Ketua TP PKK Matim Kunjungi dan Bantu Penyandang Difabel
BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Theresia Wisang-Agas, menunjukan kepeduliannya terhadap anak penderita hidrosefalus, Fransiskus Chiano Mekang dan anak penyandang difabel, Rivaldus Eman Jalu, di Kecamatan Kota Komba.
Fransiskus Chiano yang berusia 8 bulan merupakan buah cinta dari pasangan suami istri, Hironimus Dado dan Lidia Nartiana Susanti. Warga Kampung Dalo, Desa Pong Ruan ini sudah dua bulan menderita hidrosefalus. Penyakit yang dideritanya itu belum diobati, lantaran kedua orang tuanya tidak mampu secara finansial.
Sementara anak Rivaldus yang kini berusia 7 tahun mengalami kelainan fisik sejak lahir. Anak dari pasangan suami istri, Marten Japi dan Magdalena Din ini terlahir dengan kondisi kaki kanannya terlipat dan tidak berfungsi normal.
Terhadap Rivaldus, anak penyandang difabel ini, Theresia Wisang datang ke rumahnya di Kampung Wolo Sambi, Desa Komba, dan menyerahkan alat bantuan tongkat. Apalagi terhitung berapa bulan ke depan, Rivaldus akan masuk sekolah. Jarak tempuh dari rumah menuju sekolah, sekira 1,5Km.
"Dua anak yang saya kunjungi ini butuh bantuan. Setelah saya dapat informasi dari orang, saya langsung pergi bertemu dan membawa bantuan. Untuk anak Chiano, saya bawa bantuan sembako. Sementara anak Rivaldus, saya bantu tongkat," ungkap Theresia Wisang kepada TIMEX di Borong, Jumat (29/5).
Menurut Theresia, bantuan yang ia berikan kepada kedua anak itu, tentu tidak seberapa. Namun ia berharap bisa membantu dan meringankan beban keluarga. Khusus untuk anak Chiano yang menderita hidrosefalus, saat ini ada satu yayasan sedang membantu biaya untuk pengobatan ke rumah sakit. Sehingga dengan harapan, anak Chiano bisa sembuh.
"Menurut orang tuanya, anak Chiano ini sempat dibawa ke rumah sakit di Ruteng, Kabupaten Manggarai. Oleh dokter, anak ini harus di rujuk ke Bali. Karena ekonomi keluarga tidak mampu, sehingga belum bisa dirujuk. Tapi saat ini, ada satu yayasan yang sedang bantu untuk pengobatan ke rumah sakit luar daerah," kata Theresia.
Theresia berharap, proses untuk pengobatan dari anak Chiano ini, bisa berjalan lancar. Selain itu juga, ada kepedulian dari pihak lain, untuk membantu anak Chiano dan keluarga. Informasi yang diperoleh Ketua TP PKK Matim ini dari pihak keluarga, bahwa anak Chiano menderita Hidrosefalus sejak usia 2 bulan. Diduga, kepala membesar itu karena ada cairan di bagian kepala.
"Sementara untuk anak Rivaldus, dengan tongkat dia bisa jalan, sehingga keinginan untuk sekolah seperti anak lainnya bisa terwujud. Saya pun sudah berpesan kepada anak Rivaldus, harus tetap semangat dan harus sekolah. Raih cita-cita, agar kelak bisa menjadi kebanggaan keluarga, masyarakat dan negara," tutur Theresia.
Menurutnya, semua itu yang paling penting adalah dukungan dari semua pihak. Baik keluarga maupun lingkungan dia bermain. Terhadap kekurangannya, tidak perlu mengejeknya. Mungkin ada makna atau pesan sendiri dari Tuhan untuk kekurangan fisik yang dialaminya. Sehingga, kepada semua orang, tidak boleh mengeluarkan kata-kata yang membuat dia sakit hati.
"Saya berharap, kita tidak boleh mengejek tentang kekurangannya. Sebab kekurangan yang dimiliki seseorang itu, merupakan rahmat pemberian dari Tuhan. Sehingga mungkin ada makna atau pesan Tuhan di balik ini. Tugas kita adalah mencintainya dengan penuh kasih. Kita pun berharap, untuk bisa membantu semampunya untuk keluarganya,” pungkasnya. (*)
Penulis: Fansi Runggat
Editor: Marthen Bana