KUPANG-Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus berusaha meningkatkan kapasitas SDM Pertanian. Bekerjasama dengan Komisi IV DPR RI, Kementan melalui SMK-PP Negeri Kupang menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani Milenial dan Penyuluh di Kabupaten Malaka, Senin (6/6).
Kepala SMK PP Negeri Kupang, Ir. Stepanus Bulu, MP menyatakan, tujuan Bimtek ini ialah meningkatkan kesejahteraan petani serta meningkatkan kapasitas penyuluh dalam hal transfer teknologi kepada petani. "Peningkatan kapasitas ini sangatlah penting," kata Stepanus dalam keterangan tertulis Humas SMK PP Negeri Kupang, Senin (6/6).
Seperti yang dikatakan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa pengembangan SDM sangat penting untuk mengoptimalkan sektor pertanian ke depan.
Hal senada diungkapkan oleh Dedi Nursyamsi selaku Kepala BPPSDMP. “Sebagai pelaku pembangunan pertanian, petani dan penyuluh sudah selayaknya mendapat prioritas dalam program pembangunan pertanian. Sebab petani dan penyuluh berperan mengadakan pangan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia,” kata Dedi.
Bimtek dengan peserta 30 petani milenial dan penyuluh tersebut juga dihadiri oleh perwakilan Pemkab Malaka serta Anggota Komisi IV DPR RI, Yohanis Fransiskus Lema yang hadir serta membawakan materi secara virtual.
Bupati Malaka, Simon Nahak mendukung kegiatan Bimtek ini karena bersinergi dengan program kerjanya. "Kegiatan Bimtek ini sangat bermanfaat karena mendukung program SAKTI di Kabupaten Malaka, dimana salah satunya bertujuan terwujudnya swasembada pangan," tandas Simon Nahak.
Sementara Ansi Lema mengatakan, Bimtek terhadap petani dan penyuluh serta mengembangkan pendidikan vokasi pertanian harus terus dilakukan karena anak-anak muda atau milenial serta penyuluhlah yang bisa mengentaskan NTT dari kemiskinan melalui pangan.
Ajakan senada disampaikan oleh salah satu narasumber Bimtek yang juga petani milenial dan pemilik GS Organik, Gestianus Sino. Ia mengatakan, pertanian terpadu yang menerapkan teknologi smart farming yang akan bisa menghasilkan produk pertanian yang efektif dan efisien sehingga NTT bisa sejahtera melalui pangan.
Narasumber lainnya, yakni Eti Y. Markus, mengulas pentingnya pertanian organik dalam pelaksanaan kegiatan pertanian berkelanjutan bagi petani di era digital. (*/aln)