Dapat Pembekalan 2 Narasumber Eksternal, 485 Mahasiswa FE UKAW Siap PKL

  • Bagikan
PEMBEKALAN. Kepala Bappelitbangda NTT, Kosmas Lana ketika memaparkan materinya pada acara pembekalan mahasiswa PKL di ruang H UKAW Kupang, Jumat (20/5). (FOTO: INTHO HERIZON TIHU/TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sebanyak 485 mahasiswa Program Studi (Prodi) Menejemen dan Akuntansi, Fakultas Ekonomi (FE), Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang tengah dipersiapkan untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Persiapan diawali dengan pembekalan terlebih dahulu kepada para mahasiswa.

Pembekalan tersebut digelar di Aula H Kampus UKAW Kupang, selama dua hari, yakni Jumat (20/5) dan Sabtu (21/5). Untuk membekali para mahasiswa, panitia menghadirkan dua orang narasumber masing-masing Kepala Bappelitbangda NTT, Kosmas Lana dan perwakilan dari pengusaha, Richard Odja.

Ketua Panitia, Maromi Merlin Mbate, menjelaskan PKL kali ini mengusung tema "Penguatan Kelembagaan Pasca Pandemi Covid-19" di 77 mitra, yakni Pemerintah Kelurahan di Kota/Kabupaten Kupang, pihak swasta, UMKM serta gereja.

Lanjutnya, PKL ini akan berlangsung selama 1 bulan, terhitung 24 Mei - 24 Juni 2022 mendatang dengan di dampingi sebanyak 32 dosen pendamping. Tidak hanya dampingi mahasiswa, para dosen juga akan melakukan pengabdian kepada masyarakat.

"Kita berharap agar dengan PKL ini mahasiswa bisa belajar dan bisa mengimplementasikan pengetahuannya ketika tamat nanti," harapnya.

Kepala Bappelitbangda NTT, Kosmas Lana dalam pemaparan materinya menyampaikan apresiasi kepada pihak fakultas dan universitas yang telah mempersiapkan mahasiswa dan kini mau diterjunkan ke desa.

Ia menyampaikan kepada mahasiswa bahwa di tingkat pemerintah desa, banyak persoalan yang belum bisa ditangani disana. Untuk itu, ia meminta kepada mahasiswa agar bisa membantu pemerintah desa dalam menyelesaikan persoalan administrasi di desa.

"Anda akan menemukan seribu satu macam karakter dan kejadian di lapangan. Kalau temukan hal aneh-aneh jangan ditanggapi tetapi bisa memfasilitasi jika ada pengaduan persoalan dari masyarakat," katanya.

Dikatakan, untuk masalah yang ditemui di desa akan jauh lebih banyak dibandingkan dengan masalah di tingkat Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi.

"Ketika ada pengeluhan dari masyarakat, terkait masalah yang ada maka mahasiswa harus meneruskan laporan tersebut kepada yang berkewenangan. Jangan di diamkan. Karena mereka sering selama ini takut melaporkan," ujarnya.

"Boleh ikut dan rasakan apa persoalan dan solusi yang diberikan pemerintah desa. Boleh nguping karena itu bukan urusan mu tapi kewajiban mu membantu mereka," tambahnya.

Ia mengingatkan kepada mahasiswa agar menjaga nama baik fakultas ekonomi dan universitas dengan menunjukn perilaku sebagai seorang mahasiswa yang baik karena perilaku yang buruk di desa akan dikaitkan dengan kampus bahkan dosen mengasuh.

"Jangan canggung, jangan sungkan dan jangan takut. Beradaptasi itu penting tapi jangan ikut minum minum mabuk lalu membuat onar di desa," pesannya.

Perwakilan pengusaha, Richard Odja dalam menyampaikan materi menegaskan kepada mahasiswa agar tidak hanya mengikuti kegiatan akademik namun harus berusaha merubah pola pemikirannya.

Dikatakan, saat berada di desa atau dunia usaha, harus mempelajari apa yang dilakukan ditempat praktik sebab mahasiswa dipersiapkan untuk masuk ke dunia kerja dan bisa membuka lapangan kerja sendiri.

Ia memotivasi para mahasiswa untuk masuk ke dunia usaha karena tidak semua orang harus menjadi PNS. Harus membuka lapangan kerja dengan memanfaatkan perkembangan dan kecanggihan teknologi.

"Kita sudah semester VI dan siap berkompetensi maka harus liat banyak hal dari sisi potensinya juga harus disesuaikan. Kita sudah setengah jadi, tidak bisa main-main lagi," katanya. (r3)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan