BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kabupaten Manggarai Barat sudah terkenal karena status obyek wisata super premium dengan keunikan Kota Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo (TNK). Ternyata bukan hanya Mabar saja yang punya obyek wisata unik.
Di bagian timur, tepatnya di Kecamatan Congkar, Kabupaten Manggarai Timur, ada satu desa dengan obyek wisata religi yang tak kalah unik. Dan obyek-obyek wisata ini tengah menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Timur (Matim) melalui program pengembangan desa wisata.
Pemkab Matim rupanya ingin menjadikan dua obyek wisata di desa wisata ini sebagai magnet bagi wisatawan ke daerah itu. Tak heran, belum lama ini, Bupati Matim, Agas Andreas dan Ketua DPRD Matim bersama rombongan mengadakan tour wisata ke sejumlah desa wisata pada 10 - 12 Juni 2022, termasuk menyinggahi dua obyek wisata di Tanah Congkar, yang oleh warga setempat disebut Lok Pahar dan Gereja Tua.
Di Lok Pahar, tepatnya Watunggong ada obyek wisata Bukit Golo Lantar. Sementara di Lengko Ajang ada obyek wisata religi gereja tua nan unik, Gereja Santa Theresia.
Bupati Matim, Agas Andreas menyampaikan bahwa promosi pariwisata merupakan tugas dan tanggung jawab bersama, buka semata tugas pemerintah atau masyarakat. “Pemerintah bersama masyarakat Manggarai Timur selama ini telah bahu membahu mempersiapkan dan memperindah berbagai objek wisata yang ada. Sebagai bentuk penghargaan, maka tour wisata ini dilaksanakan. Ini juga sebagai ajang promosi untuk banyak pihak yang ada di luar Manggarai Timur yang tentunya juga ingin tahu obyek wisata apa saja yang ada di Manggarai Timur," ungkap Bupati Agas, Jumat (10/6/2022).
Camat Congkar, Ismail Jehada menuturkan, obyek wisata Golo Lantar yang merupakan bukit yang letaknya sangat strategis. "Bukit ini bisa dijadikan sebagai teropong untuk melihat wilayah Congkar secara keseluruhan," ungkap Camat Ismail.
Selain objek wisata Lok Pahar, menurut Camat Ismail, Kecamatan Congkar juga memperkenalkan makanan lokal yang diproduksi oleh masyarakat setempat. Makanan olahan warga ini juga dijual di kegiatan pasar malam yang dilakukan setiap satu kali dalam sepekan, tepatnya setiap Sabtu malam.
Camat Ismail menyebutkan, Gereja Tua Santa Theresia merupakan bangunan dengan keunikan tersendiri. Gereja ini dibangun sekira tahun 1926 oleh misionaris asal Belanda, Pater Wilhelmus Jansen, SVD.
Bangunan Gereja Tua ini tampak unik sebab gedung tersebut dibangun dengan memadukan arsitektur Eropa dan konstruksi rumah adat khas Manggarai. Keunikan inilah yang telah menjadi magnet bagi Bupati Agas dan pimpinan DPRD serta rombongan mengunjungi wilayah Kecamatan Congkar itu pada 11 Juni 2022 lalu. (*)
Penulis: Tari Rahmaniar Ismail (Jurnalis Warga)
Editor: Marthen Bana