KUPANG-Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian Negeri (SMKPP N) Kupang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah naungan Kementerian Pertanian (Kementan), tepatnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP).
Lewat badan ini, SMKPP Negeri Kementan Kupang berperan aktif melahiran regenerasi petani yang kelak menjadi petani milenial dalam era 4.0, khususnya sekolah pertanian yang berada di wilayah timur Indonesia.
Program yang telah lama dirancang Kementan, yaitu Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) menjadi jembatan dalam menciptakan generasi muda bukan hanya pandai dalam bertani, tetapi juga mampu menjadi seorang wirausahawan muda yang andal dalam mengelola usaha dari hasil bertaninya.
Dalam mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern, bukan hanya sekadar wacana namun benar-benar harus diupayakan secara nyata seperti yang di sampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), bahwa pertanian adalah sektor yang sangat penting, terutama dalam menopang kemajuan ekonomi nasional.
Bagaimana pertanian diolah kemudian hasilnya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat bahkan bisa diekspor. Semuanya berawal dari wirausaha. "Dengan catatan, kita hidup di zaman dimana teknologi sangat berperan dalam semua sektor, tidak terkecuali pertanian," ucap Mentan.
Dikatakan, menjalankan sebuah usaha mustahil jika tak ada hambatan yang dilewati. Maka dari itu tujuan program PWMP ini melatih kemampuan mengelola usaha yang dimulai sejak dini agar mereka nantinya memiliki banyak pengalaman serta jam terbang dalam berwirausaha. Jika memiliki banyak pengalaman makan diharapkan gerenasi muda ini mampu menghadapai tantangan di masa depan.
Terkait hal ini, program PWMP yang terus berjalan di SMK PP Negeri Kupang pada 2022 ini, ada lima kelompok yang mendapat suntikan dana dari Kementan. Masing-masing kelompok mendapat Rp 15 juta. Kelompok Cemara yang diketuai Anisa Yulita Nahak ini memilih ayam broiler sebagai komoditas usaha mereka. Usaha yang dimulai bulan Desember 2021 baru berjalan 2 periode panen.
“Pada awal memulai sebuah usaha sangat sulit, namun jika dijalani dengan tekun dan kerja sama yang baik dengan teman-teman, maka akan terasa mudah,” jelas Yutta sapaan akrab Yulita Nahak.
Modal yang didapat dipergunakan untuk membuat kandang, membeli ATK, obat-obatan, dan pakan serta DOC. Di periode pertama mereka membeli 1 box anak ayam yang berisi 100 ekor. Dalam 1 bulan ayam dapat dipanen dan di periode pertama mereka bisa menjual seluruh ayam sehingga memperoleh laba sebayak Rp 600.000,-.
Periode selanjutnya dikarenakan program magang dari sekolah, maka mereka harus membayar orang untuk merawat ayam mereka dalam waktu 2 bulan, senilai Rp 250.000 untuk satu bulannya.
Namun mereka tetap melakukan kontrol pertumbuhan ayam ke sekolah dan berhasil panen di periode kedua dengan laba sekitar Rp 900.000,-. Ayam yang mereka panen dijual ke pasar yang ada di sekitar sekolah. Selain itu mereka pasarkan melalui aplikasi whatsapp dan facebook agar jaringan pasarnya lebih luas.
“Dalam usaha ini kami berharap walaupun nantinya akan melaksanakan PKL, kami tetap bisa mengelola usaha ini dengan baik dan dapat memperluas pasar penjualan ayam sehingga bisa mengembangkan usaha ayam ini untuk memenuhi kebutuhan di masyarakat,” tutup Yutta.
Sesuai arahan Mentan SYL, bahwa sumber daya manusia (SDM) Pertanian adalah otak gerakan untuk pertanian. “Maka dari itu jika jiwa kewirausahaan sudah dipupuk sejak dini, sejatinya kelak dapat menciptakan SDM pertanian yang maju, mandiri, dan modern," tegas Mentan SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan, Dedi Nursyamsi juga menyatakan bahwa peluang pertanian bisa diciptakan selama para petani terus semangat dan menjadikan tantangan sebagai peluang.
“Kelompok PWMP dari SMK PP N Kupang yang pantang menyerah ini patut menjadi contoh bagi siswa-siswi di SMK PP Negeri Kupang supaya mereka menjadi insan pertanian yang sukses bahkan bisa melebihi dirinya. Pertanian itu keren. Pertanian itu menjanjikan. Jangan malu jadi petani. Banggalah karena kamu bisa menjaga ketahanan pangan negeri,” tandas Dedi. (*/aln)
Penulis: Luluk Juan