KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (MS GMIT) dan Yayasan Pelita Kasih Bangsa (YPKB) melakukan penandatanganan Memorandum off Understanding (MoU) program pendampingan untuk pembentukan sekolah model GMIT.
Penandatanganan MoU dilakukan Ketua Pengurus Yayasan Pelita Kasih Bangsa, Dr. Fainmarinat S. Inabuy, Ph.D juga sebagai ketua Pengurus Yayasan Pelita Kasih Bangsa bersama Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Dr. Mery L. Y. Kolimon di Gedung Kebaktian GMIT Imanuel Oepura, Minggu (31/7).
Penandatanganan ini bersana dengan perjanjian kerja sama antara YPKB dengan Yayasan Pendidikan Kristen (Yapenkris) GMIT Prisqila Kota Kupang diwakili Drs Maxwell H. Halundaka, selaku Ketua Yayasan Prisqila Kota Kupang dengan Dr. Fainmarinat S. Inabuy selaku Ketua Pengurus YPKB.
Program kerja sama yang disepakati berupa program pendampingan untuk pembentukan sekolah model GMIT.
Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon mengatakan, GMIT memiliki sekitar 500 sekolah tingkat PAUD, SD, dan Perguruan Tinggi dengan kondisi sangat memprihatinkan.
"Hingga saat ini sekolah GMIT belum cukup kuat selain sekolah yang bekerja-sama dengan Yayasan Lantunan Nurani Bahtera (Lanthera) dan Sekolah Dian Harapan," jelas Pdt Mery.
Melalui penandatanganan MoU antara GMIT dan Yayasan Pelita Kasih Bangsa akan memperkuat komitmen iman dalam memajukan kualitas SDM yang memadai.
"Faktor penyebab rendahnya kualitas pendidikan di NTT karena angka putus sekolah sangat tinggi yang mengakibatkan tingginya kasus stunting, kematian ibu dan bayi, serta trafficking sehingga demi merubah masa depan masyarakat NTT maka semua orangtua punya komitmen iman untuk menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama bagi tumbuh kembang anak," tegas Pdt. Mery.
Karena itu, Pdt. Mery mengaku pihaknya optimis SD GMIT Imanuel Oepura akan menjadi sekolah model pendidikan Kristen di Kota Kupang setelah mendapatkan program pendampingan dari Yayasan Pelita Kasih Bangsa dan Sekolah Abdi Kasih Bangsa.
"Alasan GMIT menyetujui kerja sama dengan dua yayasan tersebut karena melihat konsistensi mereka dalam melayani masyarakat di Kota Kupang selama 15 tahun dengan menyediakan SDM tenaga pengajar berkualitas, serta mengedepankan pendidikan karakter yang terbukti pada lulusan berkualitas dan mencerminkan nilai-nilai kristiani," tambah Pdt. Mery.
Pdt. Merry meminta kepada semua warga GMIT harus siap menerima perubahan dan mendukung lembaga pendidikan naungan GMIT semakin berbenah, agar terjadi perubahan agar semakin meningkatkan kualitas pendidikan di NTT.
Ketua Pengurus YPKB, Dr. Fainmarinat S. Inabuy, Ph.D mengakui pihaknya hadir untuk membantu GMIT mendukung peningkatan kualitas pendidikan sekolah-sekolah GMIT.
Baginya, komitmen YPKB untuk memajukan pendidikan bukan perkara mudah sehingga butuh dukungan dari semua unsur GMIT agar melangkah bersama meningkatkan kualitas pendidikan anak NTT.
Ketua Pembina Yayasan Pelita Kasih Bangsa, Pdt. Dr. Junus E. E. Inabuy, MTh yang juga hadir mengatakan pihaknya bersyukur kerja sama dan MoU telah ditandatangani setelah sekian lama direncanakan.
Penandatanganan MoU menjadi komitmen antara GMIT bersama YPKB dan Sekolah Abdi Kasih Bangsa (SAKB) yang menjadi fasilitator pembangunan sekolah Kristen di NTT. "Pembentukan sekolah model bagi sekolah GMIT yang diterapkan pada SD GMIT Imanuel Oepura dengan menanamkan pola pendidikan karakter bagi para generasi muda Kristen," ungkap Pdt. Junus Inabuy.
Penandatanganan MoU meliputi tiga dokumen meliputi MoU antara Majelis Sinode GMIT dan Yayayan Pelita Kasih Bangsa, dokumen nota kesepahaman antara Sekolah Abdi Kasih Bangsa dan Yapenkris GMIT Prisqila Kota Kupang, dan dokumen berisi detail program rencana kegiatan, sekaligus rincian biaya program kegiatannya. Sekolah Abdi Kasih Bangsa telah memenuhi standar pembelajaran sekolah yang berdiri sejak Tahun 2007 silam.
"Perkembangan dunia pendidikan muncul banyak sekolah dengan kualitas rendah tapi bayaran sangat mahal serta mengejar profit, sehingga Sekolah Abdi Kasih Bangsa hadir untuk menjangkau masyarakat yang sulit mendapatkan akses pendidikan di wilayah pinggiran dan pedalaman," ujar Pdt Junus Inabuy.
Selain itu SAKB juga ditunjuk langsung oleh Kemendikbud untuk melaksanakan pola pendidikan karakter bagi para generasi muda. (r2)
Editor: Marthen Bana