Mengenal H. Sukron, Coach PSKK Kota Kupang di ETMC Lembata
SALAH satu pelatih sepakbola di NTT yang akan selalu dikenang adalah Haji Sukron. Pria kelahiran Kediri 5 April 1962 ini sudah malang melintang dalam persepakbolaan di NTT. Mulai dari level klub hingga ajang tertinggi sepakbola di NTT, El Tari Memorial Cup (ETMC) Coach Sukron sudah makan garam.
MONANSA KODA, Kupang
Mengawali sepakbola dari daerah asalnya Kediri mengantarnya sampai menjadi pelatih dengan Lisensi B saat ini. Masuk NTT tahun 1993 di Mbay Kabupaten Nagekeo sebagai rekanan yang turut mengerjakan Bendungan Sutami. "Saya masuk NTT tahun 1993 karena urusan pekerjaan. Mbay menjadi daerah pertama kedatangan saya. Bendungan Sutami menjadi lokasi proyek pertama yang kami kerjakan," jelas Sukron dari Lembata ketika dihubungi melalui telpon Senin (19/9).
Di Mbay dia mengaku tanpa ada aktifitas sepakbola selama kurang lebih setahun. Setelah itu dirinya ke Ende dan mulai aktif kembali di sepakbola. Dirinya sempat melatih tim Perse Ende. Setelah itu dia mengaku sempat vakum dari dunia sepakbola di tahun 1995-1999 karena pekerjaan kontraktornya. Lalu kembali aktif setelah pindah ke Sumba Timur. Dirinya dipercaya sebagai pelatih Persewa Waingapu.
Berawal dari keterpurukan tim sepakbola Persewa, membuat pengurus saat itu, Eli Radja memanggil pria berusia 60 tahun ini untuk bisa melakukan perubahan demi prestasi tim. “Saya dihubungi oleh ketua mereka saat itu, Ely Rajda untuk melatih tim Waingapu. Kondisi waktu itu mereka jadi tuan rumah dan gagal terus. Untuk itu mereka butuh seorang pelatih baru,” ceritanya.
Di tangannya, Persewa Waingapu berhasil mencapai babak final ETMC di Soe melawan PSN Ngada. Meskipun kalah 1-2 dari Ngada, namun lewat tangan dingin pelatih Sukron, lahir banyak pemain hebat di masa itu. Mereka antara lain Boby, Domi, Amos dan Viktor Kapitan yang saat ini menjadi asisten pelatihnya di PSKK Kota Kupang.
Tidak berhenti di situ, Sukron kembali mendulang kesuksesannya saat membawa tim Manggarai menjadi juara ETMC tahun 2005. Saat itu berhasil membalas kegagalan di Soe dengan mengalahkan PSN Ngada di final. Bersama Persim Manggarai, Sukron pertama meraih gelar juara pertamanya dalam ajang bergengsi ETMC di NTT.
Tahun 2007 Sukron berpindah klub menangani tim PSKN Kefamenanu. Saat itu PSKN hanya sampai ke babak semifinal. Lagi-lagi PSN Ngada menjadi batu sandungan Sukron.
Perjalanan kepelatihannya berlanjut ke Tim PSKK Kota Kupang pada tahun 2010. Di bawah asuhannya dan dilanjutkan oleh Petrus Abanat, tim Kota Kupang berhasil mencicipi piala ETMC sebagai tuan rumah. Meskipun tidak ikut mendampingi timnya saat bertanding, namun persiapan matang tim di bawah asuhan langsung Sukron. PSKK Kota Kupang menjadi yang terbaik dan semakin menegaskan diri sebagai baromoter sepakbola NTT.
Tahun 2013 Sukron bergeser ke Maumere dan sempat dipercaya sebagai penasehat di Tim "Horo" Persami Maumere. Namun langkah Persami Maumere hanya sampai babak 8 besar saat ETMC di Manggarai Barat.
Kejeniusannya dalam melihat bakat dan meramu pemain, membuatnya kembali dipanggil untuk melatih PSKK Kota Kupang tahun ini. Sukron diberi menjadi pelatih PSKK Kota Kupang dalam ajang ETMC 2022 di Lembata. Kehadirannya juga diwarnai dengan reuni bersama mantan anak didiknya, Viktor Kapitan yang bertugas sebagai asisten pelatih. Keduanya saat ini mampu membawa tim lolos ke babak 8 besar setelah mengalahkan Perss Soe 3:1 dalam lanjutan babak 16 besar. PSKK Kota Kupang akan melawan Perserond Rote Ndao di babak 8 besar.
Filosofi Satu Hati, Satu Langkah dan Kebersamaan selalu diusung Sukron dalam menangani tim. Menurutnya kekuatan tim terletak pada kebersamaan dan kekompakan sehingga dirinya selalu menerapkan itu setiap melatih tim.
Terkait perjuangannya saat ini bersama PSKK Kota Kupang, Sukron mengatakan, timnya dalam posisi siap menghadapi pertandingan selanjutnya di babak 8 besar. "Kami siap menghadapi pertandingan selanjutnya. Persiapan tim maksimal dan kami siap bertanding," kata Sukron merendah ketika banyak pihak memprediksi Kota Kupang bakal mencapai partai puncak.
Sebagai pelatih, Sukron sangat berpengalaman di kancah tertinggi supremasi sepakbola NTT. Dirinya melibat NTT merupakan gudang pemain. Asal dibina dengan baik melalui pembinaan usia dini dengan baik, kompetisi berjenang dilakukan dengan baik, dirinya yakin banyak pemabin bintang akan lahir dari NTT.
"Saya sudah lebih 30 tahun di NTT jadi saya cukup tahu potensi pemain NTT. Ini yang harus dibina dengan baik sehingga kelak menghasilkan pemain berkualitas yang bisa berprestasi di level nasional," ujar Sukron yang juga membina Noemuti FC di Kabupaten TTU. (mg2/ito)