JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB), Kabinet Indonesia Maju, Tjahjo Kumolo yang wafat pada Jumat (1/7) siang telah dimakamkan pada sore harinya di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
Tjahjo yang meninggal saat dirawat di Rumah Sakit Abdi Waluyo itu pergi meninggalkan dua mendalam bagi keluarga besarnya. Terkhusus sang istri tercinta, Erni Guntarti begitu terpukul akan kematian sang suami.
Maklum, Erni dan sang suami, Tjahjo sudah saling mengenal sejak lama. Ketika mereka berdua masih bersekolah di tingkat SMP. Kedekatan itu berlanjut hingga mereka menginjak bangku SMA lalu kuliah dan terakhir bersama memutuskan hidup bersama dalam satu ikatan perkawinan dan berumah tangga.
“Saya dengan bapak sudah kenal lama sekali, soalnya kami teman sejak sekolah dari SMP, SMA, kuliah, dan sudah dekat sekali. Sudah lama kenal, pokoknya ketika itu ya hidup apa adanya,” terang Erni.
Kenangan inilah yang sulit dilupakan Erni. Bahkan menjelang hari-hari terakhir kepergian sang suami, Erni mengaku ada hal baru yang rutin dilakukan mendiang Tjahjo Kumolo. Hari-hari terakhir menjelang dua pekan dirawat di RS Abdi Waluyo, Tjahjo rajin shalat malam atau Tahajud dan mendengar lantunan ayat suci Al Quran.
“Kebiasaan baru bapak yang saya tahu itu, kalau bangun tengah malam, bapak Shalat Tahajud dan mendengarkan alunan ayat suci Al Quran sampai pagi. Itu terakhir yang saya ingat,” jelas Erni kepada wartawan selepas pemakaman mendiang suaminya di TMP Kalibata, Jumat (1/7/2022).
Sebagai istri, Erni mengaku mengenal Tjahjo yang pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) itu sebagai seorang yang sederhana dan tidak pernah melarang dirinya untuk berkarir dalam dunia kesehatan yang digelutinya.
“Bapak sih selalu mendukung apapun yang saya kerjakan. Karena apa yang saya kerjakan, sebagai dokter waktu itu di klinik DPR, bapak gak pernah melarang yang saya kerjakan. Jadi gak harus di rumah,” kata Erni mengenang suaminya yang juga politikus senior PDI Perjuangan yang juga mantan Sekjen PDI Perjuangan. (pojoksatu/fajar)