Gaungkan Smart Farming, Petani Milenial NTT Raup Jutaan Rupiah

  • Bagikan
Yoseph Nong Yance sukses mengembangkan usaha pertanian dengan memanfaatkan teknologi smart farming. (FOTO: SMK-PP Kementan)

KUPANG-Smart farming merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam sistem pertanian berbasis teknologi. Pasalnya sistem ini dapat mempermudah petani meningkatkan hasil panen, baik secara kuantitas maupun kualitas. Sejatinya, sistem smart farming ini sudah bisa diterapkan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk NTT.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), menegaskan, Kementan terus berupaya mengubah wajah sektor petanian mengandalkan para petani muda dan pemanfaatan korporasi serta kerja sama dengan petani milenial ataupun gabungan kelompok tani.

“Pembangunan pertanian ke depan akan semakin mengandalkan para petani muda dengan korporasinya, terutama sebagai strategi untuk memperkuat produksi dan distribusi. Agripreneur muda yang melek teknologi adalah potensi dan mitra strategis memecahkan kendala distribusi serta lemahnya akses pasar petani selama ini," tutur Mentan SYL

Salah satu petani milenial NTT, Yoseph Nong Yance sebelum berhasil mengembangkan usaha smart farming, ia memulai usaha yang bergerak dibidang hortikultura. Dengan modal Rp 100 juta yang berasal dari tabungan sendiri, ia berhasil mengembangkan usaha ini dengan cukup cepat.

Tanaman yang dibudidayakan diantaranya, cabe, tomat, dan juga bawang merah dengan masa panen cabe 3 bulan, tomat 2 bulan dan bawang merah 3 bulan. Untuk sekali panen berkisar 1-2 ton perkomoditas. Hal tersebut merupakan jumlah yang sangat banyak bagi usaha yang tergolong baru karena berdiri kurang lebih tiga tahun ini.

Pria yang akrab disapa Yance ini mengaku telah merambah ke bidang pembuatan alat dengan teknologi smart farming. Sebagai petani muda, ia telah merasakan manfaat dari smart farming ini, khususnya untuk sistem irigasi tetes.

Sistem ini bekerja dengan cara membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik melalui permukaan tanah atau langsung ke akar. Salah satu alasannya menggunakan sistem ini karena wilayah NTT termasuk wilayah yang kering dan memiliki keterbatasan air.

“Smart farming yang saya coba kembangkan yaitu sistem irigasi tetes yg dipadukan dengan berbagai sensor, seperti sensor NPK, PH, kelembaban, water flow, watter lefel, dan kontrol pengairan menggunakan aplikasi android,” paparnya.

Hal ini, lanjut Yance, serupa dengan apa yang disampaikan Mentan SYL, yakni digitalisasi pertanian akan menjadi efektif jika usaha agribisnis modern berbasis smart farming dapat tercapai.

Karena tujuan utamanya ialah meningkatkan produksi dengan kualitas yang tinggi dan pendapatan petani semakin naik. Walaupun usahanya baru berdiri di tahun 2019, namun omzet yang ia dapatkan dari usaha hortikulturan dan pembuatan alat dengan metode smart farming sangat fantastis.

“Untuk omzet sendiri dalam usaha selalu fluktuatif atau naik turun. Dari lahan, kami bisa mendapat sekitar Rp 15 - Rp 20 juta perbulan, sedangkan untuk smart farming bisa sampai Rp 100 juta per bulan, tapi itu tidak setiap bulan karena tergantung permintaan konsumen untuk pembuatan alat,” jelas Yance.

Yance berharap banyak terhadap program pemerintah terkait duta petani milenial terutama bagi petani-petani muda di daerah. ”Tentu harapannya dengan usaha kami ini bisa berkembang lebih besar dan bisa merangkul anak muda lebih banyak untuk terjun ke dunia pertanian, serta kami harap pemerintah lebih proaktif terkait dengan petani muda didaerah, begitu juga duta petani milenial,” tutupnya.

Melihat kiprah petani milenial asal NTT ini, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi memberikan apresiasinya dan mengatakan bahwa menjadi petani itu keren.

“Menjadi petani milenial itu keren. Kenapa keren? Selain melibatkan teknologi dan IoT, petani milenial harus mampu bekerjasama bahkan berkorporasi se dalam prosesnya sehingga hasil pertanian lebih produktif dan waktu lebih efisien bahkan bisa ekspor ke luar negeri,” tegas Dedi. (*)

Penulis: Luluk Pertiwi

  • Bagikan