Tingkatkan Kreatifitas, Tim Pangan SMK Kementan Olah Bahan Pangan Penuhi Kebutuhan Ramadan

  • Bagikan
KREATIF. Es kelapa muda hasil olahan Tim Pangan SMK Kementan (SMK-PP Negeri Kupang) dalam memenuhi kebutuhan selama bulan Ramadan. (FOTO: SMK-PP Neg. Kupang)

KUPANG-Ide kreatif dalam mengolah makanan dan minuman selalu tercetus di setiap harinya oleh tim pasca panen SMK-PP Negeri Kupang. Tim ini merupakan pihak yang bertugas mengolah makanan hasil panen yang ada di lingkungan sekolah.

Olahan dibuat disesuaikan dengan bahan makanan apa saja yang tersedia. Seperti saat bulan Ramadan ini, mereka menyediakan dan menjual hidangan berbuka puasa seperti es kelapa muda yang biasa dijadikan ta’jil.

Es kelapa muda yang diolah, berasal dari pohon kelapa yang di panen di sekitar lingkungan sekolah. Dengan campuran susu dan biji selasih membuat hidangan ini menjadi ta’jil favorit untuk berbuka puasa. Hanya dengan harga Rp5.000,00 per cup , kita sudah bisa menikmati segarnya kelapa muda. Selain es kelapa muda sebagai ta’jil, Tim pasca juga membuat makanan berat sejuta umat yaitu, bakso.

Ketersediaan daging sapi sebagai bahan baku utama pembuatan bakso menjadi salah satu syarat. Bakso ini terdapat berbagai variasi isian yaitu tahu, telur, sayur sawi yang dibandrol dengan harga per porsi Rp20.000,00 dan tanpa telur Rp15.000,00. Bakso yang diolah dari daging sapi dengan campuran sedikit tepung terigu dan resep rahasia menjadikan rasanya berbeda dari bakso lainnya.

Bakso hasil olahan Tim Pangan SMK PP Negeri Kupang. (FOTO: IST)

Walaupun pemasarannya hanya dilakukan di lingkungan sekolah, dalam hitungan menit saja 20 porsi bakso sudah habis terjual. Harga yang terjangkau dan rasa yang enak membuat olahan bakso ini laris terjual. “Harapan kedepannya, dalam mengolah makanan kami ingin membuat variasi makanan agar produk kami terus berinovasi,” ujar Ibu Nike.

Sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menaruh harapan besar pada generasi milenial dalam pembangunan pertanian. Menurutnya milenial harus berani menjadi petani atau mendirikan starup pertanian.

"Usaha pertanian itu paling pasti untuk dilakukan. Selain untuk ekonomi, bisa juga membuka lapangan kerja. Coba bandingkan dengan usaha tambang yang membutuhkan waktu 10 tahun - 20 tahun baru bisa mendatangkan hasil. Kuncinya adalah ada kemauan dan pintar dalam membaca peluang pasar," ujar Mentan Syahrul.

Membaca peluang pasar merupakan hal yang esensial yang wajib hukumnya bagi seorang entrepreneur bila ingin sukses. Kelihaian dalam membaca peluang pasar baiknya dilakukan mulai dari saat memulai suatu usaha, mengembangkan usaha, melakukan segmentasi pasar, hingga saat melakukan perluasan usaha.

Kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan, insan pertanian harus bisa menguasai sistem dan jejaring produksi, utamanya dalam hal supply and demand.

“Insan pertanian tak terkecuali petani dan pengusaha pertanian harus menguasai supply and demand. Dimana kita harus memastikan ketersediaan produk dan pintar membaca apa yang menjadi kebutuhan pasar. Supply and demand akan berpengaruh pada fluktuasi harga. Seringkali terjadi over produksi sebuah produk pertanian lantaran supply and demand tak dikuasai dengan baik. Akibatnya terjadi kelebihan produk daripada permintaan pasar yang membuat harga menjadi terjun bebas," jelas Dedi. (*)

Penulis: Luluk J. Pertiwi
Editor: Luthfi Retriansyah

  • Bagikan