KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Panitia Penyelenggaraan Konsultasi Nasional (Konas) Forum Komunikasi Pria Kaum Bapak (FK-PKB) Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) XV tengah mempersiapkan seluruh tahapan pelaksanaan hajatan nasional di Kota Kupang.
Setelah dikukuhkan dan diperhadapkan 340 orang panitia di Jemaat GMIT Ebenhaezer Oeba, Minggu (5/6/2022) lalu, panitia kembali menyelenggarakan konferensi pers di Rumah Jabatan Ketua DPRD NTT, Rabu (20/7). Hadir dalam konferensi pers itu, Ketua Panitia Konas, Emelia J. Nomleni, Ketua Pengurus Kaum Bapak Sinode (PKBS) GMIT, Roddialek Pollo, Pdt. Petrus Tameno dari Sinode GMIT, Sekretaris PKBS, Haris Oematan, Wakil Sekretaris Panitia Konas, Fried Tonubesi, dan sejumlah panitia dan pengurus kaum bapak.
Ketua Pengurus Kaum Bapak Sinode (PKBS) GMIT, Roddialek Pollo menjelaskan, dalam hajatan nasional ini, panitia tidak saja menyelenggarakan kegiatan yang dirasakan oleh peserta, namun dipastikan akan dirasakan seluruh masyarakat NTT, khususnya Kota Kupang.
Karena itu, kata Roddialek, kegiatan ini diharapkan membawa efek ekonominya bagi masyarakat karena acara tersebut dilangsungkan dalam beragam kegiatan. "Pusat kegiatannya di GMIT Center, jadi diharapkan adanya pertumbuhan ekonomi disana. Ini tidak sekadar seminar, maka kita pastikan ada dampak kepada masyarakat," sebut sosok yang akrab disapa Oddi Pollo itu.
Menurut Oddi, meski kegiatan ini merupakan hajatannya kaum bapak, namun ketua panitia pelaksana dipercayakan kepada seorang perempuan. Ini sebagai upaya mewujudkan adanya keseimbangan sekaligus untuk mencegah konflik dalam internal kaum bapak.
Oddi menegaskan, kegiatan ini tidak ada kaitan dengan urusan politik. Karena itu, selama proses ini, Majelis Sinode GMIT tak menyampaikan keberatannya kepada pengurus kaum bapak.
"Kami ingin agar perempuan bisa diangkat. Kami tidak ada tendensi tertentu. Kita juga masih ada soal gender. Menurut saya tidak berlebihan lah kami memilih ibu Emi (Emelia J. Nomleni, Red)," jelasnya.
Akademisi Undana ini juga menjelaskan, Konas merupakan momentum baik sehingga tepat diselenggarakan di NTT. Saat pertemuan dengan Wali Kota Kupang juga Gubernur NTT, ada permintaan agar kegiatan ini didesain dengan beragam kegiatan yang bisa dinikmati oleh semua masyarakat NTT, tidak saja peserta.
Oleh karena itu, Oddi memastikan mayoritas masyarakat bakal tersentuh dampak dari kegiatan ini.
"Harus ada efek ekonomi bagi masyarakat dari kegiatan ini. Kegiatan ini bisa berjalan dan memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat. Adapun kegiatan tidak hanya bergelut pada seminar. Tetapi lebih dari adalah memberi pengaruh bagi pergerakan ekonomi di NTT umumnya, dan warga GMIT khususnya," sebutnya.
Ketua Panitia Konas FK-PKB PGI XV, Emilia J. Nomleni mengatakan, tugas yang akan dia kerjakan bersama 340 panitia merupakan perpanjangan tangan dari kaum bapak. Dan ini merupakan sebuah kepanitian yang paling besar.
"Ada 340 orang panitia dan telah ada surat pernyataan kesediaan menjadi panitia. Kegiatan Konas sendiri berlangsung pada 20 - 23 Oktober 2022 di Kota Kupang. Sebelumnya akan ada Pra Konas dengan sejumlah rangkaian kegiatan yang melibatkan masyarakat umum. Kegiatan yang akan dilaksanakan nanti seperti donor darah, jalan sehat dengan target 1.000 orang peserta, lari 10Km dan 2Km dengan target 5.000 peserta serta balap sepeda," sebut sosok yang akrab disapa Mama Emy ini.
Khusus untuk lomba balap sepeda atau Tour de Timau, kata Emy, sesuai rencana akan mengambil start dari Lelogama, dan finish di Bokong, Kecamatan Takari. "Potensi wisata yang ada di kawasan itu perlu di dorong agar bisa lebih terkenal. Karena itu, lomba balap sepeda ini akan dimulai dari Lelogama ke Takari. Setelah finish di Takari, seluruh peserta diangkut ke Tarus, selanjutnya bergabung dengan peserta fun bike menuju finish di GMIT Center," urainya.
Selain lomba lari, juga digelar pula turnamen catur dengan kolaborasi Percasi NTT. Ada juga expo yang melibatkan UMKM dan penghijauan di Lelogama Kabupaten Kupang, hingga parade kuda dan perarakan lentera oleh kaum bapak.
Menyinggung soal peserta, Emy mengaku sesuai perkiraan kegiatan ini dihadiri oleh peserta dari 95 sinode se Indonesia. "Kita memiliki 95 sinode, dari jumlah itu sebanyak 65 sinode sudah ada kaum bapak. Semua sinode tetap kita undang termasuk yang belum ada pengurus kaum bapaknya. Nanti sinode yang sudah ada pengurus kaum bapak diundang tiga orang, sedangkan yang belum diundang satu peserta. Jadi kita perkiraan peserta yang hadir 300 orang. Jumlah ini di luar peserta paduan suara. Kita estimasi peserta secara keseluruhan ada 1.000 orang yang terlibat dalam kegiatan ini," papar Emy yang juga Ketua DPRD NTT ini.
Bagi Emy, kegiatan ini akan ada banyak manfaat yang bisa disampaikan dan dirasakan oleh publik. Pihaknya juga berharap Presiden Jokowi bisa hadir dalam kegiatan ini. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, presiden selalu hadir. Pada bulan yang sama akan ada dua even nasional yang diselenggarakan di NTT, yakni Konas dan Pesparani. (r3/gat)
Editor: Marthen Bana