Ekonomi NTT Melambat di Kuartal I
KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT merilis perkembangan ekonomi NTT hingga awal Juni 2022. Kuartal pertama 2022 memang mengalami keterlambatan dibanding kuartal sebelumnya. Namun, tetap optimis tahun ini sesuai prediksi mencapai 3.55-4.35 persen.
Kepala KPw Bank Indonesia Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja saat merilis perkembangan ekonomi NTT Kamis (9/6) mengatakan, pertumbuhan triwulan pertama 2022 sebesar 1,62 persen (yoy) jika dibandingkan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,1 persen.
"Keterlambatan itu di luar dari prakiraan Bank Indonesia yang seharusnya mencapai 4,3 persen namun pada triwulan pertama 1,62 persen," ujar I Nyoman Ariawan, di Popeye Steak, Kamis (9/6).
Keterlambatan itu, kata I Nyoman, akibat tiga faktor yakni curah hujan cukup tinggi karena badai Anika, kemudian pergeseran panen raya dari triwulan satu ke triwulan kedua dan beberapa sektor unggulan seperti peternakan belum berkontribusi dengan baik.
"Tiga faktor itu penyebabnya. Sedangkan sektor peternakan akibat virus ASF dan juga pengelolaan peternakan sapi yang belum maksimal," jelas I Nyoman Ariawan.
Namun demikian, I Nyoman memperkirakan secara kumulatif kinerja perekonomian Provinsi NTT pada tahun 2022 terus berlanjut mencapai 3.55-4.35 persen (ctc) jika dibandingkan di tahun 2021 sebesar 2,51 persen (ctc).
"Mudah-mudahan proyeksi ini akurat tetapi tentu usaha kerja bersama dapat mendorong keterlambatan ini. Kami juga percaya pemerintah kabupaten hingga provinsi dapat melakukan peningkatan kinerja ekonomi pada triwulan berikutnya," pungkas Kepala KPw BI Provinsi NTT ini.
Sebelumnya, BPS NTT juga merilis ekonomi NTT kuartal I 2022. Ekonomi NTT triwulan I-2022 tumbuh sebesar 1,62 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021 (y-on-y). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Jasa Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 25,91 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 66,69 persen.
Bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), demikian BPS NTT dalam rilisnya 9 Mei lali, ekonomi NTT pada triwulan I-2022 mengalami kontraksi sebesar 6,75 persen. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha Jasa Keuangan sebesar 7,67 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,33 persen.
Sementara, struktur Ekonomi NTT pada triwulan I-2022 masih didominasi oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dengan kontribusi sebesar 29,80 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran masih didominasi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yaitu sebesar 71,99 persen.
Sementara itu, Deputi Perwakilan Bank Indonesia Heri Catur Prabowo menyampaikan ada faktor pendorong proyeksi Bank Indonesia naik menjadi 3,55-4,35 persen.
Faktor pendorong itu, diantaranya terjadi curah hujan yang kondusif saat musim tanam. Kemudian food estate di Kabupaten Sumba Tengah, rencana perluasan FEST di Belu dan pembangunan pakan ternak di NTT.
Selain itu, ada juga pembangunan pinjaman PT. SMI sebesar Rp 1,1 triliun yang akan diselesaikan pada triwulan III tahun 2022 dan sektor pariwisata pada konsumsi makan dan minum dalam gelaran G20 di Labuan Bajo.
"Faktor-faktor inilah yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di NTT," ungkap Heri.
Selain itu, Bank Indonesia Provinsi NTT juga memperkirakan kinerja Lapang Usaha (LU) pertanian tumbuh membaik pada triwulan II di tahun 2022.
"Hal ini tercermin dari kinerja produksi padi yang diprakirakan tumbuh meningkat sebesar 7,41 persen (yoy)," ujar Deputi Bank Indonesia Heri Catur Widodo.
Menurutnya, prakirakan tersebut didorong oleh intensitas hujan yang tinggi dan kondusif.
Selain itu, kata Heri, dilihat dari perkembangan penyaluran kredit pertanian juga menunjukkan tren perbaikan mencapai 26,54 persen (yoy) sehingga berpotensi mengakselerasi kinerja pertanian secara keseluruhan.
"Perbaikan kinerja tersebut sejalan dengan meningkatnya Saldo Bersih Tertimbang Lapangan Usaha (SBT LU) Pertanian yang mencapai 7,88 persen," jelasnya.
Heri juga menyebut, perbaikan kinerja sektor pertanian pada triwulan II tahun 2022 juga diakselerasi oleh perbaikan kinerja investasi pertanian (subsektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan) yakni Penanaman Modal Asing (PMA) yang tumbuh sebesar 101,91 persen (yoy).
Di samping itu, adapun Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan I tahun 2022 juga terus membaik pada level 96,27 lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2021.
Akan tetapi, lanjut Heri, berdampak pada luas panen padi yang tercatat melambat sebesar 5,97 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Namun demikian, Heri menjelaskan, kinerja pertanian pada keseluruhan tahun 2022 diperkirakan terus meningkat ditopang oleh program pemerintah untuk mengakselerasi pertumbuhan komoditas utama seperti padi, jagung dan sapi melalui program pengembangan food estate, perluasan teknologi peternakan, pembuatan pabrik pakan ternak, dan perluasan program TJPT (Tanam Jagung Panen Ternak) di Provinsi NTT.
Program kampung budidaya rumput laut dan bantuan kapal diprakirakan dapat mendorong pertumbuhan subsector perikanan secara keseluruhan. (r2/ito)