KUPANG-Siapa yang tak kenal petani milenial asal Kupang, Gestianus Sino. Sosok ini adalah pemilik CV bernama GS Organik. Baru-baru ini GS Organik mendapat kunjungan dari pihak LMSINDO yang bekerjasama dengan SMK-PP Negeri Kementan Kupang dalam program internship atau yang biasa disebut magang atau PKL.
Dalam kunjungan ini, selain perwakilan dari SMKP PP Negeri Kupang dan perwakilan dari Amsterdam University, yakni Hester Van de Kuilen, hadir pula perwakilan dari Polbangtan Bogor dan SMK Negeri 1 Waibakul.
Kunjungan ini bertujuan untuk melihat lokasi tempat magang/PKL dengan kompetensi yang hendak dicapai dari pihak sekolah. Bahkan pemiliki GS Organic ini menyampaikan terkait kompetensi yang harus dicapai di sekolah dan di tempat PKL harus bersinergi. Dalam artian, apa yang nanti diajarkan di sekolah bisa dikembangkan di tempat PKL agar skill dalam bertani menjadi meningkat, bahkan bisa menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
Bukan hanya belajar praktik bertanam, panen dan sebagainya, tetapi juga bagaimana cara agar hasil panen dapat dipasarkan ke kelas yang lebih tinggi. Misalnya dijual ke beberapa hotel terkenal atau bahkan supermarket besar di wilayah Kupang ini.
Menurut Gestianus, pihak GS Organik telah dua kali bekerjasama dalam progam magang dan PKL. Sosok yang akrab disapa Gesti ini menjelaskan, pada hari pertama, ia akan menyampaikan secara umum mengenai GS Organik. Hari selanjutnya peserta PKL bisa menyesuaikan dengan pekerjaan yang ada.
Gesti sendiri menyampaikan bahwa saat jalannya proses PKL nanti, ia menginginkan peserta didik dapat menyesuaikan dengan lapangan dan jangan hanya tanam-tanam saja, namun mereka harus berdiskusi dengan kawannya terkait dengan hortikultura.
“Peserta PKL harus memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, jangan hanya kerja karena diperintah tetapi harus memiliki inisiatif, aktif berdiskusi dengan teman yang lain tentang cara tanam yang baik, perawatan atau hal lain menyangkut sayuran,” jelasnya.
Rencananya, program PKL ini akan dilaksanakan mulai 8 Agustus – 30 September 2022. Sekolah berharap dengan program magang dan PKL yang bekerjasama dengan beberapa stakeholders, selain dapat meningkatkan kompetensi dan skill peserta sehingga saat lulus, mereka juga bisa memiliki pengalaman dan kesiapan guna mencetak generasi petani milenial di era 4.0.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan bahwa dalam mendukung generasi muda pertanian, di setiap jenjang pendidikan tinggi dan menengah pertanian harus bekerjasama dengan sektor lain supaya ada Link and Match dari sekolah, pemerintah, dan IDUKA.
“Kalau kerja sama antara 3 sektor tersebut sudah sinkron, maka tidaklah mustahil, Indonesia mempunyai generasi pertanian yang tangguh,” ujar Mentan SYL.
Senada dengan hal tersebut, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa dunia pertanian tidak hanya sebatas petani dan penyuluh. Tetapi sektor IDUKA dan sekolah menengah kejuruan pertanian dan polbangtan berperan penting dalam melahirkan generasi muda pertanian yang professional, mandiri, dan berdaya saing.
“Anak-anak SMK-PP dan Polbangtan harus menjadi job creators dan job seekers yang sesuai diinginkan oleh dunia usaha dan industri. Maka dari itu, kerja sama dengan IDUKA sangat penting supaya kurikulum yang ada bisa bisa selaras dan sinkron,” kata Dedi. (*/aln)
Penulis: Luluk Juan