LABUAN BAJO, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sejumlah pelajar dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat mendapat bekali ilmu dan pengetahuan tentang kebencanaan oleh relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) setempat.
Kegiatan yang telah berlangsung belum lama ini merupakan bagian dari program kerja Kementerian Sosial (Kemensos) RI yang dikemas dalam bentuk pembekalan bagi warga, khususnya para pelajar yang terkena dampak bencana.
"Kita latih dan bekali siswa-siswi di sekolah dalam wilayah Kecamatan Sano Nggoang tentang kebencanaan," jelas Koordinator Tagana Mabar, Ahmad Yani kepada TIMEX di Labuan Bajo, Rabu (20/4).
Dikatakan alasan melatih siswa di 10 sekolah se Kecamatan Sano Nggoang tentang kebencanaan karena kecamatan itu sedang mengalami bencana tanah bergeser, khususnya di wilayah Wae Munting dan Dange, Desa persiapan Benteng Tado, Desa Nampar Macing.
Ahmad menyebutkan, ke-10 sekolah itu, yakni SDK Tado, SDK Pusut, MIS Nampar, SDN Rehak, SMAN I Sano Nggoang, SMPN 04 Sano Nggoang, SDI Nampar Macing, SDN Tondong Lamba, SDN Compang, dan SMPN 05 Sano Nggoang.
Menurut Ahmad, penting para siswa atau pelajar dibekali ilmu tentang kebencanaan agar mereka siap siaga menghadapi datangnya bencana alam kapan saja. "Kita bekali siswa agar selalu waspada dan siap siaga menghadapi bencana, juga supaya mereka paham dan tahu apa yang harus dilakukan saat bencana karena untuk pelajar itu menyelamatkan diri sendiri saat gempa bumi adalah yang pertama," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Dinas Sosial Mabar juga membagikan bantuan kepada 11 kepala keluarga yang mengalami dampak langsung bencana berupa makanan siap saji, makanan anak, tikar, spons, beras, dan lainnya.
Tidak hanya itu Dinsos Mabar juga memberikan sumbangan kursi roda kepada Yohanes Pandu, 31, warga setempat yang dipasung selama 10 tahun dan baru dilepas 8 bulan lalu karena gangguan jiwa.
Pengelola kesehatan jiwa Puskesmas Werang, Maria Emiliana Henny mengatakan, di Kecamatan Sano Nggoang, selama ini terdata ada 7 Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Mereka ini dipasung tetapi sekarang tinggal 3 orang.
"Sekarang tinggal tiga orang masih dipasung dan Yohanes Pandu diberi bantuan kursi roda dan belum bisa jalan karena baru buka pasung. Selama ini beliau dalam perawatan kita," tambahnya. (*)
Penulis: Hans Bataona
Editor: Marthen Bana