Kemendikbudristek Didik 8.105 Orang Jadi Guru Penggerak Angkatan Ke-5

  • Bagikan
Dirjen GTK Kemendikbudristek, Iwan Syahril. (FOTO: Istimewa)

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) kembali menggelar Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP). Sebanyak 8.105 guru yang mengikuti program ini merupakan PPGP angkatan ke-5.

Calon Guru Penggerak akan menjalani pendidikan selama enam bulan dan dibekali dengan kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogi. Pada program ini, calon Guru Penggerak akan didampingi oleh 1.504 pengajar praktik, 28 fasilitator, dan 50 instruktur.

“Saya melihat ada kekuatan baru hadir dari dalam diri Bapak/Ibu guru untuk berbuat dan berkontribusi memberikan yang terbaik untuk pendidikan anak bangsa,” ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Iwan Syahril kepada wartawan, Kamis (19/5).

Program Pendidikan Guru Penggerak, lanjut Iwan, merupakan upaya pemerintah menghidupkan kembali semangat, daya juang, dan pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam membangun ekosistem pendidikan.

“Guru Penggerak adalah harapan kita untuk menjadi pemimpin-pemimpin pembelajaran yang akan menggerakkan roda-roda transformasi pendidikan di Indonesia,” imbuhnya.

Melalui PPGP, pemerintah berupaya untuk mengubah paradigma kepemimpinan pendidikan Indonesia. Dari paradigma kepemimpinan yang berfokus kepada administrasi pendidikan menjadi paradigma kepemimpinan yang berfokus kepada pembelajaran murid.

“Melalui program ini, ke depan kita berharap lahir generasi baru kepemimpinan pendidikan Indonesia. Pemimpin-pemimpin pendidikan yang memandang anak dengan rasa penuh hormat, pemimpin-pemimpin yang menomorsatukan murid dalam setiap keputusannya sebagai kepala sekolah, pengawas sekolah, atau bentuk kepemimpinan pendidikan lainnya,” jelasnya.

Untuk itu, PPGP dihadirkan untuk melahirkan pemimpin pendidikan yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik. Murid-murid Indonesia menurut Iwan, adalah pembelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dengan memegang teguh nilai-nilai Pancasila. Sementara itu, guru berperan untuk melahirkan Profil Pelajar Pancasila.
“Melahirkan murid-murid yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong, dan berkebinekaan global,” pungkas Iwan. (jpc/jpg)

  • Bagikan