BA'A, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Jumlah anak stunting di Kabupaten Rote Ndao meningkat 26,1 persen di tahun ini. Prevalensi stunting pada tahun sebelumnya sebanyak 3.103 anak. Data ini tercatat sebagai data stunting oleh Dinas Kesehatan setempat. Tahun ini, angka itu mengalami peningkatan sebanyak 410 anak atau kasus.
Wakil Bupati Rote Ndao, Stefanus M. Saek menjelaskan, penyebab kenaikan angka stunting ini karena minimnya pemantauan yang dilakukan oleh para kader Posyandu. Padahal sasaran pemantauan sudah jelas, yakni terhadap ibu hamil dengan risiko Kurang Energik Kronik (KEK), anemia, dan resiko tinggi lainnya.
Hal lainnya, kata Wabup Stefanus, adalah belum optimalnya intervensi terhadap bayi dua tahun (Baduta) rentan stunting. Selanjutnya, terhadap penggunaan alat ukur serta alat timbang terstandar yang digunakan oleh kader Posyandu.
"Angka tersebut masih tergolong tinggi karena kita harus menurunkan prevalensi stunting hingga minimal 12 persen pada tahun 2024," kata Stefanus M. Saek, dalam sambutanya pada konvergensi rembuk stunting (Aksi 3), di aula New Hotel Ricky, Jumat (20/2).
Untuk itu, Wabup Stefanus meminta perhatian seluruh pihak agar berupaya menekan peningkatan angka stunting tersebut, dengan target penurunan sebanyak 10 persen di setiap wilayah kecamatan, hingga desa dan keluruhan.
Sebagai wujud keseriusan menekan angka stunting tersebut, dilakukan penanda-tanganan komitmen bersama semua elemen terkait, terutama para camat, kepala desa, dan lurah. Dengan demikian akan ada evaluasi ke depan.
"Setelah bulan Agustus tahun ini, akan dievaluasi. Sehingga tidak hanya asal tanda tangan komitmen, tapi dibuktikan dengan aksi nyata. Bagi Camat, Kepala Desa, dan Lurah yang tidak serius melaksanakan komitmen ini, akan diberi sanksi," tegas Wabup Stefanus.
"Karena kita berharap, dari komitmen ini pada akhirnya prevalensi stunting akan menurun demi meningkatnya kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Rote Ndao," harapnya.
Wabup dalam kesempatan itu juga mengapresiasi peran lintas sektor dalam upaya menurunkan angka stunting di wilayah terselatan NKRI itu. "Kita patut mengapresiasi seluruh lintas sektor yang turut bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Rote Ndao dalam upaya mencegah stunting serta mengeliminasi kematian ibu dan bayi. Saya percaya bahwa kerja sama yang baik ini membuahkan hasil yang baik kelak," ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, langsung melayangkan teguran kerasnya kepada seorang camat. Bupati Paulina, kemudian menyarankan untuk diajukan pengunduran diri jika tidak becus mengurus masyarakat di wilayah kecamatan yang dipercayakan.
"Mana Camat Rote Barat Laut. Ada hadir tidak," tanya Bupati Paulina Haning-Bullu, ketika menyampaikan arahan singkatnya. "Siap, hadir," jawab Camat Rote Barat Laut, Melkisedek E. Solle, dan langsung berdiri.
"Tolong kalau mau melayani, melayanilah dengan benar. Karena ketika diberi tanggung jawab, berarti ada harapan untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung-jawab juga. Jangan tidur-tidur saja," tegur Bupati Paulina.
Menurut Bupati Paulina, sudah banyak informasi yang diperoleh dari masyarakat di wilayah Kecamatan Rote Barat Laut terhadap camat tersebut. Bahwa, disaat membutuhkan camat, selalu didapati masih sedang tidur.
"Semua sudah komitmen untuk tekan angka stunting. Jadi saya harap, setelah ini semuanya bisa bekerja keras, untuk mencapainya. Terutama mencegah kematian terhadap ibu hamil. Kita harus berusaha, kalau bisa, datang satu pulang dua," ungkapnya. (mg32)
Editor: Marthen Bana