BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Warga tiga desa di Kecamatan Congkar, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), akhirnya bisa tersenyum dan bergembira. Bagaimana tidak, kerinduan warga sudah diwujukan Pemkab Matim dengan dibangunnya fasilitas Air Minum Bersih (AMB) di wilayah itu pada 2021 lalu.
Tiga desa tersebut, yakni Desa Golo Ngawan, Golo Pari, dan Desa Buti. Sebelumnya, ketiga desa yang berada di wilayah perbukitan itu mengalami kesulitan air bersih. Setiap hari untuk kebutuhan air, warga harus pergi mencari dengan jarak yang cukup jauh. Selain itu, selama ini mereka juga mengonsumsi air tidak layak.
Pada musim hujan, warga terpaksa memanfaatkan air hujan. Tapi sekarang mereka dapat menikmati air bersih yang mengalir sampai ke rumah. Sebanyak 238 kepala keluarga di tiga desa tersebut, tercatat sebagai pelanggan baru Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) Matim.
"Sejak 8 Agustus 2022, kita sudah lakukan pengaktifan Sambungan Rumah (SR) air bersih yang dibangun Dinas PUPR pada tahun 2021 lalu. Jadi totalnya ada 238 pelanggan baru dari tiga desa tersebut," ujar Kepala UPTD SPAM Matim, Fransiskus Y. Aga, kepada TIMEX di Borong, Kamis (25/8).
Fransiskus yang akrab disapa Kevin, menjelaskan, dari total seluruh jumlah pelanggan baru itu, ada 106 SR di Desa Golo Ngawan. Lalu sebanyak 132 SR di Desa Golo Pari dan Desa Buti. Sebelum pengaktifan, pihak UPTD SPAM melakukan sosialisasi dengan masyarakat penerima maanfaat dari tiga wilayah desa itu.
Kegiatan sosialisasi itu, lanjut Kevin, dilaksanakan pada 8 Agustus 2022 di dua lokasi berbeda, yakni di Desa Golo Pari dan Desa Golo Ngawan. Hadir dalam kegiatan itu, dua orang anggota DPRD Matim dari Dapil IV, yakni Ferinandus Rabung dan Gonis Bajang. Hadir juga Camat Congkar, Ismail Jehada, kepala desa bersama perangkatnya, TNI dan Polri, serta masyarakat penerima manfaat.
"Semua masyarakat penerima manfaat, hadir dalam kegiatan sosialisasi itu. Mereka begitu antusias. Hal yang disampaikan dalam sosialiasi itu, pertama soal mekanisme pengelolaan air minum melalui UPTD SPAM. Kedua, soal pola tarif yang berlaku, dan ini terkait skema tarif, waktu pembayaran, dan sanksi. Juga hal pelayanan yang kita sampaikan," jelas Kevin.
Kevin menyebutkan, dalam kesempatan itu, dua anggota DPRD Matim yang hadir mengimbau warga untuk selalu menjaga hutan. Masyarakat diminta untuk tidak merusak hutan yang di wilayah itu. Apalagi air yang saat ini dinikmati warga di wilayah itu, bersumber dari hutan lindung Lok Pahar, yakni sumber Wae Kewo. Jika saja hutan itu tidak dijaga, maka berpengaruh terhadap ketersedian air untuk sumber kehidupan masyarakat.
Kevin mengatakan, dengan hadirnya pembangunan air bersih di wilayah itu, tentu menambah cakupan pelayanan yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kevin mengatakan, adanya sarana air minum bersih di wilayah Congkar tentu membawa perubahan dan menunjang upaya mengurangi kemiskinan. Sebab salah satu indikator kemiskinan, yakni adanya akses air minum bersih. "Sekarang sudah dibangun akses air bersih, sehingga salah satu indikator kemiskinan itu, tidak terjadi lagi," kata Kevin.
Kevin berharap, ketersediaan air itu jangan hanya digunakan untuk minum, mandi, dan cuci saja, tapi bisa digunakan untuk peningkatan ekonomi. "Seperti menanam sayur, usaha ternak serta usaha lainya," kata Kevin mengutip penyampaian Camat Congkar, Ismail.
Kevin menambah, dengan kapasitas air yang ada, maka pelayanan air bagi 238 pelanggan baru di tiga desa, Kecamatan Congkar, berlaku dengan jadwal pelayanan 12 jam per hari. Dimana pengaturan dalam sehari itu, waktu pagi dan malam hari. Menariknya, warga begitu antusias jadi pelanggan UPTD SPAM. Terbukti dokumen persyaratan jadi pelanggan, semuanya dilengkapi.
"Dukungan dari pemerintah kecamatan terhadap program ini, begitu tinggi. Pembangunan akses air minum ini, belum semua rumah dilayani. Hal itu karena jaringan belum sampai ke sejumlah anak kampung dalam satu desa. Jaraknya dari jaringan yang ada dengan rumah warga cukup jauh," bilangnya.
Kevin menambahkan, masih ada sejumlah anak kampung di Desa Golo Ngawan, yang belum bisa dilayani. Demikian halnya di Desa Golo Pari dan Buti. Sementara terkait kapasitas air, masih bisa, dan sangat cukup. Sehingga warga pun berharap, ada pembangunan lanjutan dari Dinas PUPR untuk bisa distribusi ke sejumlah anak kampung tersebut. Bahkan warga sendiri mengaku, siap untuk pasang mandiri.
"Mereka siap untuk pasang mandiri, asal saja pipa distribusi itu bisa dibangun sampai ke rumah mereka. Kalau soal kapasitas air, kondisinya masih sangt mungkin, pada hal sekarang masuk musim puncak. Apalagi kalau musim hujan," bilang Kevin.
Dia mengatakan, dengan adanya penambahan pelanggan baru dari tiga wilayah desa, sehingga saat ini total untuk seluruh pelanggan IKK Watu Ngong, ada sebanyak 518 pelanggan. Termasuk di dalamnya, ada fasiltas publik, seperti puskesmas, sekolah, kantor pemerintah, dan tempat ibadah.
"Ada kelebihan tersendiri yang tampak dari pelanggan di wilayah IKK Watu Ngong ini, yakni antusias tinggi, komitmen, menjaga saran yang ada, dan dari sisi keuangan mereka paling patuh," pungkas Kevin.
Selain itu, pihak DPRD juga menyampaikan terkait pembangunan air bersih itu merupakan salah satu bentuk perjuangan bersama masyarakat melalui DPRD dan pemerintah. Dari pihak TNI dan Polri, menyampaikan hal terkait bagaimana untuk bisa menjaga aset yang ada. Artinya, warga diminta untuk tidak boleh merusak sarana air minum yang ada.
Sementara itu, Camat Congkar, Ismail Jehada, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemkab Matim dan Dinas PUPR Matim, dimana pada akhirnya pembangunan yang diusulkan masyarakat bisa terwujud. (*)
Penulis: Fansi Runggat
Editor: Marthen Bana