62 UMKM Meriahkan Exotic Tenun Fest, Gubernur VBL Sebut Tenun NTT Tak Kalah dengan Karya Leonardo Da Vinci

  • Bagikan
PEMBUKAAN ETF. Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Kepala Perwakilan BI NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, Ketua Kadin NTT, Bobby Lianto dan sejumlah pejabat memukul tambur saat pembukaan Exotic Tenun Fest (ETF) 2022 di Lippo Plaza Kupang, Jumat (12/8). (FOTO: FENTI ANIN/TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi NTT menggelar Exotic Tenun Fest (ETF) 2022 menghadirkan 62 pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). ETF dengan 930 produk ini dipamerkan dan ditawarkan selama tiga hari, sejak Jumat (12/8) hingga Minggu (14/8) di Lippo Plaza Kupang.

Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, mengatakan, dari arena ETF ini, pihaknya menargetkan kenaikan 10 hingga 15 persen penjualan dari target tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,4 miliar.

Nyoman Ariawan menjelaskan, kegiatan ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan daya jual produk UMKM di NTT, baik itu tenun dan berbagai produk lainnya. "Pada ETF kali ini, hadir 62 UMKM yang telah melalui proses kurasi oleh e-catalog dengan jumlah 930 produk," sebut Nyoman.

Menurut Nyoman, kegiatan ETF ini sebagai upaya menstimulasi ekonomi setelah pandemi Covid-19 mereda sehingga dapat mendorong UMKM tenun, khususnya dalam upaya memperluas pasarannya.

Nyoman Ariawan mengaku, potensi pasar tenun memang belum sepenuhnya digali, apalagi pemulihan ekonomi masih dilanjutkan di tengah membaiknya ekonomi dan jumlah kunjungan wisatawan ke NTT.

Akselerasi UMKM tenun NTT dengan ETF juga mendukung program nasional BI, yaitu Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI) yang diselenggarakan tahun lalu di Labuan Bajo.

Tujuan ETF ini, lanjut Nyoman, juga agar masyarakat luas lebih mencintai penggunaan produk tenun, meningkatkan kesadaran masyarakat akan makna tenun, mendorong pemulihan ekonomi, dan digitalisasi promosi dan business matching. "Terkhusus meningkatkan daya jual UMKM tenun," tandasnya.

Dikatakan, ETF sendiri telah diselenggarakan sejak 2021 dengan beragam inovasi, yaitu memperluas fokus produk tenun juga terhadap produk lainnya seperti kopi.

Business matching antara offtaker maupun dengan lembaga pembiayaan juga akan dilakukan kali ini dengan setiap kriya termasuk kuliner seperti kopi ke international. "ETF mencapai Rp 1,4 miliar tahun sebelumnya, dan tahun ini ditargetkan naik 15 persen," ucapnya.

Dalam main event ETF yang berlangsung selama tiga hari ini, demikian Nyoma, juga akan dilakukan penandatanganan business matching antara eksportir dan offtaker demi mendorong meningkatnya laba tahun ini. "Ada juga kapasitasi atau pelatihan kepada pengusaha," tuturnya.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) menyebut, tenun adalah salah satu dari beragam kekayaan Provinsi NTT. "NTT bukan provinsi yang murah seperti cibiran banyak pihak selama ini," katanya.

Tenun NTT, lanjut Gubernur VBL, sudah masuk fashion show bergengsi di Milan, Perancis, dan London. Sedangkan tenun NTT belum begitu dicintai kehebatannya oleh masyarakat NTT sendiri.

"NTT tidak murah. Provinsi ini sangat mahal, itulah kenapa semua orang harus datang ke NTT," sebut VBL saat memberi sambutan pada pembukaan ETF ini.

Dikatakan, karya intelektual ini dikerjakan oleh ibu-ibu penenun dengan metode dan makna yang dibawakan sejak ribuan tahun lalu, namun dapat menghasilkan kelas artistik yang tidak ada duanya.

Gubernur VBL bahkan menyandingkan tenunan yang disebutnya sangat bernilai ini dengan Monalisa yang dihasilkan Leonardo Da Vinci dan Michaelangelo Buonarroti dengan lukisan terkenal di langit-langit Kapela Sistina. "Ini tidak kalah dengan Michaelangelo atau karya Leonardo Da Vinci," ujar VBL.

Ia juga menjelaskan metode pembuatan tenun asli NTT yang motifnya ada di imajinasi para penenun tetapi pakemnya selalu sama dan telah diturunkan dari tiap-tiap generasi.

"Ini bukan kerajinan tangan. Ini karya intelektual dari perempuan-perempuan NTT karena orang NTT itu memang pintar dan memang kalah saat transfer knowledge dari daerah lainnya," ujarnya lagi.

Gubernur VBL menegaskan, tenun ikat perlu diapresiasi dengan memakai setiap hari oleh masyarakat NTT sendiri, dan berdasarkan pengalamannya karya ini sangat dikagumi berbagai negara.

VBL yang menggunakan tenun khas TTU itu turut mempromosikan tenun untuk dipakai pada lembaga-lembaga besar seperti DJPb NTT dan OJK NTT.

Menurutnya, pemasaran produk perlu disesuaikan dengan narasi yang baik untuk dapat meningkatkan penjualan produk. "Karena sebuah narasi yang baik dapat mengangkat kualitas suatu produk," sebutnya.

Momentum ini perlu dilanjutkan juga oleh lembaga lainnya seperti Kadin NTT yang juga telah mengenalkan produk NTT termasuk tenun hingga keluar negeri.

Gubernur VBL menambahkan, proganda mengenai kelebihan dan nilai-nilai unggul Provinsi NTT adalah bagian dari strategi mengangkat nama suatu produk. "Tidak ada yang dapat bertahan lama tanpa propaganda. Propaganda untuk memasarkan tenun melalui budaya dan atraksi yang ada," jelasnya. (r2)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan