Warga Seputaran Noelbaki-Tilong Resah, 20 Tahun Jalan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki

  • Bagikan
RESAHKAN WARGA. Jalan arah Bendungan Tilong di Kecamatan Kupang tengah ini awalnya konstruksi hotmix, kini tak berbentuk. Seluruh badan jalan rusak, dan 20 tahun tanpa perbaikan. Pengguna jalan ini resah karena aktifitas terhambat. (FOTO: Laurensia for TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Warga di Desa Noelbaki dan seputaran Tilong, Kecamatan Kupang tengah resah. Pasalnya salah satu akses jalan yang menghubungan beberapa desa di daerah itu mengalami kerusakan berat.

Sejak jalur jalan itu dikerjakan tahun 2002 seiring dengan proyek pembangunan Bendungan Tilong, hingga kini jalan tersebut tak kunjung diperbaiki. Sejumlah titik di jalur itu mengalami kerusakan berat.

Akibatnya pengguna jalan yang melintas di jalur itu harus ekstra hati-hati sebab rawan kecelakaan. Tak cuma itu, akibat rusaknya jalan ini, aktifitas warga menjadi terhambat. Kendaraan tak bisa melaju dengan lancar.

Ketua RT 39, Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Bernabas Natun mengatakan, jalan ini mengalami kerusakan parah lantaran sudah hampir 20 tahun tidak pernah mendapatkan perhatian. Di satu sisi, tensi penggunaan jalur itu makin tinggi, karena banyak permukiman penduduk di wilayah itu.

Selain itu juga, kata Bernabas, sejumlah alat berat bermuatan juga menggunakan jalan tersebut sehingga makin menambah kerusakannya. “Banyak penyebab jalan ini rusak. Daerah ini merupakan daerah bergunung dan kebanyakan terkikis air akibat curah hujan yang tinggi. Apalagi jalur itu tidak ada saluran air, sehingga ketika hujan air yang mengalir merusak badan jalan. Ada juga truk tronton yang mengangkut alat berat melintasi jalan ini,” beber Barnabas kepada Jurnalis Warga, Senin (1/8/2022) lalu.

Menurut Bernabas, jalan tersebut dikerjakan tahun 2002 lalu, dan sejak saat itu tidak pernah lagi mendapatkan perhatian atau penanganan hingga saat ini. Kerusakan yang terjadi pun dibiarkan tanpa perhatian pemerintah.

“Kami sebagai aparat desa sudah memberikan masukan kepada pemerintah kabupaten maupun provinsi, dan memang sudah ada beberapa tanggapan dari pemerintah desa, kabupaten maupun provinsi. Hanya saja, status jalan ini belum jelas sehingga butuh waktu lama untuk memperbaiki jalan ini,” ujarnya.

Bernabas mengaku, pihaknya menerima banyak keluhan warga terkait kerusakan jalan ini, namun ia tak bisa berbuat banyak. Ia hanya bisa menyampaikan ke tingkatan pemerintah di atas dengan harapan suatu saat pemerintah memperhatian jalan ini untuk diperbaiki.

Kaleb Tsu, salah satu warga yang biasa melintasi jalan tersebut mengatakan, keadaan atau kondisi jalan itu sangat memprihatinkan. Akibatnya menghambat aktivitas warga. Warga lainnya, kata Kaleb terpaksa mencari jalan alternatif yang lebih baik, walau harus memutar lebih jauh.

“Jalan rusak ini sudah lama belum diperbaiki. Kalau kami biasanya jalan melewati kantor camat yang jalannya lumayan baik tetapi kebanyakan anak-anak kami sekolahnya itu melewati akses jalan utama yang rusak ini sehingga kami tetap melewati jalan tersebut, namun harus lebih berhati-hati,” kata Kaleb.

Kaleb mengaku, karena kesal jalan rusak itu tak kunjung diperbaiki, ia bersama warga pernah memblokir jalan itu. Akhirnya pemerintah menanggapi dengan menyiram tanah putih dimana menyebabkan debu sehingga warga tidak aman dan juga sudah banyak warga yang mengalami kecelakaan ketika melewati badan jalan yang berlubang itu.

"Warga berharap pemerintah secepatnya merespon mengenai jalan rusak ini untuk diperbaiki karena jarak ke kota dengan kabupaten ini sangat dekat," pungkas Kaleb. (*)

Penulis: Laurensia (Jurnalis Warga)
Editor: Marthen Bana

  • Bagikan