ATAMBUA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Masyarakat Desa Mauhitas, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, berinisiatif membangun jalan alternatif tepat di lokasi putusnya ruas jalan Negara Sabuk Merah Perbatasan RI-RDTL yang terbawa longsor. Longsor ini akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu dalam dua pekan terakhir.
Aksi puluhan warga masyarakat tersebut dilakukan untuk membuka akses transportasi di ruas jalan Negara tersebut sehingga bisa dilalui oleh kendaraan bermotor, baik itu kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat dan roda enam.
Pantauan langsung TIMEX, warga setempat menggunakan peralatan seadanya seperti penggali (Linggis, Red) dan sekop untuk menggali tebing di bahu jalan yang putus untuk dijadikan jalur alternatif
Silverius Talo Mau, salah satu tokoh warga setempat kepada TIMEX, Senin (25/4) mengungkapkan bahwa sebenarnya sebagian jalan di area tersebut juga sudah longsor dan mengalami penurunan sejak tahun 2021 lalu. Tetapi kenderaan masih bisa melintas. Namun, Kerusakan kali ini salah satu ruas jalan di area tersebut putus total dan melumpuhkan akses masyarakat ke kantor camat Lamaknen, Puskesmas Weluli, Kecamatan Raihat maupun Puskesmas Haekesak.
Karena itu, warga Kecamatan Lamaknen, khususnya Desa Mauhitas maupun warga Desa Makir jika hendak bepergian ke Kota Atambua harus melewati Kecamatan Raihat atau pun kembali melewati Desa Kewar, Kecamatan Lamaknen.
"Longsor pada jalan Nasional itu terdapat dua titik, dimana lokasi yang satunya menuju ke Pos TNI di Desa Makir, dan hampir putus total juga," ungkapnya.
Dengan kondisi ini, lanjut Silverius, pihaknya meminta perhatian pemerintah pusat melalui Balai Jalan Wilayah Nusa Tenggara II untuk memperbaiki jalan itu melalui rekanan yang ada di Belu.
"Semoga Balai Jalan Nasional bisa memperhatikan kerusakan ruas jalan sabuk merah yang ada di wilayah Kecamatan Lamaknen ini, karena di daerah ini langganan longsor yang selalu merusak jalan," pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Belu, Aloysius Haleserens, saat diwawancarai dalam kunjungan kerja ke Desa Henes mengatakan, pihaknya sedang membangun koordinasi dengan pihak Balai Jalan Wilayah Nusa Tenggara II untuk pemeliharaan. Sebab banyak jalan nasional yang rusak akibat badai Seroja maupun hujan berlebihan pada tahun 2022 ini.
"Jadi sekali lagi, kami sedang koordinasi untuk perbaiki jalan-jalan yang sedang rusak. Sebab banyak jalan dengan status Nasional yang rusak mulai dari Kecamatan Raihat di Desa Tohe, Lamaknen di Desa Mauhitas, Makir, Duarato, Nualain dan lainnya (Semua ini di jalan sabuk merah perbatasan sektor timur, RI-RDTL)," pungkasnya. (mg26/ays)
PENULIS: PETRUS USBOKO
Editor: Marthen Bana