KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, Pr telah menempuh perjalanan panjang selama 25 tahun tahbisan episkopalnya. Dan selama perjalanan menjadi uskup tidaklah mudah. Namun Mgr. Petrus Turang mampu mencapai titik tersebut dalam kondisi baik dan sehat.
Dimata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), pria 75 tahun itu merupakan sosok seorang guru, orang tua, dan juga sahabat.
Hal itu diungkapkan Viktor Bungtilu Laiskodat dalam sambutannya usai mengikuti misa ekaristi dalam rangka memperingati 25 tahun tahbisan episkopal Mgr. Petrus Turang Uskup Agung Kupang di Gereja Sta. Maria Asumpta, Rabu (27/7).
Gubernur VBL mengatakan, dalam masa kepemimpinannya sebagai orang nomor satu di NTT, dirinya merasa bersyukur karena mendapat sparing partner yang baik.
Bagi Gubernur VBL, Mgr. Petrus Turang dengan karakter yang demikian, justru sangat dibutuhkan di NTT. "Saya sangat bergembira tiap kali bercakap-cakap dengan Mgr. Petrus Turang. Dalam tiap saat saya belajar karena itu saya menganggap Mgr. Petrus Turang sebagai guru saya, orang tua, dan sahabat," terangnya di hadapan ribuan umat Katolik juga rohaniawan yang hadir memadati Gereja Sta. Maria Asumpta, kemarin.
Karena itu, Gubernur VBL menyampaikan ucapan terima kasih atas kontribusi yang selalu diberikan Mgr. Petrus Turang bagi pembangunan di NTT. Ia menyebut, membangun NTT tidak bisa membiarkan pemerintah berjalan sendiri, namun harus ada kolaborasi dan dukungan penuh dari gereja.
Gubernur VBL menegaskan bahwa bukti kerja bersama, menarik perhatian serius pemerintah pusat. Terbukti presiden sudah 19 kali berkunjung ke NTT, sehingga menjadi motivasi untuk terus bekerja bersama mewujudkan Provinsi NTT yang hebat.
'Tantangan pembangunan di NTT adalah bekerja sendiri-sendiri. Bekerja sendiri merupakan watak manusia bodoh. Tentunya ini bukan pengikut Yesus Kristus. Ini juga sejalan dengan amanat UUD 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Gambaran ini seperti yang pernah disampaikan Yesus pada waktu itu," ungkapnya.
Disebutkan, Uskup Mgr. Petrus Turang dalam wilayah pelayanannya di Keuskupan Agung Kupang, telah membantu pemerintah mendirikan sekolah-sekolah untuk mencerdaskan anak bangsa, khususnya di Kota Kupang. Untuk itu, kolaborasi ini terus dilakukan dalam pembangunan di NTT.
Politikus Partai Nasdem itu juga menyinggung angka stunting di NTT. Dalam data, stunting turun dari 42 persen ke 22 persen hingga tahun 2022. Meski begitu, masih ada laporan menyebutkan 91 ribu anak di NTT masih dalam kategori stunting. Dibutuhkan kerja sama semua pihak untuk mengatasi ini. Baginya, sama halnya dengan mengerjakan keselamatan umat manusia lainnya.
Mantan anggota DPR RI menerangkan, meski NTT dilanda berbagai macam bencana, namun sisi lain angka kemiskinan justru turun hingga ke angka 37 ribu. Jumlah itu tergolong tinggi atau melampaui provinsi lain di Indonesia Timur.
Pada tahun 2021, kata VBL, pertumbuhan ekonomi berada di 2,51 persen dari sebelumnya termasuk masa pandemi terkontraksi di 0,38 persen. "Saat ini yang perlu dijaga adalah kondisi pangan dan energi. NTT memiliki potensi demikian. Saya berharap gereja berperan dalam menjaga situasi ini," ujarnya.
Gubernur VBL menyarankan agar orang tua bisa memberi pertimbangan ke anak didiknya agar bersekolah pada sektor energi. Pastor ataupun pelayan di rumah ibadah bisa mendalami ilmu energi baru terbarukan. Potensi NTT yang penuh dengan sumber daya ini perlu dimanfaatkan.
Ia mengklaim, NTT punya potensi besar di sumber daya itu, seperti angin, arus air laut, dan cahaya matahari. Dengan sumber daya manusia dan alam yang seimbang, tentunya pembangunan akan berjalan baik dan masyarakat bisa sejahtera.
Gubernur VBL kembali menyampaikan ucapan terima kasih kepada Mgr Petrus Turang. Dia berharap, kekompakan ini agar terus dipupuk kedepannya. "Selamat. Semoga Tuhan yang maha kuasa senantiasa mencintai provinsi ini dan seluruh pekerjaan kita agar kita tidak lagi dipermalukan tapi kita memberikan berkat buat dunia ini," jelasnya.
Ketua DPRD NTT, Emi Nomleni juga menyampaikan ucapan selamat kepada Mgr Petrus Turang yang telah membaktikan diri melayani umat Katholik hingga 25 tahun ini. "Atas nama pribadi dan institusi DPRD menyampaikan selamat kepada Bapak Uskup yang mencapai 25 tahun, dan ini sesuatu yang luar biasa," sebut politikus perempuan yang akrab disapa Mama Emy itu.
Mama Emy menganggap, sosok Mgr. Petrus Turang, tidak saja sebagai pemimpin umat, tetapi juga menjadi orang tua dan menjadi kekuatan bersama membantu umat. "Kita bersyukur dan berterima kasih karena gereja menjadi kekuatan yang luar biasa untuk pelayanan umat," kata sosok yang juga Ketua DPD PDIP NTT itu.
Selain itu, kata Emy, bahwa ada relasi dengan pemerintah yang terikat dengan baik selama ini. Ini mesti menjadi kekuatan dan harus dijaga dengan baik. Di NTT gereja sudah terlibat sangat kuat dalam bidang pendidikan dan penguatan ekonomi. Bahkan mungkin, ada banyak hal kekuatan yang pemerintah bisa belajar.
"Pemerintah memang betul-betul tidak bisa berjalan dengan sendiri. Gereja secara institusi memiliki kekuatan untuk itu maka kerja kolaborasi terus ditingkatkan," tandasnya.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi NTT, Wayan Darmawa menyebut, Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang mampu menciptakan hubungan harmonis antarumat beragama di NTT.
Mantan Kadis Pariwisata NTT itu mengaku sangat merasakan dampak kehadiran Uskup Agung Kupang yang selalu menciptakan hubungan yang harmonis antarumat beragama di NTT, khususnya Kota Kupang selama 25 tahun menjadi Uskup Agung Kupang.
"Rasa sekali dampak kehadiran Yang Mulia Uskup Agung Kupang Mgr. Petrus Turang, karena memberikan warna dan dukungan kerja sama yang sangat bagus antar umat beragama," sebutnya.
"Beliau juga menciptakan kondisi kedamaian dan membangun hubungan keharmonisan yang baik antar pimpinan lembaga keagamaan di NTT," tambahnya. (r3/ito)
Editor: Marthen Bana