KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Bobby Tinung Pitoby kembali terpilih secara aklamasi untuk memimpin cabang organisasi Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Provinsi NTT. Bobby terpilih aklamasi dalam forum Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) PRSI NTT yang berlangsung di Hotel Kristal, Sabtu (22/4) pekan lalu. Bobby akan memimpin organisasi cabang olahraga air ini untuk periode 2022-2026.
Musorprov tersebut diikuti 16 Pengurus Kabupaten (Pengkab)/Pengurus Kota (Pengkot) PRSI se NTT, dan dihadiri langusung utusan dari PB PRSI, yakni Wakil Ketua I, Sarman Simanjorang, Kabid Organisasi, Ade Syam serta Kabid Revitalisasi dan Pengadaan Sarana dan Prasarana, Noviandri Daftuni. Acara Musorprov sendiri dibuka secara resmi Kadispora NTT, Hilda Bria Seran mewakili Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi.
Ini merupakan periode kedua Bobby Pitoby mendapat kepercayaan memimpin Pengprov PRSI NTT, dan usai Musorprov tersebut, Bobby dan 24 pengurus lainnya langsung di lantik oleh Wakil Ketua I, Sarman Simanjorang mewakili Ketua Umum PB PRSI, Anindya Bakri.
Kepara wartawan usai pelantikan, Bobby mengungkapkan, sebagai ketua terterpilih, dirinya telah menyiapkan lima program strategis untuk dilaksanakan empat tahun ke depan dalam periode kedua kepemimpinannya di PRSI NTT. Program strategis ini sudah dipaparkannya dalam forum Musorprov.
Bobby mengatakan, untuk periode 2022-2026, tema yang diangkat PRSI NTT adalah "Aquatic Bangkit, NTT Berprestasi". "Ada beberapa isu stratgeis yang kita akan laksanakan di tahun 2022-2026. Pertama, penguatan kapasitas melalui pelatihan pelatih, wasit, dan juri," jelasnya.
Hal ini, kata Bobby, perlu dilakukan karena atlet-atlet NTT sebenarnya bisa berprestasi dengan baik. "Tapi gayanya sembarangan dan belum sesuai standar. Dasarnya mereka itu belum ada," bebernya.
Karena itu, lanjut Bobby, diperlukan pelatih yang baik, untuk bisa melatih anak-anak NTT dasar-dasar berenang yang benar. "Itu dulu, baru mereka bisa berkembang ke depan. Dan itu menjadi konsep yang dalam dua tiga bulan ke depan ini kita sudah akan mengadakan pelatihan pelatih, wasit dan juri. Dan ini juga sesuai dengan arahan Ketua KONI NTT agar NTT bisa berprestasi menuju PON 2024 dan juga PON 2028," ungkapnya.
"Jika kita tidak ada wasit dan juri, maka kita akan jadi penonton dan tidak bisa berpartisipasi. Apalagi kalau kita tuan rumah PON 2028, kita tidak ada official, wasit/juri, kita akan jadi penonton di rumah sendiri," imbuhnya.
Program kedua, kata Bobby, adalah memperbanyak even renang sebagai ajang untuk menjaring atlet berbakat. "Dengan mengadakan lomba-lomba, akan memberikan kita kesempatan untuk menjaring dan merekrut atlet-atlet baru, karena bukan saja kita mencari atlet yang jago, tapi ada representasi dari seluruh kabupaten/kota. Dan kalau catatan waktunya bagus serta dasarnya juga bagu, kita bina dia," tandas Bobby
Selanjutnya, sambung Bobby, program ketiga adalah mendorong pembentukan klub renang di daerah, karena atlet-atlet renang bisa di dapat dari klub-klub yang terbentuk di daerah masing-masing.
"Kalau Klub-klub tidak terbentuk di daerah, maka otomatis tidak ada atlet. Dan ini akan kita fokus di setiap kabupaten/kota untuk membentuk klub renang masing-masing agar bisa mendapatkan atlet binaan Klub," terangnya.
Program keempat, demikian Bobby, PRSI NTT akan mengembangkan pola kemitraan ke depan dengan klub renang profesional dan berprestasi di level nasional. "Ini kita lakukan untuk mendorong atlet kita yang sudah ada potensi untuk dikirim berlatih di klub-klub renang di Jawa, agar bisa lebih berkembang lagi dan bisa berkompetisi di level nasional dan internasional. Kalau hanya jago kandang saja, kita tentunya sulit untuk berkompetisi di level PON dan lainnya," ujar Bobby.
Program kelima, sebut Bobby, PRSI kedepan juga akan menjalin kemitraan dengan BUMN dan pihak lainnya untuk pengembangan olahraga renang, karena tidak bisa hanya mengandalkan dana dari KONI NTT atau Pemda.
"Kita harus bisa menjalin kerja sama dengan BUMN yang ada untuk mensponsori kita ke depan. Contohnya seperti Pelindo yang berhubungan dengan laut, termasuk juga Bank NTT, agar kegiatan di daerah bisa berjalan dengan baik," pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua I PB PRSI, Sarman Simanjorang dalam sambutannya saat menutup kegiatan Musorprov mengatakan, PRSI NTT harusnya bangga, karena ada pengusaha yang mau berkorban untuk Aquatic di NTT.
"Tak banyak yang seperti Bobby Pitoby ini, karena di PRSI itu yang dibutuhkan adalah pengorbanan dan murni tanggung jawab untuk mengurus aquatic NTT agar mampu berbicara di tingkat nasional dan internasional," kata Sarman.
Menurutnya, potensi atlet renang di NTT ada, tetapi belum tergali. Karena itu, apa yang diharapkan oleh pengurus terkait dengan pelatihan pelatih, wasit, dan juri nantinya akan dikoordinasikan dengan bidang pelatihan dan wasit.
"NTT bisa jadi tuan rumah pelatihan pelatih dan wasit, dan kita akan lihat jadwalnya, supaya kegiatan pelatihan ini sekali diadakan di NTT," janji Sarman.
Sementara itu, Kadispora NTT Hilda Bria Seran ketika menutup Musorprov tersebut mengharapkan agar kepengurusan PRSI NTT 2022-2026 bisa berjalan baik dan lancar ke depan. "Intinya, bagaimana pengurus yang terpilih ini, bisa meningkatkan prestasi olahraga aquatic NTT ke depan, dan tantangannya ada berapa atlet yang akan lolos ke PON 2024 di Aceh-Sumut," kata Hilda.
Hilda juga mengharapkan PRSI bisa menggelar kompetisi renang, yang dimulai dari sekolah.
"Kalau kompetisi renang tingkat sekolah ini berjalan baik, maka akan kita masukkan renang sebagai salah satu Cabor yang dipertandingkan di POPDA NTT 2023," ungkapnya.
Hilda menegaskan, kepemimpinan Boby Pitoby periode kedua ini, PRSI harus mampu menorehkan prestasi. "Karena itu, program kerja PRSI NTT harus jelas, dan Dispora NTT siap berkolaborsi dengan PRSI NTT ke depan," kata Hilda. (rum)
Editor: Marthen Bana