KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pemerintah Privinsi (Pemprov) NTT bersama UNICEF menggelar acara Launching Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) bersama pemerintah provinsi lainnya di Indonesia yang dilakukan secara online, Rabu (18/5). Khusus di NTT, acara ini berlangsung di Sekolah Dasar Citra Bangsa Kupang.
Peluncuran program BIAN ini dilakukan secara nasional oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin. Hadir dalam acara ini, Asisten I Setda NTT, Erni Usboko, Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Wilayah NTT dan NTB, Yudhistira Yewangoe dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, dr. Meserasi Ataupah.
Menkes Budi Gunadi Sadikin saat me-launching program BIAN, yang diikuti secara virtual oleh Pemprov di seluruh wilayah Indonesia, mengatakan, secara global tercatat sebanyak 23 juta anak melewatkan imunisasi pada tahun 2020.
Angka ini, kata Menkes, 3,7 juta lebih banyak dibandingkan tahun 2019 dan tertinggi sejak tahun 2009. "Dari pandemi Covid-19 Indonesia kita belajar banyak hal. Dalam hal pengelolaan vaksinasi Covid-19, dengan melibatkan semua komponen bangsa, pengalaman baik tersebut dapat direplikasi pada program imunisasi rutin ini," kata Menkes.
Menkes Budi Sadikin mengatakan, dengan momentum bulan imunisasi ini, diharapkan dapat meningkatkan semangat tenaga kesehatan, masyarakat dan jajaran pemerintahan daerah maupun mitra pembangunan, untuk menjalankan program imunisasi.
Terpantau media ini, ratusan anak-anak didampingi para orang tua dan guru, mengikuti kegiatan vaksinasi atau imunisasi yang difasilitasi Dinas Kesehatan Kota Kupang melalui Puskesmas Oepoi.
Pencanangan BIAN dengan sasaran anak usia imunisasi tambahan campak-rubella diberikan kepada anak usia 9 bulan sampai 12 tahun. Ada pun program imunisasi KEJAR, yang diberikan kepada anak usia 12 bulan sampai dengan 19 bulan, yang tidak atau belum lengkap dosis imunisasi polio, DPT-HB-Hib.
Manfaat BIAN ini merupakan momen penting untuk melindungi anak-anak Indonesia dari kesakitan dan kecatatan akibat campak, rubella, polio, difteri, pertusis atau batuk rejan, hepatitis B, pneumonia atau radang paru, dan miningitis atau radang selaput otak.
Pelaksanaan BIAN ini dilaksanakan di semua Posyandu, TK/PAUD, Sekolah, Puskesmas, dan Pustu serta rumah sakit.
Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Wilayah NTT dan NTB, Yudhistira Yewangoe mengatakan, UNICEF melalui kantor perwakilan di Kupang menyerukan pentingnya pemenuhan hak anak di bidang kesehatan melalui pemberian imunisasi lengkap.
Yudhistira Yewangoe menyampaikan, Indonesia telah berkomitmen untuk mendukung agenda pengendalian penyakit global. Dengan momentum BIAN, UNICEF mendukung pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk memastikan setiap anak mendapatkan haknya menjadi sehat.
Di masa pandemi, kata Yudistira, imunisasi aman dan tetap wajib dilakukan. Berbagai penyakit dapat dicegah dengan imuniasi. Apabila anak sehat, anak dapat mencapai potensi terbaiknya.
"Komitmen kami dalam kesehatan anak sangat kuat. Tidak boleh ada satupun anak yang meninggal akibat suatu penyakit yang sebenarnya dapat dicegah. Oleh karena itu, kita semua harus berkejasama dalam menyukseskan program imunisasi di NTT," pintanya.
Menurut Yudistira, UNICEF bermitra dengan Pemprov NTT dalam meningkatkan cakupan imunisasi rutin anak termasuk vaksinasi Covid-19. UNICEF telah memberikan dukungan secara teknis terkait manajemen rantai dingin penyimpanan vaksin, perencanaan dan strategi mikro pelaksanaan imunisasi dan kampanye peningkatan minat masyarakat terhadap vaksin untuk mencapai kekebalan kelompok (Herd Immunity).
Sementara itu, Asisten I Setda NTT, Erni Usboko mengatakan, Pemprov NTT siap menyukseskan bulan imunisasi anak nasional bersama semua unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di NTT, dengan target sasaran imunisasi sebanyak 95 persen atau 2.117.881 anak.
Rinciannya, imunisasi campak rubella terhadap 1.421.992 anak, dan Imunisasi Kejar sebanyak 695.889 anak.
"NTT siap untuk menyukseskan bulan imunisasi anak nasional. Kami percaya bahwa melalui imunisasi, kita melakukan investasi yang baik untuk generasi anak bangsa ke depan, agar ke depan mereka bisa bertumbuh dan berkembang untuk masa depan lebih baik," kata Erni Usboko. (r2)
Editor: Marthen Bana