Kementan dan Pemerintah Belanda Kolaborasi Tingkatkan Kualitas Pendidikan

  • Bagikan
Country Manager OKP, Anasthasia Rosye Herna melakukan kunjungan ke SMK PP Negeri Kupang, dan diterima langsung Kepala Sekolah, Stephanus Bulu dan jajaran, Kamis (15/9). (FOTO: Humas SMK-PPN Kupang)

KUPANG-Suasana berbeda tersaji di SMK PP Negeri Kupang, Kamis (15/9). Hari itu, the Netherlands Organization for International Cooperation in Higher Education (Nuffic), salah satu organisasi nirlaba yang ditunjuk resmi dan didanai Pemerintah Belanda menjadi perwakilan Pendidikan Tinggi Belanda di Indonesia, berkesempatan mengunjungi SMK PP Negeri Kupang di Lili.

Melalui Country Manager dari Orange Knowledge Programme (OKP), Anasthasia Rosye Herna berkesempatan melakukan kunjungan ke SMK PP Negeri Kupang, dan diterima langsung Kepala SMK PP Negeri Kupang, Ir. Stephanus Bulu, MP dan jajarannya.

Dalam kesempatan itu, Anasthasia menjelaskan bahwa kunjungannya itu bertujuan melaksanakan monitoring terhadap implementasi proyek ‘LMSINDO’, khususnya terkait sarana dan prasarana yang telah dibuat seperti bantuan LMSINDO untuk pengadaan outlet super SMK PP Negeri Kupang. Lalu renovasi kandang sapi, mesin pengepak jerami, dan bantuan lainnya.

Dalam pertemuan itu, Anasthasia meminta pihak sekolah menjelaskan apa saja kendala yang dihadapi ketika proyek bantuan itu tiba di SMK PP Negeri Kupang. Kepala SMK PP Negeri Kupang, Ir. Stepanus Bulu, MP menyatakan, selama ini ada beberapa kendala yang dihadapi. Misalnya program kewirausahaan dan pelatihan guru.

Stepanus menyampaikan bahwa program kewirausahaan melalui program PWMP belum berjalan baik karena kendala anggaran sebagai dana untuk pendampingan usaha peserta didik. Saat masih menjadi siswa, skill kewirausahaan yang dimiliki peserta didik sudah cukup baik, namun ketika mereka lulus dan menjadi alumni, tidak ada dana untuk pendampingan usaha yang mereka kelola. Dengan demikian, semangat mereka untuk terus menjalankan usaha menjadi surut.

Selanjutnya mengenai pengembangan kompetensi guru, kata Stepanus, pelatihan kurikulum dan model pembelajaran begitu penting. Karena itu, pelatihan yang diadakan pihak LMSINDO sangat bermanfaat kedepan dalam inovasi pembelajaran di kelas.

Stepanus menyebutkan, sudah ada empat perwakilan guru yang mengikuti pelatihan dengan pihak LMSINDO terkait model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) pada bulan Juli lalu.

Setelah itu pihak sekolah mengadakan pelatihan untuk 30 guru intern dengan 4 orang perwakilan guru menjadi narasumber yang dapat berbagi informasi terkait model pembelajaran tersebut.

Sementara itu, Anasthasia menyampaikan dua hal terkait dengan implementasi sarana dan prasarana yang ada di sekolah dan peningkatan kualitas SDM. Menurutnya, implementasi sarana dan prasarana sudah sangat baik dan semoga kualitas SDM, dalam hal ini tenaga pendidik dan peserta didik dapat lebih berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Terutama para guru yang harus selalu meng-update skill dan metode pembelajaran dalam penerapan di kelas terutama untuk sekolah vokasi.

“Harapan kedepannya semangat kolaborasi harus senantiasa kita tingkatkan dan saya harap juga kerjasama Nuffic dan SMK PP Negeri Kupang terus berlanjut. Semoga dukungan dari dunia usaha dan industri juga dapat terus terjalin untuk kita bisa sama-sama meningkatkan kualitas SDM,” tambah Anasthasia.

Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo juga menekankan betapa pentingnya membangun institusi pendidikan vokasi untuk pengoptimalan sektor pertanian di masa
mendatang.

Kegiatan ini tentunya memberikan kebanggaan tersendiri bagi SMK PP Negeri Kupang. Terutama terkait harapan berkelanjutan dalam kerja sama di bidang pendidikan yang akan dibangun antara Pemerintah Belanda dan SMK PP Negeri Kupang.

Ini juga sekaligus memberikan peluang yang baik bagi SMK PP Negeri Kupang untuk terus mengepakkan sayapnya di kacah Internasional, dan menjadi sekolah yang unggul dalam bidang pertanian.

Hal tersebut senada dengan arahan Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi. “Pendidikan vokasi pertanian ditujukan untuk membangun milenial pertanian Indonesia yang berkualitas, yang mampu menghasilkan job creator dan job seeker. Kolaborasi yang perlu diperkuat adalah antara industri, akademisi, dan pemerintah," tandas Dedi. (*)

Penulis: Luluk Juan
Editor: Marthen Bana

  • Bagikan