KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang terus melakukan pendampingan dalam peningkatkan ekonomi kepada masyarakat desa melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM). Kali ini, yang menjadi sasaran pendampingan yakni masyarakat Desa Oeteta, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang.
Desa Oeteta merupakan salah satu desa yang memiliki pangan lokal melimpah, mulai dari beras, pisang, kelapa serta hasil laut seperti budidaya udang. Budidaya udang pada umumnya hidup di laut, tetapi ada beberapa jenis udang yang juga hidup di air tawar. Adapun kandungan yang dimiliki udang memiliki kadar air 78 persen, kadar abu 3,1persen, karbohidrat 0,4 persen, protein 16,72 persen, kalsium 161 mg, fosfor 292 mg, zat besi 2,2 mg, dan natrium 418 mg.
Udang sangat bagus untuk dikonsumsi, namun yang terjadi di Desa Oeteta, masyarakat hanya menjual hasil tangkapan mereka ke pasar dan ada juga ke Kupang.
Melihat potensi pemanfaatan dari udang sangat banyak, Dosen Fakultas Ekonomi (FE) UKAW Kupang, Melvin K. Djami Rane memandang perlu untuk mendampingi dan membantu masyarakat meningkatkan hasil produksi dengan udang dikemas menjadi sebuah produk dengan nilai jual yang tinggi.
Pengabdiannya itu mengusung judul "Strategi Inovasi Bumdes dalam Peningkatan Nilai Tambah Udang untuk Perbaikan Ekonomi Desa Oeteta Kecamatan Sulamu" dengan tujuan mengembangkan pangan pokok sumber karbohidrat dengan berbagai bentuk olahannya yang dapat disandingkan dengan nasi, yang berbahan baku sumber pangan lokal.
"Membangun kesadaran masyarakat untuk kembali pada pola konsumsi pangan pokok asalnya melalui penyediaan bahan pangan pokok selain beras serta sosialisasi dan promosi diversifikasi pangan," kata Melvin Djami kepada TIMEX di Kupang, Jumat (29/4).
Dikatakan, di Desa Oeteta, saat ini memiliki potensi udang yang dangat luar biasa untuk di konsumsi dengan cara digoreng dan direbus tanpa diolah menjadi produk yang bernilai tinggi bagi perbaikan ekonomi masyarakat Desa Oeteta. Padahal akan lebih menguntungkan jika udang ini di kemas menjadi suatu produk yang punya nilai jual.
Menurutnya, terdapat dua aspek permasalahan spesifik kondisi dari mitranya itu yakni produksi masih produk udang belum diferensiasi ke produk pengolahan yang lain.
"Selama ini kelompok mitra kami ini hanya menjual di pasar tradisional dan perhitungan biaya produksi berdasarkan perkiraan dan tenaga kerja pemilik maupun anggota keluarga tidak diperhitungkan," ujarnya.
Melalui PKM, kata Melvin, pihaknya ingin melakukan diferensiasi produk sehingga produk tidak dijual hanya dalam bentuk udang namun dengan berbagai varian udang olahan serta melakukan pengemasan yang menarik agar dapat menarik minat pembeli.
"Mitra kami ini dapat meningkatkan ekonomi mereka dengan mengolah udang dalam berbagai varian dan dapat memisahkan keuangan pribadi dan keuangan usaha sehingga usaha mereka dapat lebih maju," katanya.
Pada kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi itu juga, Melvin menawarkan berbagai solusi dan menargetkan agar dari masalah yang dialami mitra, dapat diferensiasi produk menjadi aneka produk pangan lokal olahan seperti, peyek udang dengan membuat pengemasan yang menarik bagi setiap produk. Dari sisi aspek produksi, dapat dijual tidak hanya di jual di pasar tradisional namun juga di e-marketing.
Dijelaskan pelaksanaan pengabdian selama lima minggu itu dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif. Pendekatan ini diperlukan partisipasi dari perajin dan stakeholder dengan menggunakan “Metode Button Up”, dimana perencanaan kegiatan diharapkan dapat menjawab kebutuhan mitra secara partisipatif. "Mulai dari ceramah, diskusi, dan praktik pembukuan, dan inovasi produk," katanya.
Usaha, kerja keras, dan kerja sasama pada kegiatan PKM kali ini, kata Melvin, juga tidak menghianati hasil. Adapun dicapai dalam kegiatan PKM internal tentang inovasi produk lokal di Desa Oeteta ini yakni masyarakat dan aparat desa lebih paham akan pentingnya pengembangan hasil perikanan sehingga mempermudah masyarakat dalam pengolahan hasil perikanan di desa.
Kegiatan itu juga menghasilkan peyek udang setelah adakan praktik dengan bahan dasar udang. "Dengan adanya pengembangan hasil perikanan harapan tim agar dapat memperbaiki ekonomi masyarakat Desa Oeteta," harapnya.
Ditegaskan, kelayakan UKAW sebagai lembaga pendidikan tinggi, mengemban Tri Dharma sesuai dengan amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. "Salah satu tugas yang diemban adalah dharma pengabdian yang dikoordinir oleh Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat UKAW," tutupnya. (r3/rum)
Editor: Marthen Bana