BAJAWA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Dua warga Ngada menjadi korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kampung Nogolait, Kabupaten Nduga, Papua. Bupati Ngada, Paru Andreas dengan tegas mengutuk keras tindakan KKB saat melayat jenazah korban penembakan keji yang telah dipulangkan ke Desa Dadawea, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada.
Pantauan TIMEX, Selasa (19/7), Bupati Ngada, Andreas Paru bersama Kapolres, AKBP Padmo Arianto, SIK dan rombongan melayat di rumah duka Hubertus Goti. Sebelumnya Bupati dan Kapolres Ngada melayat di rumah duka Yulius Watu. Pemulangan jenazah Hubertus dan Yulius yang menjadi korban keganasan KKB itu tiba di kampung halamannya tepat pukul 00.17 Wita.
Kedatangan jenazah Hubertus Goti disambut isak tangis keluarga. Mereka menggelar ritual adat sebelum jenazah memasuki perkarangan rumah.
Bupati Andreas mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngada mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Nduga, Papua dan kepada semua pihak yang sudah membantu, sehingga jenazah kedua korban ini bisa sampai ke tanah kelahiran mereka. "Mewakili pemerintah Kabupaten Ngada, saya mengutuk keras kelompok KKB yang tidak berperikemanusiaan," ungkapnya.
Kedua almarhum, kata Bupati Adreas, berada di Nduga, Papua untuk bekerja membangun Kabupaten Nduga. Akan tetapi sangat disayangkan mereka harus kembali hanya dengan nama saja.
"Waktu saya berada di Papua, saya selalu mengingatkan agar mereka berhati-hati ketika berangkat kerja ke tempat-tempat yang sangat rawan keamanan di Papua. Selalu waspada dan kerja di tempat yang aman saja," kata Bupati Andreas.
"Kita hanya pasrah dan berdoa agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi kepada siapapun yang bekerja di tanah Papua. Saya mengimbau kepada anak-anak kita yang berada di Papua melalui keluarga, sanak saudara untuk selalu membangun komunikasi dan mengingatkan mereka demi menghindari kejadian-kejadian seperti ini. Kita tidak ingin kejadian seperti ini terulang lagi. Kita menerima dua jenazah, dan saya menyampaikan belangsungkawa yang sangat mendalam kepada keluarga," tutup Bupati Andreas yang pernah lama berdinas di Papua. (*)
Penulis: Saver Bhula
Editor: Marthen Bana