Tinjau Pasar Kasih, Kepala BI Minta Pemkot Lakukan 3 Langkah Ini Demi Kendalikan Inflasi

  • Bagikan
PANTAU PASAR. Kepala BI Perwakilan NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja bersama Sekda Kota Kupang, Fahrensi Funay, Asisten II, Ignasius Lega, PD Pasar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan jajaran terkait lainnya, saat memantau harga-harga komoditas di Pasar Kasih Naikoten I, Kamis (4/8). (FOTO: FENTI ANIN/TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi NTT bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang meninjau dan melakukan operasi pasar di Pasar Kasih Naikoten I, Kamis (4/8).

Operasi pasar ini dilakukan langsung Kepala BI Perwakilan NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kupang, Fahrensi Funay, Asisten II, Ignasius R. Lega, pimpinan PD Pasar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan jajaran terkait lainnya.

Dalam pemantauan itu, Kepala BI dan Pemkot Kupang menemukan beberapa komoditas mengalami kenaikan harga. Seperti, cabai keriting yang sebelumnya per kilogram seharga Rp 70 sampai Rp 80 ribu, kini naik menjadi Rp 100 ribu/kg.

Ada juga ayam potong, bawang merah, dan beberapa komoditas lainnya. Melihat kondisi ini, BI meminta Pemkot Kupang untuk segera berkoordinasi dengan Kabupaten Kupang, Kabupaten Rote Ndao, dan kabupaten penyangga lainnya untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan di Kota Kupang.

Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT, Nyoman Ariawan Atmaja, mengatakan, tiga hal penting yang harus dilakukan Pemkot Kupang untuk pengendalian inflasi daerah setelah memantau Pasar Kasih Naikoten I Kupang.

BI NTT juga mengingatkan untuk menyetok komoditas atau memperkuat suplai terhadap komoditas yang menyebabkan inflasi.

Kedua, kata Ariawan, agar harga pasar diupayakan untuk tidak naik lagi bahkan diharapkan turun seperti sebelum lebaran dimana harga cenderung stabil.

Ketiga, distribusi perlu diperhatikan sehingga Dinas Perhubungan, PD Pasar, maupun sentra produksi perlu berkoordinasi lebih intens agar memperlancar distribusi. "Secara umum mulai stabil dan cenderung menurun, hanya tiga komoditas yang suplai masih kurang, seperti cabai merah dan bawang merah, termasuk ikan," jelas Ariawan usai memantau harga-harga di Pasar Naikoten I.

Untuk ikan, jelasnya, stoknya memang dipengaruhi oleh cuaca sehingga nelayan tidak berlayar akibat gelombang laut yang tinggi sewaktu-waktu maupun angin kencang.

Secara keseluruhan, kata Ariawan, BI NTT melihat faktor-faktor ini dipengaruhi oleh suplai barang, khususnya cabai merah dan bawang merah. "Pada high level meeting sudah kita sampaikan kepada Pak Wawali bahwa stok di pasar ini karena suplai," kata Ariawan.

Pemkot Kupang, kata Nyoman, diharapkan mencari suplai terutama di daerah-daerah penyangga stok seperti Kabupaten Kupang kemudian Rote dan daerah lainnya. "Harapannya bagiamana kita menambah suplai," tambahnya.

Ariawan mengingatkan agar suplai pun disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sehingga nantinya komoditas-komoditas inflasi ini turun harganya. Pemerintah juga perlu berupaya untuk menjaga harga tidak naik lagi misalnya cabai rawit yang menunjukkan tren penurunan.

Sebelum hari raya lebaran, kata Ariawan, harga cabai berkisar antara Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribuan per kilogram. Karena itu, perlu upaya pengendalian dengan meningkatkan suplai dari daerah penyangga agar harga dapat turun. "Sekarang bagaimana kita mengatur lagi pasar agar harganya turun seperti sebelum lebaran," ucapnya.

Ariawan mengingatkan masyarakat agar tidak panik dengan kenaikan harga saat ini karena dapat mempertinggi harga bila melakukan belanja berlebihan dalam waktu bersamaan dan mengurangi stok yang ada.

Untuk minyak goreng, Ariawan menyatakan, seperti yang dijelaskan oleh PD Pasar, bahwa ketersediaan minyak curah sangat mencukupi dengan harga kisaran Rp 14 ribu sampai Rp 15 ribu. Begitu juga dengan minyak kemasan dengan ketersediaan yang cukup dan dijamin oleh pemerintah ketersediaannya.

Sekda Kota Kupang, Fahrensi Funay mengatakan, Pemkot Kupang tentunya akan melakukan koordinasi lintas sektor untuk mencukupi kebutuhan pasar, seperti cabai, bawang dan telur, daging dan ikan.

Fahren mengaku siap menjalankan saran BI agar Pemkot Kupang melakukan koordinasi dengan pemerintah di daerah penyangga, seperti Kabupaten Kupang dan Rote ndao, supaya dapat membantu menyuplai pasokan yang cukup bagi kebutuhan pangan di Kota Kupang.

Asisten II Setda Kota Kupang, Ignasius R. Lega menambahkan, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) telah bersepakat untuk melakukan operasi pasar setiap bulan di Kota Kupang.

"Kita melakukan operasi pasar setiap bulan sampai dengan akhir tahun tentunya ini menjadi kesepakatan bersama TPID. Pemkot juga akan melakukan koordinasi dengan semua pelaku usaha dan distributor," pungkasnya. (r2)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan