KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kementrian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) melalui Inspektur Jenderal (Inspektur) melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan semua stakholders di NTT guna membahas pengawasan bidang kesehatan pangan.
Rakor yang dilakukan di Hotel Kristal Kupang, Kamis (23/6) itu juga dibuat secara daring, dan dibuka oleh Irjen Kementan, Jan Maringka. Hadir pula Kejati NTT dan Kejari se-NTT, Kapolda NTT serta Dinas Pertanian se-NTT.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) daam sambutan tertulisnya yang dibacakan Plt Inspektur NTT, Kanisius Mau menyebutkan, banyak sekali persolan pangan yang dihadapi saat ini.
Persoalan tersebut, kata Kanisius, tidak terlepas dari persoalan pandemi Covid-19 yang melanda masyarakat dunia sehingga membutuhkan kerja kolaboratif semua pihak. Pemerintah pusat juga menargetkan peringkat ekspor yang tinggi. Tentu target tersebut memacu NTT untuk terlibat mendukung peningkatan pangan demi kelangsungan kesejahteraan masyarakat.
Demi mendapat memenuhi kepentingan penduduk maka pemerintah daerah juga merencanakan sesuai amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) aga target peningktan produksi pangan jagung dan beras yang cukup banyak setiap tahunnya.
Menurutnya, Pemprov NTT dengan RPJMD, menargetkan luas lahan pertanian baru untuk memproduksi pangan padi seluas 56 hektare, tersebar di seluruh wilayah NTT.
Untuk mencapai target tersebut pemprov mencenangkan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS). "Targetnya 7-8 ton jagung per hektare dan bisa panen sapi. Dengan demikian bisa diekspor ke negara tetangga demi kesejahteraan masyarakat," kata Kanisius mengutip sambutan Gubernur.
Selain program TJPS, Pemprov NTT melalui program revolusi hijau juga menargetkan penanaman 50 juta pohon dengan jumlah panen daun marungga yang bisa memperbaiki gizi masyarakat.
Gubernur berharap, pemerintah pusat dan daerah terus melakukan koordinasi demi peningkatan pangan bersama semua stakholders karena kesuksesan program pemerintah tidak terlepas dari keterlibatan semua pihak.
Irjen Pengawasan Kementan RI, Jan Maringka mengatakan, kegiatan kali ini bukan melakukan audit, namun merubah pola kerja dengan memberikan fokus kepada program-program prioritas.
Dikatakan, rakor tersebut juga sebagai bentuk sinergitas pelayanan kepada pemerintah serta program strategis nasional dalam konteks mendukung pelayanan nasional. "Saat ini kita tidak lagi bekerja di ruangan dan di balik meja lagi. Kita turun ke daerah bersinergi dengan semua pemangku kepentingan agar dapat mewujudkan apa yang diharapkan di bidang pertanian," katanya.
Menurutnya, tugas pertanian bukan lagi berbicara terkait harga pangan tapi bagaimana meningkatkan produk pangan atau ketersediaan pangan yang lebih banyak lagi melalui pengelolaan lahan yang ada.
Dikatakan sistem pengawasan juga diperkuat dengan bekerjasama antar instansi baik kejaksaan dan kepolisian agar dapat memantau program pemerintah di daerah.
"Kita berharap kedepan pengewasan dengan bekerja sama dan mendukung semua orogram strategis nasional mulai dari tahapan perencanaannya," harapnya. (r3)
Editor: Marthen Bana