Tekan Angka Stunting, Pemprov NTT Apresiasi Pemkab TTS

  • Bagikan
PANEN. Bupati TTS, Egusen Pieter Tahun bersama pihak GIZ dan kelompok tani memanen hasil kebun petani, di kabupaten itu, Selasa (30/8). (FOTO: ISTIMEWA)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) memberi apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Timor Tengah Selatan (TTS) yang terus berupaya menurunkan angka kemiskinan dan stunting di wilayah tersebut dengan berbagai program pembangunan.

Salah satu upaya yang dilakukan Pemkab TTS adalah mengadakan kegiatan Forum Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Provinsi NTT untuk mencapai tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs).

“Pola kerja kolaboratif ini sangat strategis untuk mencapai hasil yang diharapkan karena pendekatan yang digunakan adalah komperhensif. Kerja kolaboratif seperti ini akan mempermudah kita dalam menyelesaikan permasalahan dan tantangan yang dihadapi,” kata Gubernur VBL dalam sambutan tertulis yang disampaikan Plt Kepala Bappelitbangda NTT, Johanna E. Lisapaly, melalui Bupati TTS, Egusem Pieter Tahun dalam Forum SDGs NTT di aula kantor Bupati TTS, Selasa (30/8).

Dalam kesempatan itu, Bupati TTS, Egusem juga menandatangi kesepkatan implementasi kerja sama multi pihak dalam bidang pertanian berkelanjutan bersama Yayasan Krisna Galensya dengan dukungan Kementerian Kerjasama Pembangunan dan Ekonomi, Pemerintah Jerman (BMZ) melalui proyek SDGs SSTC yang dijalankan oleh German International Cooperation (GIZ).

Sebagaimana data angka kemiskinan ekstrem di TTS yang dirilis pemerintah setempat pada Februari 2022 lalu, berada di angka 26,26 persen dari sebelumnya 27,87 persen. Data angka stunting dari 37,8 persen, turun menjadi 29,8 persen.

Dengan data ini, Gubernur VBL meyakini bahwa program kerja sama multi pihak ikut berkontribusi dalam penurunan angka stunting tersebut. Karena itu, dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, perbaikan kondisi sosial-ekonomi masyarakat petani dampingan dapat dicapai oleh adanya kerja sama multi pihak ini.

Dikatakan, keberhasilan program ini terletak pada strategi pendekatan holistik yang memperhatikan optimalisasi dukungan dari para stakeholder di sepanjang rantai nilai produksi pertanian hortikultura.

Sementara, tujuan dari TPB/SDGs ini menganut prinsip tidak boleh meninggalkan anggota masyarakat yang paling susah atau kaum terpinggirkan dalam penyelenggaran pembangunan.

Kerja sama ini juga berupaya untuk mencapai TPB yang dilaksanakan secara kolaboratif dan melibatkan aktor pembangunan dari pemerintah maupun dari aktor pembangunan non-pemerintah, termasuk pihak swasta.

Gubbernur VBL berharap nantinya FPB ini bisa direplikasi oleh kabupaten-kabupaten lain khususnya di daratan Timor, Rote Ndao, dan Sabu Raijua sehingga akselerasi penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem dapat tercapai sesuai target. (r2)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan