MAMUJU, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Warga di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dibuat panik ketika gempa berkekuatan 5,8 magnitudo mengguncang wilayah itu, Rabu (8/6). Akibat gempa itu, sejumlah bangunan mengalami kerusakan. Salah satunya gedung PKK Sulbar yang atapnya roboh. Akibatnya sejumlah orang yang sementara mengikuti seleksi calon Bintara Polri mengalami luka-luka.
Salah satu saksi mata, yang juga Katim Pelaksana Kegiatan, Iptu Komang Indra Widyantara mengaku, pada saat gempa terjadi sedang berlangsung kegiatan periksaan tes kejiwaan jiwa calon bintara Polri Polda Sulbar. “Saat kejadian sementara berlangsung kegiatan pemeriksaan jiwa kepada peserta Bintara polri,” kata Iptu Komang saat ditemui di lokasi, Rabu (8/6).
Ia mengatakan, pada saat gempa terjadi sekira pukul 13.30 Wita, ada 144 orang peserta sedang mengikut pemeriksaan jiwa. Kemudian gempa mengakibatkan atap bangunan roboh dan pintu kaca pecah, sehingga seluruh peserta dan panitia lari menyelamatkan diri. “Namun dari 144 peserta, sebagain besar dalam kondisi baik ada beberapa yang luka. Ada enam terluka karena terkena reruntuhan atap dan pecahan kaca,” ujarnya.
Ia mengaku, saat ini seluruh korban yang mengalami luka saat ini dalam penanganan awal oleh pihak kesehatan. “Sementara dirawat masih penanganan awal. Sampai saat ini ada enam orang mendapat perawatan awal,” ungkapnya.
Berdasarkan rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa berkekuatan Magnitudo 5.8 itu tercatat terjadi pada 8 Juni 2022 pukul 12:32:36 WIB, dengan lokasi 2.74 LS,118.54 BT (43 km Barat Daya Mamuju-Sulbar), dengan kedalaman 10 Km.
Warga Mengungsi
Sementara itu, berdasarkan data terkini, sebanyak 271 Kepala Keluarga (KK), terdiri dari 1.185 jiwa, baik balita, ibu hamil hingga lansia, malam ini (8/6/2022), mengungsi dan memadati posko di Stadion Manakarra Mamuju.
Sekertaris Dinas Sosial (Dinsos) Mamuju, Iwanuddin Patma menjelaskan, untuk saat ini pihaknya masih melakukan pendataan terkait jumlah warga yang mengungsi. “Sampai pukul 18.00 Wita, data sementara ada 271 KK dan 1.185 warga, terdiri dari 131 Balita dan 10 Ibu hamil,” kata Iwanuddin.
Ia mengatakan, pihaknya telah mendirikan tenda dibantu sebanyak tiga unit dan dua unit dari BPBD. “Dinsos berupaya saat in menyiapkan tenda untuk balita dan lansia. Secara umum fasilitas yang ada saat ini di Stadion Manakarra dibantu beberapa OPD, Kementerian, TNI dan Polri, seperti WC portabel, tenda, dan fasilitas Kesehatan,” ujarnya.
Ia mengaku, untuk data pengungsi secara keseluruhan masih dirampungkan dari beberapa posko yang disiapkan, seperti Posko Ahmad Kirang, Stadion Manakarra, Salupangi dan Jalur Dua.
Menurutnya, sebagai besar warga yang mengungsi ini karena panik akan kemungkinn gempa susulan. Sebab kejadian ini hampir serupa dengan kejadian gempa tahun lalu.
“Kami imbau kepada masyarakat tetap waspada, kita harus belajar dari pengalaman kemarin. Hindari bangunan, kalau bisa jangan tidur dalam rumah,” ungkapnya.Ia mengaku, apabila kondisi ini semakin parah, maka pihaknya akan mendirikan dapur umum bagi warga yang mengungsi. “Dapur umum kita masih akan menyesuaikan,” tandansya. (idr/ham)