Paripurna Pembahasan AKD di DPRD TTU Nyaris Ricuh, Ini Pemicunya

  • Bagikan
BAHAS AKD. Suasana sidang pembahasan pergantian pimpinan dan anggota AKD DPRD TTU, Kamis (28/4). (FOTO:JOHNI SIKI/TIMEX)

KEFAMENANU, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kamis (28/4), membahas pergantian pimpinan dan anggota alat kelengkapan dewan (AKD), nyaris ricuh.

Hal itu dipicu adanya ketidakpuasan terhadap pimpinan DPRD Hendrik F. Bana, yang dinilai gagal mengendalikan sidang paripurna tersebut. Sejumlah fraksi menilai pimpinan sidang tidak paham mekanisme dan tidak akomodatif. Disaat terjadi hujan intrupsi dan nyaris ricuh, sejumlah anggota fraksi justri memilih wolk out dari ruang sidang. Tercatat tiga fraksi yang memilih walk out, yakni Fraksi Ampera, Fraksi Indonesia Sejahtera, dan Fraksi Gerindra.

Ketua Fraksi Gerindra 2019-2022, Fabianus One Alisiono melakukan aksi wolk out saat beberapa kali meminta sidang diskors karena pengumuman komposisi fraksi, dinilai mengabaikan surat DPC Partai Gerindra TTU yang mengusulkan perubahan komposisi fraksi.

Akibat tidak didengar, Fabianus terus mendesak untuk menunjukan surat DPC Gerindra. Namun pimpinan tampak kelabakan dan dari meja pimpinan terus melanjutkan sidang.

Fabianus melakukan aksi wolk out sambil berteriak-teriak akan mempolisikan pimpinan DPRD TTU yang sengaja menghilangkan surat Partai Gerindra terkait usulan pergantian Ketua Fraksi Gerindra. "Ini surat menyurat di DPRD TTU sembrawut. Jangan intervensi kepentingan Partai Gerindra. Saya akan lapor polisi," teriak Fabianus sambil berjalan meninggalkan ruang sidang.

Fabianus merasa heran karena usulan Partai Gerindra terkait AKD tidak diakomodir. Ini kepentingan fraksi bukan kepentingan AKD sehingga dipermainkan pimpinan sidang.

Tak puas, Fabianus bersama semua anggota Fraksi Gerindra meninggalkan ruang sidang. Selain Fabianus, anggota DPRD dari Fraksi Nasdem, Paulinus Efi juga memberikan interupsi. Karena meminta pimpinan DPRD skorsing terkait alasan dan dasar pencabutan dirinya dari Ketua Fraksi Nasdem. Karena tidak didengar, Paulus Efi justru melancarkan interupsi bahkan sempat pukul-pukul mejanya.

Kendati diberikan peringatan, Paulus terus mempertanyakan keabsahan penunjukkan Paulus J. Naibesi sebagai Ketua Fraksi Nasdem yang baru. Alasannya, kata mantan Ketua Fraksi Nasdem, ada mekanisme internal mengenai komposisi Fraksi Nasdem. Bagi Paul, perubahan komposisi fraksi harus ada SK dari DPP Nasdem di Jakarta.

"Ketua DPRD TTU tidak asal main copot begini. Jangan mentang-mentang Ketua DPC Nasdem lalu main copot. Ini tidak sah," ungkap Paul usai sidang.

Sementara Sekretaris Fraksi Ampera Yohanes Salem mengungkapkan, sejumlah fraksi melakukan walk out karena diduga pimpinan sidang tidak memberikan kesempatan atau skorsing untuk memperbaiki alat kelengkapan dewan yang dimasukkan masing-masing fraksi.

"Ketua DPRD TTU jangan berpikir bahwa dia memiliki kuasa absolut yang kemudian tidak mau mengakomodir pikiran dari fraksi-fraksi. Ini lembaga politik. Tentu semua fraksi memiliki kepentingan. Usulan fraksi tidak diakomodir sehingga kami dari Fraksi Ampera minta untuk sidang di-skorsing," ujarnya.

Meskipun ada berbagai aksi dan bebagai kekurangan dokumen dari pihak Sekwan, Pimpinan DPRD TTU terus melanjutkan sidang dengan mengumumkan komposisi fraksi dan melakukan pengumuman serta menetapkan anggota AKD DPRD TTU periode 2022-2024. Selanjutnya dilakukan pemilihan pimpinan AKD, khususnya komisi-komisi.

Untuk diketahui, sidang paripurna ini yang dijadwalkan dibuka pukul 09.00 Wita molor hingga pukul 14.00 wita. Saat pukul 18.30 Wita, sidang belum ditutup. Unsur pemerintah yang hadir sejak pagi nampak masih menunggu hasil rapat AKD.

Sidang dipimpin Ketua DPRD TTU Hendrikus F. Bana didampingi Wakil Ketua Agustinus Tulasi dan Yasintus Lape Naif. Sedang dari unsur pemerintah hadir Plt Sekda TTU Fransiskus Fay dan sejumlah pimpinan perangkat daerah. (*)

Penulis: Johni Siki
Editor: Marthen Bana

  • Bagikan