KUPANG-Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan), melalui SMK-PP Negeri Kupang bekerjasama dengan Komisi IV DPR RI menyelenggarakan kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) di Kabupaten Belu.
Hal ini selaras dengan pernyataan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang menekankan pentingnya pengembangan SDM untuk mengoptimalisasi sektor pertanian ke depan.
"Petani dan penyuluh adalah ujung tombak pertanian. Maka dari itu jika Bimtek penguatan kapasitas seperti ini sangatlah penting untuk meningkatkan kemampuan mereka, terutama dalam menjaga ketahanan pangan," ujar Mentan Syahrul.
Hal senada diungkapkan Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi. Dedi menekankan bahwa dengan pemberdayaan SDM, maka produktivitas akan meningkat. “Sebagai pelaku pembangunan pertanian, petani dan penyuluh sudah selayaknya mendapat prioritas dalam program pembangunan pertanian. Sebab petani dan penyuluh berperan untuk menyediakan pangan bagi penduduk Indonesia,” ujar Dedi.
Bimtek bertema “Peningkatan Kapasitas Petani & Penyuluh Pertanian" di Kabupaten Belu itu dihelat di Gereja Santa Maria Umanen, Sabtu (23/4). Bimtek itu dihadiri langsung anggota Komisi IV DPR RI, Edward Tannur, Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan Pelatihan Kabupaten Belu, Frida Bria, Kepala SMK-PP Negeri Kupang, Stepanus Bulu, dan 30 peserta Bimtek yang terdiri dari petani dan penyuluh.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan Pelatihan Kabupaten Belu, Frida Bria mengapresiasi Komisi IV DPR RI karena dengan adanya Bimtek, para petani dan penyuluh bisa bekerja lebih baik. "Dengen adanya bimtek ini menjadi semangat bagi anak muda untuk menjadi petani milenial yang bisa menjaga ketahanan pangan di Kabupaten Belu," kata Frida.
Kepala SMK-PP Negeri Kupang, Stepanus Bulu mengatakan bahwa tujuan dari Bimtek ini tiada lain dalam rangka meningkatkan kualitas SDM, produktivitas, dan kesejahteraan melalui ketersediaan pangan.
Stepanus juga mengatakan bahwa Bimtek ini diharapkan dapat mendatangkan manfaat dan semangat mendapat pengetahuan baru bagaimana menjalankan pertanian yang benar.
Anggota Komisi IV DPR RI, Edward Tannur yang hadir membuka acara itu mengatakan bahwa dirinya menjalin kerja sama yang baik dengan pemerintah, pejabat, stakeholder, para petani, dan masyarakat agar bisa membangun NTT. Salah satunya melalui Bimtek yang berkesinambungan agar SDM pertanian dapat berkembang dari masa ke masa.
Edward mengharapkan agar peserta bisa membagi apa yang mereka dapat dalam Bimtek ini kepada teman petani lainnya. Semua ini adalah upaya untuk meningkatkan kinerja membangun pertanian di Kabupaten Belu karena tempat ini memiliki potensi yang cukup besar dan SDM yang banyak.
Kegiatan Bimtek kali ini menghadirkan narasumber yang luar biasa, yakni Jacob Nulik, seorang peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Jacob hadir menyampaikan cara budidaya ternak kambing dan pakan yang tepat. Antara lain jenis pakan apa yang ada di sekitar untuk bisa dimanfaatkan sebagai pakan kambing dan berapa jumlah pejantan yang tepat disesuaikan dengan jumlah kambing betina sehingga produktivitas meningkat.
Narasumber kedua juga tak kalah istimewa, yakni Duta Petani Milenial 2021 perwakilan Kabupaten Belu, Fransiskus Pongky Seran. Fransiskus membawa materi peluang dan tantangan bisnis jamur tiram dan jahe merah di Kabupaten Belu.
Dalam pemaparannya, Fransiskus menyadarkan para petani dan penyuluh bahwa bertani tak harus memiliki lahan yang luas. Pasalnya usaha jamur tiramnya bisa mencapai omzet puluhan juta rupiah hanya dalam satu ruangan kecil.
Selain itu, Pongky menggunakan bekas kantong semen menjadi polybag bisnis cuan jamur merahnya. “Pertanian diibaratkan merpati yang tak pernah ingkar janji,” begitu ucap Pongky menyemangati para petani dan penyuluh sebelum mengakhiri paparannya. (*)
Penulis: Luthfi Retriansyah