KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Citra Bangsa (FK-UCB), Vinsensius Making mengingatkan pemerintah daerah agar tetap menjaga dan mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 jelang dan selama perayaan hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah. Pasalnya, lonjakan kasus bisanya terjadi jika protokol kesehatan tidak diterapkan secara baik dan ketat oleh masyarakat. Pengalaman perayaan hari raya sebelumnya telah membuktikan peningkatan kasus itu.
"Kita patut waspada karena tahun ini telah diberikan kelonggaran. Maka peluang kembali tingginya kasus sangat besar," ungkap Vinsensius Making ketika dimintai tanggapannya, Jumat (29/4).
Dikatakan, berkaca dari pengalaman tahun sebelumnya, setiap kali mudik lebaran akan terjadi lonjakan kasus.
Vinsensius meminta masyarakat agar berhati-hati saat silahturami, terutama pada mereka yang berisiko seperti orang tua, anak-anak, mereka dengan komorbit, dan mereka yang belum melakukan vaksinasi lengkap.
"Kita yang telah vaksin lengkap juga jangan anggap remeh sebab walau telah vaksin kita masih tetap dapat menyimpan dan membawa virus ke mana-mana. Nah, apabila kita menularkan kepada mereka yang berisiko tadi maka lonjakan kasus akan sangat mudah terjadi," sebutnya. "Juga apabila terlalu lelah kita dapat drop oleh virus ini. Oleh sebab itu, tetap patuhi protokol kesehatan selama lebaran ini," tambahnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil NTT, dr. Messerasi Ataupah mengaku, pihaknya terus mengingatkan agar semua masyarakat tetap patuh menerapkan prokes untuk mencegah penularan Covid-19.
Messerasi menyebut, kalau penyebaran kasus Covid-19 itu akibat dari lengahnya warga dalam menerapkan prokes selama menjalankan aktivitas kesehariannya.
Selain itu, bagi warga yang belum mendapat vaksin, diminta agar segera mungkin mendatangi fasilitas kesehatan terdekat guna mendapat suntikan vaksin.
Menurutnya, dengan vaksinasi bisa memberi kekebalan tubuh yang membantu membentengi diri dari virus Covid-19. "Hanya dengan prokes dan vaksinasi sajalah yang bisa memutuskan mata rantai penyebaran ini," sebutnya. (r3)