SEBA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kerusakan dermaga fery di pelabuhan Angkutan Sungai dan Penyeberangan (ASDP), Seba di Kabupaten Sabu Raijua sampai menimbulkan kecelakaan bongkar muat pada 5 Agustus 2022 lalu menjadi keprihatinan semua pihak.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sabu Raijua sendiri tidak bisa berbuat lebih untuk mengatasi kerusakan tersebut. Pasalnya, keberadaan pelabuhan itu belum menjadi kewenangan Pemkab. Untuk itu, Pemkab Sabu Raijua terus berupaya agar pihak-pihak terkait segera mengambil langkah untuk memperbaikinya sehingga kecelakaan tidak terulang lagi.
Bupati Sabu Raijua, Drs. Nikodemus N. Rihi Heke, M.Si telah berkali-kali mendatangi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di Jakarta untuk meminta bantuan guna mengatasi persoalan itu.
Bukan hanya di Jakarta, Bupati juga telah menemui Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XIII Provinsi NTT dan Kepala Balai sendiri sudah turun langsung ke Seba beberapa saat lalu. Namun hingga kecelakaan terjadi pada 5 Agustus 2022 lalu, belum ada titik terang terhadap status pelabuhan itu.
Akibat lambannya penanganan kerusakan pada Pelabuhan Seba tersebut, Bupati Sabu Raijua kembali mendatangani Kemenhub khususnya Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Selasa (9/8). Kali ini, Bupati tidak sendiri, namun bersama Ketua DPRD Sabu Raijua, Paul R. Tuka, SH dan Kadis Perhubungan Sabu Raijua, Dra. Utiek Wibowati.
Bupati dan Ketua DPRD diterima Direktur Lalu Lintas Cucu Mulyana, Kepala Seksi Pelabuhan TSDP Rudi Arya, Kasubdit Lalin TSDP, Bambang, dan Kepala BPTD Wilayah VIII, Tito.
“Kami hadir bersama Ketua DPRD Sabu Raijua dan Kadis Perhubungan karena persoalan Pelabuhan ASDP sangat urgen untuk segera ditangani,” kata Bupati Nikodemus Rihi Heke di hadapan pejabat Kemenhub itu.
Bupati Nikodemus kembali menjelaskan bahwa pelabuhan penyeberangan kapal fery ASDP merupakan satu-satunya pelabuhan penyeberangan di Kabupaten Sabu Raijua yang dibangun oleh Satker Dinas Perhubungan Provinsi NTT Tahun 2009 dan selesai dibangun tahun 2014.
Setelah dibangun, katanya, dilakukan ujicoba dan hendak diserahkan ke Pemkab Sabu Raijua. Namun ketika dilakukan ujicoba, ternyata tidak berfungsi karena laut sekitarnya sangat dangkal dan posisi pasang/surut air laut tidak cocok pada saat kapal melakukan labuh tambat. Karena ujicoba gagal, sehingga tidak jadi diserahterimakan ke Pemkab Sabu Raijua. Saat itu, kata Bupati Nikodemus Rihi Heke, dirinya menjabat sebagai Wakil Bupati.
“Kami sebenarnya siap untuk menerima serah terima pelabuhan tersebut untuk dikelola. Kami juga sudah siap hibahkan tanah di lokasi tersebut. Kami siap tangani. Tapi karena belum ada serah terima dan dalam keadaan rusak sehingga kami belum siap, dan selama ini pelabuhan itu tidak pernah difungsikan,” jelasnya.
Namun, lanjutnya, pasca Sabu Raijua diterjang Badai Seroja tahun 2021 lalu dan salah satu pelabuhan tidak difungsikan karena ada bangkai kapal yang karam sehingga dengan terpaksa, pelabuhan penyeberangan ASDP tersebut difungsikan ASDP.
Hal itu dilakukan agar arus penyeberangan dari dan ke Sabu Raijua bisa lancar termasuk kelancaran distribusi kebutuhan sembilan bahan pokok (Sembako) yang datang dari luar Sabu Raijua.
Kendati pelabuhan ASDP tersebut dalam keadaan rusak berat, namun pengoperasiannya tetap dibawah pengawasan petugas dari Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XIII NTT karena tidak ada alternatif lain untuk berlabuh.
Melihat kondisi tersebut, Pemkab Sabu Raijua bersama DPRD setempat dan Dishub telah berupaya semaksimal mungkin, baik secara lisan maupun tertulis, bahkan menghadap langsung secara berjenjang maupun langsung ke Pemerintah Pusat melalui Kemenhub.
Di dahapan pejabat Kemenhub, Bupati Nikodemus meminta agar segera mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi kerusakan pelabuhan itu sehingga kejadian kecelakaan bongkar muat tidak terulang lagi.
“Setelah kejadian tanggal 5 Agustus 2022, tanggal 6 Agustus kami langsung bersurat dan sekarang kami datang lagi di kementerian. Kami harapkan ada percepatan penanganan pelabuhan ini, karena merupakan satu-satunya pelabuhan untuk memperlancar roda perekonomian di Sabu Raijua. Kami juga akan menggelar Festival Jelajah Kelabba Madja bulan September, dan pelabuhan ini merupakan salah satu fasilitas yang dipakai,” tegas bupati yang akrab disapa Nick Rihi Heke itu.
“Ada yang bilang, tangung jawab Pemda, itu keliru. Mari kita tangani bersama karena semua yang kita lakukan ini untuk masyarakat,” ajak Bupati Nick.
Direktur Lalu Lintas Kemenhub, Cucu Mulyana pada kesempatan memberikan apresiasi terhadap langkah cepat Bupati Sabu Raijua menyikapi kerusakan pelabuhan penyeberangan di Sabu Raijua.
Ia mengakui adanya keterlambatan dalam serah terima aset tersebut yang seharusnya sudah dilakukan sejak 2016 lalu. Seperti biasa, kata Cucu, kendala laten yang sering dialami setiap penyerahan biasanya mengenai kejelasan aset.
Cucu memahami jika Pemkab Sabu Raijua tidak mengeluarkan biaya perbaikan karena memang belum ada serah terima dari Kemenhub.
Karena sifatnya urgen, Direktur Lalulintas Kemenhub langsung memerintahkan Kepala Seksi Pelabuhan TSDP, Rudi Arya untuk segera ke Kabupaten Sabu Raijua melakukan Survei Investigasi Desain (SID) dan Detail Engineering Design (DED) Pemasangan Grating pada MB Pelabuhan Penyeberangan tersebut. (*/yl)
Editor: Marthen Bana
Perbaikan:
Pengunjung yang terhormat, kami menyampaikan permohonan maaf atas kekeliruan pemuataan foto pada berita ini sebelumnya, dimana yang terpajang adalah foto Bupati Sabu Raijua bersama Ketua DPRD dan Kepala Dinas Sosial, sementara di keterangan fotonya kepala Dinas Perhubungan. Untuk itu kami telah melakukan pergantian foto menyesuaikan dengan isi berita dan keterangan gambar. Demikian perbaikan kami. Terima kasih.