FE UKAW Kupang Dukung Pertumbuhan UKM Dengan Pelatihan Perencanaan Bisnis

  • Bagikan
Pelatihan membuat perencanaan bisnis dan pengelolaan keuangan bagi UKM di Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, oleh mahasiswa dan dosen FE UKAW Kupang. (FOTO: ISTIMEWA)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Artha Wacana (FE UKAW) Kupang terus melakukan pelatihan membuat perencanaan bisnis dan pengelolaan keuangan bagi Usaha Kecil dan Mikro (UKM).

Sebagai wujud dukungan terhadap pengembangan UKM di Provinsi NTT, melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), FE UKAW terus melakukan pendampingan agar UKM lebih mandiri dan mampu membuat perencanaan bisnis yang berdampak pada pendapatannya.

Drs. Roberth Alex Serang, M.Si, sebagai Ketua PKM dan anggota Zet Ena, SE, MM menggelar pelatihan ini di Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, awal Juli 2022 lalu.

Roberth Serang mengaku, dalam menjalankan bisnis, diperlukan perencanaan bisnis yang jelas. Tujuannya agar rencana bisnis dapat menjadi alat ukur yang efektif untuk berbagai jenis bisnis dalam mengatur suatu bentuk yang saling berhubungan, terutama bagi pelaku bisnis usaha mikro dan usaha kecil yang baru dirintis.

Begitu pula dengan pengeloalaan keuangan. Menurut Robert, ini merupakan hal yang sangat penting bagi usaha mikro dan usaha kecil berkaitan dengan bisnis yang dijalankan sehingga perlu dilakukan pengelolaan keuangan yang terstruktur agar usaha mikro dan usaha kecil dapat berjalan dengan baik.

Dia mengaku, kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) FE UKAW tahun 2022 bertema "Penguatan Kelembagaan Pasca Pandemi Covid-19", merupakan kegiatan yang melibatkan mahasiswa, dosen, dan mitra. Ini agar kegiatan program dapat berjalan sesuai yang telah diprogramkan lewat kolaborasi untuk meningkatkan pemahaman berkaitan dengan kegiatan PKL tersebut.

"Hal ini bukan hanya mahasiswa yang melaksanakan PKL, tetapi juga dosen pendamping lapangan yang melakukan program kegiatan lewat program PKM, bersama mahasiswa dan mitra untuk membantu mitra dalam mengatasi persoalan usaha bisnis yang mereka jalankan," kata Robert.

Menurutnya, aspek pengelolaan keuangan, juga menjadi persoalan, pembukuan belum tertata dengan baik dan teratur dan tidak rutin melakukan pencatatan setiap transaksi yang ada. "Selain itu, kelompok mitra tidak memisahkan antara penerimaan dan pengeluaran usaha dan penerimaan dan pengeluaran pribadi," ujarnya.

Hal ini, kata Robert, akan sulit mengetahui kondisi keuangan usaha dan kemajuan usaha. Kelompok mitra juga tidak melakukan perhitungan biaya produksi berdasarkan perkiraan dan tenaga kerja pemilik maupun anggota keluarga tidak diperhitungkan.

Robert menjelaskan, selain aspek pengelolaan keuangan, maka yang menjadi persoalan yang sangat serius bagi kelompok mitra yaitu belum melaksanakan perencanaan bisnis yang baik sehingga berdampak pada usaha yang dilakukan mengalami kerugian karena tidak dilakukan secara matang dan terstruktur.

"Oleh sebab itu, berdasarkan kondisi yang terjadi di Mitra Usaha Mikro dan Kecil Oetete, maka dilakukan PKM-PKL dengan judul pelatihan membuat perencanaan bisnis dan pengelolaan keuangan bagi usaha mikro dan kecil di Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang," tambahnya.

Robert menyebutkan, tujuan dari kegiatan PKM adalah untuk menjelaskan setiap aspek dari rencana bisnis sampai pada pengelolaan keuangan bagi usaha mikro dan usaha kecil untuk kelompok Oetete di Desa Mata Air.

Dikatakan, Desa Mata Air merupakan salah satu desa di Kecamatan Kupang Tengah yang memiliki potensi yang sangat besar, terutama dalam bidang pertanian dan perkebunan, serta hasil olahan lain yang merupakan kegiatan usaha yang dilakukan oleh mitra. Misalnya, usaha kios dan usaha di Pasar Oetete, Desa Mata Air. Diperlukan kemampuan untuk menggerakan masyarakat dalam mengelola masing-masing bidang usaha tersebut.

Robert menuturkan, kelompok usaha mikro dan usaha kecil yang tergabung dalam kelompok Oetete di Desa Mata Air ini berjumlah 27 usaha mikro dan 25 usaha kecil. Usaha yang dijalankan kebanyakan berupa usaha kios, jajanan kue, aneka usaha dalam bidang pertanian dan perkebunan seperti sayur mayur, tomat, dan cabai.

Dengan kondisi ini, kata Robert, diperlukan perhatian yang sangat serius, terutama terkait perencanaan bisnis maupun pengelolaan keuangan yang akan dijalankan maupun yang sudah dijalankan. (r2)

  • Bagikan

Exit mobile version