KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Ekonomi NTT Triwulan II (April-Juni 2022) mengalami pertumbuhan sebesar 3,01 persen jika dibanding dengan pertumbuhan Triwulan II tahun 2021 lalu.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT, Matamira Bengu Kale dalam penjelasannya, Senin (8/8) mengatakan, pertumbuhan ini menunjukkan bahwa ekonomi NTT mulai pulih dari dampak pandemi Covid-19. Pertumbuhan ekonomi yang positif ini dicapai oleh hampir seluruh lapangan usaha, kecuali pada lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib serta jasa pendidikan.
Menurut Matamira, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan ini dicapai oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum. Angka pertumbuhannya mencapai 23,36 persen.
Selanjutnya menyusul lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yang bertumbuh sebesar 13,33 persen, dan industri pengolahan bertumbuh sebesar 11,23 persen.
"Bila dilihat dari penciptaan pertumbuhan ekonomi, maka lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi NTT triwulan II-2022, yaitu sebesar 1,29 persen," jelasnya.
Kemudian disusul lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor sebesar 0,68 persen lalu lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar sebesar 0,54 persen.
Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi terbesar terhadap struktur perekonomian NTT pada Triwulan II-2022, yakni sebesar 30,32 persen.
Matamira melanjutkan, dukungan pertumbuhan ekonomi NTT juga ditopang oleh lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib dengan kontribusi sebesar 12,92 persen serta lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 11,90 persen.
Pertumbuhan ekonomi Triwulan II-2022 terhadap Triwulan I-2021 (q-to-q) dan ekonomi NTT Triwulan II-2022 dibandingkan dengan Triwulan I-2022, kata Matamira, juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,22 persen.
Hampir seluruh lapangan usaha mampu tumbuh positif di triwulan ini, dimana pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 14,61 persen.
Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi terbesar terhadap struktur perekonomian NTT pada Triwulan II-2022, yaitu sebesar 30,32 persen.
Selanjutnya diikuti oleh lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan
dan jaminan sosial wajib dengan kontribusi sebesar 12,92 persen serta lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, dan eeparasi mobil dan sepeda motor sebesar 11,90 persen.
Terpisah, Sekretaris Umum Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPD HIPMI) Provinsi NTT, Wilson Liyanto, mengatakan, tahun ini menjadi tahun kebangkitan ekonomi, bukan hanya di NTT tetapi juga secara nasional.
"Bahkan secara nasional bisa di angka 5 persen pertumbuhan ekonomi. Capaian vaksinasi Covid-19 berjalan dengan baik, tentu hal ini sangat diapresiasi, karena dengan capaian vaksin yang begitu baik maka berdampak juga pada sektor lain termasuk ekonomi," kata Wilson.
Wilson mengatakan, yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi, adalah lapangan usaha di bidang pertanian, perdagangan besar dan eceran, juga kontribusi dari pariwisata dan UMKM. "Pariwisata dan UMKM menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di NTT, dimana Pemerintah Provinsi NTT dan Kabupaten Kota juga sangat mendukung ini," jelasnya.
Menurut Wilson, pariwisata dan UMKM tidak bisa dipisahlan. Keduanya saling bersinergi. Dari sektor akomodasi dan perhotelan juga menjadi salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi.
"Tentu kita syukuri hal ini, dari pihak perbankan juga sangat baik, dimana sebelumnya pada triwulan pertama tahun 2022 stagnan, namun pada triwulan dua ini sudah menunjukkan angka yang baik dan adanya pertumbuhan. Artinya bahwa adanya pertumbuhan ekonomi di sektor usaha, baik modal maupun investasi, hal ini menandakan bahwa masyarakat NTT sudah mulai bangkit," tambahnya.
Wilson berharap hal ini tetap dipertahankan hingga akhir tahun 2022 nanti. HIPMI NTT, lanjut Wilson, tentunya sangat mengapresiasi semua pihak, terutama pemerintah dengan program dan kegiatan yang dilakukan untuk pertumbuhan ekonomi NTT.
"Kita berharap hingga akhir tahun nanti bisa tetap dipertahankan dan pertumbuhan ekonomi di NTT hingga akhir tahun mencapai 5 persen. Beberapa hal yang juga menjadi perhatian serius adalah inflasi bukan hanya terjadi di Indonesia tetapi terjadi di dunia, sebagai dampak dari kenaikan harga minyak mentah, yang berpengaruh pada bahan bakar minyak," jelasnya.
Jadi, kata Wilson, dengan adanya pertumbuhan ekonomi bukan berarti tidak melihat inflasi, tetapi bagaimana semua pihak menjaga kondisi ini, agar jangan sampai terjadi resesi.
"Sebagai pelaku usaha tentunya seluruh anggota HIMPI NTT akan mendukung penuh kebijakan dan aturan pemerintah serta program dan kegiatan yang dilaksanakan," pungkasnya. (r2)
Editor: Marthen Bana