Perhadapan Pantia Konas FK-PKB PGI Ke XV, Ketua PGI: Serahkan Diri Dipimpin Roh Kudus

  • Bagikan
PERHADAPAN. Panitia penyelenggara Konas FK-PKB PGI XV Tahun 2022 ketika diperhadapkan kepada jemaat oleh Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom saat pelantikan di Gereja Ebenhezer Oeba, Minggu (5/6). (FOTO: INTHO HERIZON TIHU/TIMEX)

Sebanyak 340 orang telah menyerahkan diri untuk dikukuhkan sebagai Panitia Penyelenggaraan Konsultasi Nasional (Konas) Forum Komunikasi-Pria Kaum Bapak (FK-PKB) Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) ke XV.

INTHO HERIZON TIHU, Kupang

PENGUKUHAN dan pelantikan tersebut dilakukan langsung oleh Ketua Umum PGI, Pdt. Dr. Gomar Gultom, M.Th., dan Ketua Umum FK-PKB, Olly Dondokambey, SE yang juga sebagai Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) di Gereja Ebenhezer Oeba, Minggu (5/6).

Pengukuhan kepanitiaan kegiatan nasional itu bertepatan dengan perayaan hari Pentakosta dan dipimpin langsung Ketua PGI dengan memilih Nats Pembimbing "Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu" (Yohanes 14 : 26).

Selain Ketua Umum PGI dan Ketua FK-PKB PGI, hadir pula Anggota DPR RI, Herman Herry, Ketua Sinode GMIT Merry Kolimon, Ketua Pelaksana Konas yang juga Ketua DPRD NTT, Emelia J. Nomleni.

Kepanitiaan tersebut tidak saja berasal dari Kota Kupang namun juga diambil dari Kabupaten Kupang, Kabupaten TTS, Rote Ndao dan sejumlah daerah lainnya di NTT. Kepanitiaan ini mulai bekerja ditandai dengan menyalakan lantera oleh Ketua Sinode GMIT, Pdt. Mery Kolimon yang diserahkan kepada Ketua Pengurus Kaum Bapak Sinode GMIT, Roddialek Pollo lalu diserahkan ke Ketua Majelis Jemaat Ebenhezer Oeba, Pdt. Robert Litelnoni untuk disemayamkan sementara hingga pelaksanaan Konas pada Oktober 2022 nanti.

Lantera tersebut sebagai lambang memulainya tugas kepanitiaan dan semangat bekerja yang terus menyala hingga puncak acara Konas pada Oktober mendatang.

Pdt. Gomar Gultom mengambil Kitab Galatia 5:16-26 sebagai bacaan dan perenungan untuk jemaat sekaligus perayaan hari Pentakosta.

Dalam khotbahnya, Pdt. Gomar mengatakan, hari Pantekosta merupakan hari lahir gereja mula-mula karena itu harus dirayakan oleh seluruh umat kristiani. Perayaan kali ini juga tidak dilakukan seperti biasanya karena harus digelar ibadah bersama sebanyak dua hari yakni pada kebaktian Minggu (5/6) dan Senin (6/6). Namun perayaan kali ini juga masih dibayang-bayang dengan pandemi Covid-19.

"Kita harus bersyukur karena hasil kerja keras pemerintah dan kesadaran masyarakat yang tinggi sehingga pandemi ini mulai membaik. Ia mengibaratkan ketakutan murid-murid Tuhan yang saat itu ditangkap. Sampai Petrus menyangkal Tuhan Yesus bahkan ada yang pasrah dengan kondisi itu. Hingga kebangkitan pada hari ketiga pun masih galau," katanya.

Dikatakan, ketakutan tersebut baru bangkit setelah dicurahi Roh Kudus dan mengubah kehidupan mereka. Awalnya mereka menemui jalan buntu tetapi malah terbuka lebar. Pengetahuan dan keberanian berbicara dengan fasih memulihkan semua tantangan yang awalnya para murid hadapi.

"Roh Kudus bisa menyanggupi semuanya. Apa pun beban kehidupan yang kita hadapi kalau kita percaya maka curahan Roh Kudus akan dicurahi kepada kita dan bisa melalui tantangan-tantangan yang ada saat ini," ungkapnya.

"Realisme hidup yang selalu ada disekitar kita dan sering menimpa kita tetapi tidak perlu pesemis karena Roh Kudus akan memberikan kemudahan-kemudahan jika kita terus percaya dan tekun keada Tuhan," ujarnya.

Pdt. Gomar menyebutkan, ada klaim-klaim pekerjaan Roh Kudus dari kelompok-kelompok tertentu karena mereka hidup hanya untuk merusak tatanan kehidupan. "Kerakusan tidak pernah memuaskan keiginannya. Tidak bisa mengatakan cukup maka harus bertobatlah," tegasnya.

Untuk itu, Pdt Gomar menegaskan agar panitia dapat memberi diri untuk dipimpin oleh Roh Kudus. Pencurahan Roh Kudus menjadi tawaran untuk semua. Merayakan hidup dengan kesediaan untuk dipimpin, dalam konteks tersebut ia mengajak panitia Konas FK-PKB agar membuka hati untuk melayani karena dengan kecurahan Roh Kudus, tidak ada yang tidak mungkin.

Ia berharap agar dengan kegiatan tersebut dapat memberikan inspirasi bagi seluruh FK-PKB di seluruh Indonesia.

"Kalau 340 orang memberi diri dan dicurahi Roh Kudus, tidak ada beban yang tidak bisa dipikul. Semua hal bisa dilalui jika dipimpin oleh Roh Kudus," tandasnya.

Ketua Majelis Jemaat Ebenhezer Oeba, Pdt. Robert Litelno dalam kesempatan tersebut mengatakan, Jamaat Ebenhezer telah memasuki usia yang ke-112 Tahun. Diusia yang lebih dari 1 abad itu, kini memiliki 8.000 jemaat.

Dengan peristiwa iman yang terjadi itu, ia sangat bangga karena dipercayai sebagai tuan rumah. Pdt. Robert mengaku awalnya ragu menerima kepercayaan tersebut karena memiliki persoalan internal yang belum diselesaikan akibat dari ada Covid-19 sehingga jemaat harus bergereja dari rumah dan badai seroja yang memperondak-perondak gedung kebaktian.

Pihaknya juga merasa bangga karena ada sejarah baru di GMIT dan sejarah itu terjadi di jemaat Ebenhezer, dimana pada ibadah kali ini paling banyak didominasi kaum bapak. Padahal, selama ini setiap kebaktian, kaum perempuan selalu mendominasi.

Selain itu ia menyampaikan terima kasih karena melalui kegiatan tersebut bisa memotivasi kaum bapak agar bisa lebih maju, lebih semangat dalam melayani.

Sementara Ketua Pengurus Kaum Bapak Sinode (PKBS) GMIT, Roddialek Pollo, menjelaskan Konas tersebut ada di bawah naungan PGI, dan telah diputuskan untuk pelaksanaan Konas kali ini berlangsung di Kota Kupang dan yang menjadi tuan rumah adalah Sinode GMIT.

Dikatakan proses pembentukan kepanitiaan ini sudah berlangsung kurang lebih dua bulan terakhir dengan melibatkan semua pihak dengan harapan adanya integrasi semua agama. "PGI memiliki 95 anggoga atau Sinode dan PGW dibawah naungan sinode jadi akan mengirimkan perwakilan ke Kota Kupang," sebutnya.

Roddialek juga menjelaskan mengatakan memilih Emelia Nomleni sebagai Ketua Panitia Konas. Banyak yang bertanya, kenapa hajatannya merupakan hajatan kaum bapak tetapi panitianya perempuan. Ini dilakukan agar adanya sebuah sistem yang terintegrasi, tidak membeda-bedakan tetapi kegiatan ini merupakan tanggung jawab semua pihak.

