Kembangkan Hortikultura, Petani Milenial Asal NTT Raup Cuan

  • Bagikan
Deryanus Snae berpose di ladang usaha hortikulturanya. (FOTO: SMK-PP Kementan)

KUPANG-Deryanus Snae, lelaki yang akrab disapa Deri merupakan salah satu petani milenial sukses di NTT. Bagaimana tidak, sosok yang berasal dari Kefamenany, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) berhasil mengembangkan usaha di bidang pertanian, khususnya tanaman hortikultura.

Deri memulai usaha pertaniannya dengan budidaya buah melon. Tanpa diduga, melon yang ia kembangkan itu berhasil berbuah dan dapat dijual dalam jumlah yang banyak. Usaha yang ia geluti sejak 2017 itu berada dibawah naungan Kebun DS Organik, dimana saat ini sudah memiliki dua orang karyawan yang turut membantu Deri mengembangkan usaha hortikultura ini.

Deri mengaku, untuk target pemasaran hasil panen, khususnya hortikultura, ia sudah memiliki pasar ke wilayah NTT seperti Atambua, Kefa, Kabupaten Kupang, dan Kota Kupang. Dengan mengandalkan aplikasi Facebook dan WhatsApp, usaha Deri semakin terkenal dan banyak masyarakat dapat memesan sayur mayur via aplikasi karena dengan ini akan membantu mempermudah dalam proses promosi.

“Saat ini kebun saya sudah sangat berkembang. Jika dahulu sistem penyiramannya secara manual, saat ini sudah menggunakan sistem irigasi tetes, dan untuk komoditi yang saya garap bersama teman-teman karyawan yaitu sawi pagoda, alvase, cabai rawit, paprika, sawi putih, terong, melon, bayam, wortel, dan juga kangkung,” jelas Deri.

Sejak awal ia memulai usaha ini murni dari modal sendiri melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dari KUR itulah, saat ini Deri memiliki omzet bersih per bulan berkisar Rp 3 - Rp 4 juta. Untuk sebuah usaha yang telah berdiri selama kurang lebih 5 tahun, hal ini merupakan pencapaian yang sangat baik.

Deri juga sering diminta suatu komunitas menjadi narasumber untuk berbagi tips and trick menanam tanaman hortikultura dengan teknik yang benar, bagaimana cara menanggulangi hama yang menyerang tanaman, serta cara meningkatkan pemasaran karena permintaan masyarakat yang tinggi akan sayur dan buah.

“Saya berharap semoga kedepannya ada banyak pihak yg bisa bekerja sama dengan kami karena kebun kami ini masih dalam taraf perkembangan, dan saya atas nama Kebun DS Organik siap untuk berbagi dengan siapa saja yang ingin membangun usaha hortikultura ini,” papar Deri.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), dalam setiap kesempatan selalu menegaskan bahwa, Kementan terus berupaya mengubah wajah sektor petanian mengandalkan para petani muda dan pemanfaatan korporasi serta kerja sama dengan petani milenial ataupun gabungan kelompok tani.

“Pembangunan pertanian ke depan akan semakin mengandalkan para petani muda dengan korporasinya, terutama sebagai strategi untuk memperkuat produksi dan distribusi. Agripreneur muda yang melek teknologi adalah potensi dan mitra strategis memecahkan kendala distribusi serta lemahnya akses pasar petani selama ini," tutur Mentan SYL.

Melihat kiprah petani milenial asal NTT ini, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, memberikan apresiasinya dan mengatakan bahwa menjadi petani itu keren.

“Menjadi petani milenial itu keren. Kenapa keren? Selain melibatkan teknologi dan IoT, petani milenial harus mampu bekerjasama bahkan berkorporasi dalam prosesnya sehingga hasil pertanian lebih produktif dan waktu lebih efisien bahkan bisa ekspor ke luar negeri,” tegas Dedi. (*)

Penulis: Luluk Pertiwi

  • Bagikan