BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Bupati Manggarai Timur (Matim), Agas Andreas, optimis semua sekolah di wilayah itu akan berpartisipasi aktif dan mempunyai minat yang tinggi dalam memwujdukan kurikulum merdeka. Esensinya, kurikulum merdeka memberikan rasa percaya diri terhadap anak-anak didik dengan tes kelulusan.
Asesmen Nasional yang sekarang dijalankan, tidak bertujuan menghukum guru atau murid, tetapi sebagai bahan refleksi guru terus terdorong untuk belajar, supaya kepala sekolah termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa besar pendidikan.
"Kita tahu tiga dosa ini, yakni perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi. Demikian juga dalam komunitas-komunitas kreatif tidak ada lagi batasan ruang dan dukungan untuk berekspresi," ujar Bupati Agas, dalam upacara Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang dipadukan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Jumat (20/5).
Bupati Agas mengatakan, spirit Boedi Oetomo tentu menjadi modal dasar bangkitnya semua dari situasi dan kondisi yang dihadapi, sebagaimana tujuan didirikan perkumpulan Boedi Oetomo adalah untuk menjamin kehidupan sebagai bangsa yang terhormat dengan focus pergerakan di bidang Pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan.
Bupati Agas melanjutkan, Boedi Oetomo telah meletakan tiga cita-cita bagi kebangkitan nasional yakni memerdekakan cita-cita kemanusiaan, memajukan nusa dan bangsa, serta mewujudkan bangsa yang terhormat di mata dunia. Karena itu, lanjut Bupati Agas, sangat relevan untuk kontekstualisasikan spirit Boedi Otomo dan terobosan Pendidikan Merdeka Belajar.
"Semangat perjuangan meletakan cita-cita kebangkitan nasional yang diprakarsi Boedi Oetomo dapat dijadikan landas pijak bagi semangat perjuangkan Merdeka Belajar, agar terus terpatri bagi seluruh elemen di Kabupaten Matim. Khususnya bagi guru, siswa, dan orang tua murid, dengan harapan berada dalam rel yang sama dan terus terpatri serta diaktualisasikan dalam kehidupan nyata kita," kata Bupati Agas.
Perjuangan itu tidak ada kata akhir, karena sedianya semua selalu dalam proses menuju kesejahteraan. Dengan harapan tetap bangkit, mempertahankan dan mempejuangkan nasionalisme, seperti teladan dan cita-citanya yang telah berhasil meletakan dasar. Sebagai cerminan untuk diteladani sembari tetap menggelorakan semangat Merdeka Belajar.
Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Matim, Basilius Teto, kepada TIMEX mengatakan, kini Kurikulum Merdeka sudah diterapkan di Matim. Sedikitnya ada 59 sekolah yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka. Tentu akan terus didorong, agar semua sekolah di Kabupaten Matim harus jalankan kurikulum merdeka.
"Semua sekolah penggerak di kabupaten Matim, sudah jalankan kurikulum ini. Kedepan suka tidak suka semua harus jalankan, mulai dari TK hingga SMP," kata Teto.
Dikatakanya, tema yang diusung dalam Hardiknas kali ini, yakni memimpin pemulihan bersama, bergerak untuk Merdeka Belajar. Dua tahun terakhir, negara Indonesia banyak menghadapi tantangan. Salah satunya wabah Covid-19, dan tidak dibayangkan bahwa semua dapat mengatasinya.
"Di tengah tantangan yang mendera, kita diajak untuk tangguh menghadapinya dengan menggunakan pola dan trobosan baru, khususnya dalam dunia pendidikan yakni Kurikulum Merdeka Belajar. Dengan Kurikulum ini terbukti mengurangi dampak hilangnya pembelajaran," bilang Teto.
Terpantau, upacara apel Harkitnas dan Hardiknas itu berlangsung di halaman Kantor Bupati Matim di Lehong. Dihadiri Sekda Matim, Boni Hasudungan, unsur Forkopimda, pimpinan OPD, sejumlah ASN, sejumlah guru dan pelajar dalam wilayah Kota Borong, serta undangan lainya.
Upacara itu dimeriahkan dengan sejumlah pertunjukan seni dan atraksi dari pelajar. Juga dilakukan penyerahan hadiah kepada sejumlah pelajar yang juara dalam lomba tutur, lomba pidato bahasa inggris dan indonesia, serta lomba vokal group. Juga dilakukan penyerahan sertifikat pelatihan kepala sekolah kepada sejumlah guru oleh Bupati Agas. (*)
Penulis: Fansi Runggat
Editor: Marthen Bana