ATAMBUA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Wakil Bupati (Wabup) Belu, Aloysius Haleserens bersama Save The Children meluncurkan program pemulihan pembelajaran bagi siswa-siswi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Perguruan Tinggi (PT), bertempat di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu, Jumat (5/8).
Program itu bertujuan untuk memungkinkan akses pada pembelajaran berkualitas bagi anak perempuan dan laki-laki agar pulih dari penutupan sekolah yang berkepanjangan selama pandemi Covid-19. Akses ini dibuat melalui penyediaan alternatif metode pembelajaran yang relevan dan efektif di sekolah dan di rumah serta mengembalikan kondisi kenyamanan psikososial anak.
Hadir pada peluncuran program tersebut, Kepala Dinas Kesehatan, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Plt Kepala BP4D, dan Kepala SD dari 7 kecamatan se-Kabupaten Belu.
Wabup Aloysius Haleserens kepada TIMEX, Jumat (5/8), mengatakan Covid-19 memberikan dampak negatif terhadap perkembangan dan proses pembelajaran dalam pendidikan di Indonesia.
"Diduga terjadi ketidakefektifan proses belajar mengajar dari tingkat PAUD sampai perguruan tinggi. Hal itu akan berakibat terhadap learning loss. Hari ini, datanglah Save The Children di Kabupaten Belu untuk memberikan refresing, input, masukan, kritik saran, penguatan kepada saudara-saudara kita yang berkecimpung di dunia pendidikan. Harapan kita terjadi peningkatan efektivitas proses pembelajaran pasca-Covid-19,'' harapnya.
Sementara itu Koordinator Pendidikan Humanitarian Save The Children, Benny Giri menyampaikan bahwa latar belakang peluncuran program pemulihan pembelajaran ini karena situasi Covid-19 yang memberikan dampak cukup besar terhadap dunia pendidikan.
"Program ini program jangka pendek. Kami rencana awal lima bulan berjalan ke depan hingga November sebagai bagian dari respon terhadap situasi pendidikan kita sekarang," ujarnya.
Di Kabupaten Belu, kata Benny, pihaknya bermitra dengan Yayasan Pengembangan Masyarakat Atambua. Karena itu, Benny berharap mendapat dukungan penuh dari pemerintah setempat, orang tua, dan tokoh masyarakat karena upaya untuk mengejar kesenjangan pembelajaran ini tidak bisa hanya oleh salah satu pihak saja. (mg26)
Editor: Marthen Bana