ENDE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Usai sudah kunjungan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) ke Kabupaten Ende. Setelah dua malam menginap di Kota Ende, Kamis (2/5), sekira pukul 08.24 Wita, pesawat kepresidenan RJ-85 yang membawa Presiden Jokowi dan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo bersama rombongan lepas landas dari Bandara Haji Hassan Aroebusman menuju Bandara Umbu Mehang Kunda di Kabupaten Sumba Timur.
Seperti ketika tiba di Ende, warga masyarakat setempat setia menunggu diseputaran penginapan presiden, di Hotel Grand Wisata untuk melihat secara langsung sosok orang mereka cintai itu. Ratusan warga juga terlihat di simpang lima menunggu dan melepaskan kepergian Jokowi.
Tampak pula sejumlah siswa dari tembok SMA Katolik St. Petrus yang kebetulan berada dekat bandara, menunggu dan memanggil Presiden Jokowi saat hendak melintas. Sekitar pukul 08.24 Wita, pesawat kepresidenan take off dari Bandara Haji Hassan Aroebusman Ende.
Secara khusus, Bupati Ende, Djafar Achmad menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Presiden Jokowi karena sudah melakukan kunjungan kerja dan menginap di Bumi Triwarna Kelimutu.
Bupati Djafar menyebutkan, saat kembali dari kunjungan ke Bajawa, Kabupaten Ngada, Rabu (1/5), Presiden Jokowi berbisik kepadanya dengan mengatakan, "Ende Luar Biasa." Setelah mengatakan hal itu, lanjut Bupati Djafar, Presiden Jokowi menyampaikan kepadanya bahwa akan menunggu Bupati Djafar di Jakarta.
"Ende luar biasa Pak Bupati. Saya tunggu Bupati di Istana," ungkap Bupati Djafar mengutip pernyataan Presiden Jokowi kepadanya.
Bupati Djafar mengaku, dirinya sendiri tidak tahu apa yang akan disampaikan Presiden kepadanya saat berada di Istana nantinya. Namun yang paling penting, Bupati Djafar mengapresiasi kehadiran Jokowi di Ende.
Sementara itu, Bupati Djafar saat ramah tamah di ruang Garuda Kantor Bupati Ende, menyampaikan terima kasih kepada Kepala BPIP dan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) yang telah bekerja keras sehingga orang nomor satu di Indonesia bisa hadir di Ende.
"Jika tidak ada BPIP, Pak Gubernur, maka kami tidak bisa berbuat apa-apa. Karena itu atas nama Pemerintah Kabupaten Ende, masyarakat dan Forkopimda, saya menyampaikan banyak terima kasih," ucap Bupati Djafar.
Bupati Djafar berharap kerja sama ini tidak berhenti sampai di sini. "Ende bisa besar karena peran dari BPIP," kata Bupati Djafar.
Bupati Djafar berjanji akan terus mengembangkan pariwisata sejarah dalam kaitannya dengan peringatan Hari Lahir Pancasila di Kabupaten Ende.
Kepala BPIP, Prof. Kyai Haji Yudian Wahyudi dalam kesempatan itu sempat mengutip pernyataan Bung Karno. "Ketika saya (Soekarno, Red) dipenjarakan di Sukamiskin, itu yang terpasung adalah badan saya, tetapi ketika saya diasingkan di Ende, yang terpasung adalah semangat perjuangan saya," sebut Prof. Yudian Wahyudi.
Karena itu, lanjutnya, ada makna yang dipetik di sana, ada nilai perjuangan dan heroisme, serta ke gotong-royong saat berada di Ende. Karena itu, sejarah bangsa terkait nilai dan butir Pancasila digali dan menjadi rahim Pancasila. "Mungkin karena inilah Bapak Presiden memutuskan untuk bermalam di Ende. Seorang Presiden bermalam di daerah sangat jarang, apalagi dua malam seperti di Ende," kata Prof. Yudian.
Prof. Yudian berharap, dengan kehadiran Presiden Jokowi di Ende, bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah ini. "Saya menyampaikan terima kasih atas kerja sama dari Pemerintah Kabupaten Ende serta Forkompinda dan semua stakeholder sehingga pelaksanaan bisa berjalan dengan baik," ungkap Prof. Yudian.
Ketua Panitia Peringatan Harlah Pancasila yang juga Deputi Hubungan Antar Lembaga Jaringan BPIP, Prakoso menyebutkan, jika tidak ada sejarah yang mencatat Bung Karno diasingkan ke Ende, Ende hari ini tidak tahu seperti apa. "Karena Bung Karno, maka Ende dikenal sebagai rahimnya Pancasila dan kini Perayaan Hari Lahir Pancasila secara kenegaraan dilaksanakan di Kota Ende," sebut Prakoso.
Atas kerja sama yang dibangun bersama semua pihak, kata Prakoso, maka pelaksanaan kegiatan Harlah Pancasila bisa terwujud. Karena itu ia menyampaikan terima kasih kepada semua unsur yang terlibat di dalamnya. (Kr7)
Editor: Marthen Bana