 2019, Ansy cukup populer di kalangan masyarakat NTT melalui berbagai kiprahnya. Sejak masa perkuliahan Ansy telah menunjukkan keberaniannya memperjuangkan kepentingan rakyat dengan berada di garda depan pergerakan mahasiswa 98.

Usai meraih gelar S-2 dalam bidang Ilmu Politik di Universitas Indonesia, dia memilih profesi sebagai pengajar ilmu politik di sejumlah kampus di Jakarta. Profesi tersebut mengantar Ansy ke layar kaca dengan menjadi salah satu pengamat politik yang sering diundang berbagai stasiun televisi nasional.

Tak berhenti di situ, Ansy juga bekerja sebagai presenter di salah satu stasiun TV nasional. Pemahaman politik dan kemampuan komunikasinya yang mumpuni lantas mengantar dia ke posisi Juru Bicara Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada ajang Pilgub DKI Jakarta 2017 silam. Namanya pun semakin populer di kalangan warga NTT.

Jejak langkah di masa lalu tersebut menjadi pesemaian yang tepat bagi Ansy ketika menapaki perpolitikan praktis. Tak heran bila pamornya bersinar lebih terang dibandingkan figur-figur lainnya.

Jejak tersebut semakin jelas berkat kiprahnya di DPR RI. Sebagai Wakil Rakyat NTT, Ansy tergolong vokal menyuarakan kepentingan warga NTT. Memahami bahwa mayoritas masyarakat NTT adalah kelompok masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani, peternak, dan nelayan, Ansy menggaungkan jargon NTT = Nelayan Tani Ternak.

Tidak sebatas menggaungkan jargon, dia juga menunjukkan keberpihakan secara nyata. Dia aktif menyalurkan bantuan sesuai kebutuhan masyarakat. Berbagai jenis alatan mesin pertanian (alsintan), dari yang berat hingga ringan telah disalurkan kepada kelompok petani di NTT.

Hal yang sama dilakukan untuk untuk para nelayan. Bantuan berupa alat penangkapan seperti Gillnet atau jaring insang disalurkan kepada nelayan. Tidak hanya perikanan tangkap, untuk sektor budidaya perikanan dia juga terlibat melalui pembagian perlengkapan sistem bioflok ke berbagai lokasi di NTT. Pakan ikan pun ikut disalurkan ke kelompok masyarakat yang membutuhkan.

Tak berhenti di situ, Ansy aktif bersuara terkait berbagai isu yang berkaitan dengan kepentingan NTT di level nasional. Contohnya, pandangannya terkait konservasi dan pengembangan wisata di Taman Nasional Komodo.

Rekam jejak inilah yang membuat banyak warga di media sosial tidak terkejut dengan mencuatnya nama Ansy Lema sebagai salah satu kandidat terkuat calon Gubernur NTT pada 2024. Tak sedikit warga yang berpendapat sosok wakil rakyat dari PDI Perjuangan ini sebagai penantang serius bagi incumbent Viktor B Laiskodat. Ini didukung pula oleh kendaraan politiknya, yaitu PDIP yang merupakan partai paling populer di lingkup masyarakat NTT. (*/rum/ito)

  • Bagikan