KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kupang, drg Retnowati mengaku, sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan apakah ada kasus dengan gejala sama seperti Hepatitis akut atau misterius yang saat ini menjadi perhatian dunia.
"Setiap bulan, Dinas Kesehatan Kota Kupang mendapatkan laporan dari RSUD S. K. Lerik tentang kasus yang ditangani di rumah sakit, namun sejauh ini tidak ada laporan," ujarnya saat diwawancarai per telepon, Jumat (6/5).
Retnowati mengaku, dari Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Kota Kupang juga terus memantau kasus ini, perkembangannya seperti apa selalu dilaporkan.
Retnowati menjelaskan, Hepatitis misterius ini menyerang pada organ hati yang merupakan virus dan menular apabila ada medianya atau melalui perantara. Oleh karena itu, lanjutnya, masyarakat perlu waspada dan mencegah adanya penularan untuk virus apapun.
"Karena yang namanya virus itu tumbuh dan menular melalui perantara, maka satu-satunya untuk mencegah adalah dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat serta tetap menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, mencuci piring dan sendok, gelas dan perlengkapan lainnya dengan benar dan pastikan bersih. Terutama pada alat makan anak," jelasnya.
Untuk makanan, Retnowati juga meminta agar proses masak dan menyajikan makanan harus benar-benar dipastikan matang agar virus dan kuman berbahaya dipastikan hilang.
Virus ini, kata Retnowati, masih diteliti, apakah merupakan lanjutan atau mutasi dari virus varian Omicron karena saat ini menyerang usia anak. "Karena sampai saat ini belum semua anak divaksin, jadi masih diteliti di tingkat pusat dalam hal ini Kementerian Kesehatan," ungkapnya.
Kalau untuk penyakit hepatitis, demikian Retnowati, pada umumnya bisa menyerang usia anak hingga dewasa atau siapa saja bisa terserang.
Terpisah, dokter spesialis anak RSUD S. K. Lerik, dr. Karolina Tallo, Sp.A., mengatakan, penularan penyakit hepatitis akut ini sementara menjadi perhatian serius. Pasalnya, sampai saat ini penyebabnya belum diketahui secara pasti.
"Jadi dikatakan hepatitis misterius karena belum diketahui penyebabnya. Hepatitis sendiri adalah peradangan atau kerusakan pada hati. Akut artinya penyebabnya mendadak dan berat, jadi dikatakan hepatitis akut berat karena memang manifestasi kritisnya berat," ujar dr. Karolina saat diwawancarai di ruang kerjanya, Jumat (6/5).
Karolina menjelaskan, sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti tetapi disinyalir disebabkan karena adanya virus. Hanya belum pasti karena masih dilakukan investigasi dan penelitian.
Gejala hepatitis akut berat, kata dr. Karolina, adalah yang berhubungan dengan pencernaan yaitu mual, muntah, sakit perut, dan diare. Gejala lanjutannya adalah tampak kuning pada mata, kulit dan ada perubahan pada air kencing yang berwarna seperti teh pekat, dan tinja yang berwarna putih dengkul disertai dengan gatal pada kulit.
Gejala klinis lebih lanjut, demikian dr. Karolina, adalah penurunan kesadaran pada penderita, dari laboratium didapati adanya peningkatan kadar enzim hati yaitu meningkatkan sampai 500 nilainya.
"Hepatisis A, B, C, D dan E, tidak ada hubungannya dengan hepatitis akut misterius ini. Karena dari kasus-kasus yang sudah terjadi di luar negeri, dilakukan pemeriksaan virus Hepatitis A, B, C, D, dan E tidak ditemukan, sehingga dikatakan misterius karena belum tahu penyebabnya. Dan tidak termasuk dalam hepatitis yang sudah diketahui," ujarnya.
Sampai saat ini, kata dr. Karolina, belum ada vaksin untuk hepatitis akut misterius ini. Sementara untuk hepatitis A, B, C, D, dan E sudah ada, yaitu vaksin Hepatitis B dan A. "Hepatitis akut yang misterius ini terjadi peningkatan enzim hati yang sangat tinggi mencapai 500," ucapnya.
Dokter Karolina menyebutkan, berdasarkan kejadian di luar negeri diklasifikasikan hepatitis akut misterius ini terjadi pada usia 16 tahun ke bawah, penularan untuk orang dewasa belum ditemukan. "Sudah ada bantahan resmi bahwa hepatitis akut misterius ini tidak ada hubungannya dengan vaksin Covid-19 bagi anak, sehingga diimbau kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir," ujarnya.
Dokter Karolina berharap kasus ini tidak terjadi seperti kasus Covid-19 sampai ada kasus berat. Ia juga berharap pemerintah segera mendapatkan alat untuk mendeteksi penyebab virus misterius ini sehingga lebih mudah untuk menghentikan penularan dan pencegahannya.
Menjawab pasien yang ditanganinya, dr. Karolina memastikan, sampai saat ini, belum ditemukan kasus dengan gejala seperti hepatitis akut misterius tersebut. Baik di RSUD S. K. Lerik maupun di tempat praktiknya.
"Kami berharap tidak masuk sampai ke Kota Kupang. Kami juga sudah mendapatkan petunjuk dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, instruksi upaya-upaya untuk penatalaksana penyakit ini," jelas dr. Karolina.
Dokter Karolina mengimbau seluruh masyarakat Kota Kupang khususnya, dan NTT pada umumnya agar ketika anak mengalami gejala seperti yang disebutkan, yaitu diare, gejala kuning perubahan pada urine dan BAB, maka segera dibawa ke rumah sakit. Minimal apabila terjadi gangguan saluran pencernaan maka segera dilarikan ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Jangan baru datang ke fasilitas kesehatan ketika kondisi sudah berat. Untuk perawatan pasien tersebut juga dirawat di ruangan isolasi," tegasnya.
Untuk penularannya sangat penting diketahui. Menurut dr. Karolina, penularannya melalui saluran pencernaan dan saluran pernapasan. Penularan melalui saluran pencernaan misalnya dari makanan, sementara dari pernapasan misalnya sama seperti virus Covid-19.
Saat ini, pembelajaran di sekolah sudah mulai dilakukan dengan tatap muka langsung, maka pihak sekolah dan orang tua wajib untuk memperhatikan kebersihan, menggunakan masker, cuci tangan yang bersih dan makan makanan yang matang, serta jangan menukar alat makan dan menjaga jarak.
"Apabila anak-anak mengalami gejala seperti yang tadi disebutkan maka segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat, sehingga kita dokter bisa mempunyai ruang yang lebih luas untuk melakukan pertolongan. Jangan datang pada saat sudah berat atau sudah terjadi penurunan kesadaran, akhirnya tenaga kesehatan tidak bisa memberikan pertolongan yang maksimal. Orang tua diminta jangan panik tetapi harus tetap waspada," tegasnya.
Terpisah, Ketua Posko Angkutan Udara Idul Fitri Tahun 2022, Bandara El Tari Kupang, Yudhi Koestono mengatakan, untuk mengantisipasi adanya penularan kasus baru Hepatitis Misterius melalui Bandara El Tari Kupang, saat ini susah dilengkapi dengan posko yang di lebih difokuskan pada pemberian vaksin Covid-19, vaksin dosis peetama, kedua, dan booster.
"Tetapi untuk kasus hepatitis misterius tentunya kami harus berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan terkait dengan petunjuk dan pengarahan untuk segera ditindaklanjuti," jelasnya. (r2)