Roddialek menegaskan, dalam kegiatan tersebut juga akan diselenggarakan beragam lomba. Lomba tersebut juga menyongsong ulang tahun Sinode ke-75 Tahun maka akan dikemas dengan balap sepeda (Tour de Timau), kegiatan berwisata di TTS, Lari 10K, vestival paduan suara, pergelaran budaya (melibatkan semua agama) dan diskusi publik serta berbagai kegiatan sosial lainnya.

"Kegiatan ini bersifat rohani namun diharapkan akan meningkatkan ekonomi masyarakat. Komunikasi terus dilakukan ke istana agar acara tersebut bisa dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo," katanya.

Ketua Umum FK-PKB, Olly Dondokambey mengatakan, panitia tidak perlu ragu karena yang menjalankan semua tugas ini bukan saja panitia namun semua pihak terlibat mensukseskan kegiatam ini karena kegiatan ini merupakan pelayanan bersama.

Dikatakan, kegiatan ini sebagai bentuk gerakan kepada semangat bapak-bapak agar lebih semangat menjalankan pelayanan Tuhan kepada semua orang dan umat kristiani saat ini. "Dua tahun terakhir kita tidak bisa menjalankan Konas secara baik namun momen kali ini diharapkan dapat berlangsung dan berjalan dengan baik. Panitia tidak perlu kuatir karena tuhan akan menyukupi semuanya jika kita bekerjasama," katanya.

Olly menegaskan bahwa kegiatan ini bukanlah sebuah kebetuhan. Komunikasi sebagai warga kristen juga perlu ditingkatkan di dalam rumah tangga karena sudah mulai tergerus akibat perkembangan dan kecanggihan teknologi.

"Bapak-bapak mulai menerapkan komunikasi di tengah keluarga. Bangun komunikasi antara suami dan istri, istri dan anak, anak dan bapak atau sebaliknya. Kalau bisa matikan Hp dari jam 17.00 - 20.00 Wita agar bisa berkomunikasi," ungkapnya.

Ketua Sinode GMIT, Merry Kolimon dalam sambutanya menyampaikan terima kasih kepada panitia karena sudah bersedia untuk menyelenggarakan kegiatan ini mulai saat ini sampai Oktober nanti.

Dikatakan, panitia yang ditetapkan pada hari Pentakosta memiliki makna yang sangat dalam karena pada gereja mua-mula banyak hal yang menerpa. Untuk itu harus bekerjasama dan terus semangat dalam melayani.

Dalam menyelenggarakan Konas juga bertepatan dengan hari ulang tahun GMIT ke-75. Ulang tahun berlian maka rangkaian kegiatan juga dikemas secara berlian.

Ia berharap kepada 54 klasis yang ada di bawah naungan Sinode GMIT dapat mendoakan kegiatan nasional ini agar bisa berlangsung aman dan lancar sehingga dapat memberikan dampak yang luar biasa dalam pelayanan.

Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Majelis Sinode GMIT yang sudah bersedia menerima tugas dan pelayanan ini. Tentu membutuhkan kerja sama yang ekstra karena harus menyiapkan segalanya dalam menyukseskan Konas.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Sinode GMIT karena telah memberikan kepercayaan kepada seorang perempuan untuk menjadi ketua panitia.

Dikatakan, selama ini dan berlangsung di seluruh Indonesia setiap keputusan diambil oleh pria kaum bapak dan sangat memarjinalkan kaum perempuan. Namun kepanitiaan dan Majelis Sinode GMIT memberikan contoh yang luar biasa dalam menempatkan kaum perempuan setara dengan kaum bapak. "Ini mesti menjadi contoh agar dapat mengangkat harkat dan martabat perempuan dalam kedudukan yang sama dengan kaum pria bapak," katanya

"Kerajaan Allah itu pada kaum perempuan untuk itu jangan memarjinalkan mereka lagi dan sudah dicontohkan dalam GMIT dan kepanitiaan Konas XV tahun 2022," tandasnya. (*/gat)

  • Bagikan