Dunia Internasional Akui Tiga Tahun Indonesia Swasembada Beras

  • Bagikan
PENGHARGAAN. Presiden RI, Jokowi didampingi Mentan Syahrul Yasin Limpo menerima penghargaan dari pimpinan International Rice Research Institute atas capaian tiga tahun berturut-turut swasembada beras. (FOTO: Dok. Kementan)

JAKARTA-International Rice Research Institute (IRRI) sebuah lembaga internasional yang menjadi pusat penelitian beras dunia memberikan penghargaan terhadap Pemerintah Republik Indonesia (RI) yang selama tiga tahun terakhir mampu mencapai swasembada beras secara berturut-turut.

Pengharagaan ini diterima secara langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Minggu (14/8).

IRRI menilai, Indonesia mencapai swasembada karena mampu memenuhi kebutuhan pangan pokok domestik dalam hal ini beras lebih dari 90 persen. Diketahui, produksi beras nasional dari tahun 2019 konsisten beradi di angka 31,3 juta ton sehingga berdasarkan hitungan BPS jumlah stok akhir di bulan April 2022 tertinggi di angka 10,2 juta ton.

"Dan kalau ditanya barangnya ada di mana? Ya ada di masyarakat, di petani, di restoran-restoran dan juga juga di Bulog. Plus beberapa di industri-industri pangan. Inilah yang menyebabkan kenapa Indonesia dinilai memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dan sudah mencapai swasembada pangan," ujar Presiden Jokowi di Jakarta, Minggu (14/8) sebagaimana rilis Kementan RI.

Presiden mengatakan, di tengah ancaman krisis pangan di tingkat global, pemerintah Indonesia terus berkomitmen meningkatkan produksi nasional dan menjamin ketercukupan pangan di dalam negeri sekaligus memberikan kontribusi bagi kondisi pangan internasional.

"Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pelaku dan yang bekerja di sawah, para petani Indonesia atas kerja kerasnya, tentu saja bupati, gubernur, dan jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) yang semuanya bekerja sama dengan riset-riset dari universitas perguruan tinggi yang kita miliki. Ini adalah kerja yang terintegrasi dan kerja gotong royong," katanya.

Presiden Jokowi menjelaskan, salah satu infrastruktur yang selama ini dibangun Indonesia sejak tahun 2015 adalah infrastruktur di bidang pertanian. Tercatat, ada bendungan yang sudah diresmikan mencapai 29 dan tahun ini akan selesai lagi 38 bendungan dengan target sampai tahun 2024 lebih dari 61 bendungan.

"Kita juga membangun embung dan 4.500 jaringan irigasi yang dibangun selama 7 tahun terakhir, selain juga kita terus memanfaatakan varietas unggul padi, intensifikasi, dan ekstensifikasi. Kita berharap, ke depan tidak hanya beras yang swasembada, tetapi jagung dan lainya," katanya.

Presiden Jokowi menambahkan, program diversifikasi juga dapat dioptimalakan dengan baik untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional. Saat ini, Indonesia terus melakukan penanaman sorgum sebagau subtitusi yang bisa menggantikan gandum.

"Diversifikasi pangan hati-hati, kita tidak hanya tergantung pada beras tetapi harus kita mulai juga untuk jenis-jenis bahan pangan yang lainnya. Kita sudaj mulai kemarin di Waingapu sorgum, kemudian di beberapa provinsi jagung juga besar besaran yang dulu harus impor 3,5 juta ton hari ini kita hanya impor kira-kira 800 ribu ton. Ini sebuah lompatan yang sangat besar sekali dan kita harapkan dengan terus-menerus kita konsentrasi ke sana," jelasnya. (*/aln)

  • Bagikan