Pancasila Ada Sebelum Indonesia Merdeka

  • Bagikan
INTHO TIHU/TIMEX FORUM AKADEMIK. Suasana diskusi dalam rangka memperingati Harlah Pancasila di Graha Pena Timor Express, Jumat (3/6). Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti sebagai narasumber bersama Rektor Unwira Kupang, Pater Dr. Philipus Tule, SVD dan Pater Dr. Edu Dosi, SVD.

Diskusi Hari Lahir Pancasila di Graha Pena Timor Express (1)

TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Memperingati hari lahir Pancasila, semua elemen masyarakat dituntut untuk kembali merenung nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara yang mempersatukan seluruh perbedaan dan keragamanan yang ada.

NEGARA dengan kekayaan yang melimpah ini telah merdeka 77 Tahun. Usia ini ibarat manusia, usia yang sudah sangat dewasa. Dengan usia yang semakin menua mestinya sudah memiliki kehidupan yang lebih layak.

Meski demikian, kondisi masyarakat Indonesia masih jauh dari sejahtera. Masyarakat masih hidup dalam belenggu kemiskinan, ketimpangan sosial dan masih adanya ketidakadilan.

Masyarakat masih sangat jauh dari kata sejahtera, padahal kekayaan alam Indonesia sangatlah kaya. Namun terkesan belum dikelola secara maksimal dan hanya dikuasai oleh segelintir orang.

Dasar negara sebagai pijakan untuk mensejaterakan masyarakat kian dipertanyakan. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya seakan-akan hanyalah sebuah tulisan dongeng semata. Persatuan dan keutuhan negara juga terus dirong-rong oleh kelompok-kelompok yang hendak mengantikan dasar negara dengan dasar yang lain.

Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo pun kembali menggerakan masyarakat untuk kembali membumikan pancasila hingga ke pelosok negeri saat merayakan hari lahir Pancasila di Ende, 1 Juni 2022 lalu.

Gerakan membumikan Pancasila ini pun dipertanyakan khalayak, apakah di pelosok negeri ini belum memahami Pancasila sehingga harus digerakan?

Untuk menjawab pertanyaan publik tersebut Harian Timor Express menggelar diskusi terkit hari lahir pancasila dan gerakan membumikan pancasila. Hadir pembicara utama Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti, Anggota DPD RI Asal NTT, Abraham Paul Liyanto dan Angelo Wake Kako serta Rektor Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang, Pater Dr. Philipus Tule, SVD dan Pater Dr. Edu Dosi, SVD sebagai antropolog, serta Anwar Talib mewakili masyarakat.

Diskusi tersebut berlangsung lancar dan penuh hikmah dengan dimoderatori langsung Dirut Timex Sultan Eka Putra, Jumat (3/6).

Mengawali diskusi tentang dasar NKRI itu, Sultan Eka Putra menjelaskan, diskusi tersebut digelar dalam rangka memperingati momentum hari lahir Pancasila.

“Sebagai media, Harian Timor Express mengambil peran dalam membumikan nilai-nilai Pancasila. Ini sesuai tema utama yang diusung sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo saat peringatan hari lahir Pancasila di Ende 1 Juni 2022," jelas Sultan mengawali diskusi.

Sultan mengatakan, Ketua DPD RI La Nyalla Mataliti juga bersedia hadir setelah mengikuti peringatan Harlah Pancasila di Ende. “Memang diskusinya terbatas hanya menghadirkan Ketua DPD RI dan antropolog dengan peserta yang terbatas pula. DPD RI sebagai lembaga yang giat melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan dimana pilar pertama adalah Pancasila. Sedangkan antropolog kaitan belum membuminya nilai-nilai Pancasila dengan budaya," katanya.

  • Bagikan