Puan Maharani: Sampaikan Aspirasi Politik Santun dan Beretika

  • Bagikan
Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani saat bertemu Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. (FOTO: Istimewa/JawaPos.com)

JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani terus bergerak menemui sejumlah ketua partai politik (parpol) sebagai ajang membangun konsolidasi menuju Pemilu 2024 mendatang.

Hari ini, Minggu (25/9), Puan Maharani bertemu dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar. Sebelumnya, Puan telah bertemu Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

Saat bertemu Surya Paloh di NasDem Tower, 22 Agustus 2022 lalu, Puan menekankan soal pentingnya komunikasi dan sinergi partai politik dalam membangun Indonesia ke depan. Terutama dalam menjalankan cita-cita Bung Karno.

Seperti halnya saat bertemu Bang Surya, dalam pertemuannya dengan Prabowo Subianto pada Minggu 4 September 2022, Puan juga menegaskan soal kesepakatan dan komitmen untuk membangun bangsa yang lebih baik ke depan.

Puan juga memberikan penjelasan mengenai niat baik dari agenda politik menemui sejumlah ketua umum partai politik. “(Intinya) bagaimana kemudian kita bersama-sama bergotong royong membangun Indonesia ke depan. Bukan hanya pada kontestasi 2024, tapi paska kontestasi itu juga penting. Apa yang akan kita bangun, apa yang menjadi cita-cita bersama-sama,” tegas Puan dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com (Jawa Pos Grup).

Cucu Bung Karno itu mengungkapkan, kontestasi Pemilihan Presiden Tahun 2024 hendaknya tidak membuat masyarakat terpolarisasi oleh perbedaan pilihan. Apalagi perbedaan itu sampai membuat perpecahan. Padahal, hajat demokrasi itu semestinya menyatukan usai digelar. Sebab ada tujuan yang lebih penting, yakni bagaimana membangun bangsa ini ke depan yang lebih baik.

“Perbedaan politik, perbedaan pilihan, itu bukan suatu hal yang bermasalah, karena itu demokrasi. Namun setelah itu kita kembali Indonesia yang seutuhnya, jangan tercerai berai,” jelas Puan.

Kepada elit politik, bukan hanya diinternal PDI Perjuangan melainkan juga seluruh partai politik, Puan mengingatkan agar bersama-sama memberikan pembelajaran kepada masyarakat soal politik santun dan beretika. Pekerjaan besar partai politik yang tidak bisa ‘hanya’ diserahkan kepada penyelenggara pemilu.

“Saya berharap kita bisa membangun pembelajaran kepada masyarakat untuk menyampaikan aspirasi politik secara santun dan beretika. Jadi jangan saling memaki, saling menghujat, saling membuat satu pernyataan personal. Tapi bagaimana membangun pesta demokrasi itu yang riang, bersuka cita, untuk rakyat itu bisa memilih pemimpin itu sesuai keinginannya,” urai Puan Maharani.

Ia lantas menyayangkan polarisasi yang terjadi pada Pemilu 2019 lalu. Dimana perbedaan pilihan membuat masyarakat yang semestinya bergandengan tangan paska pemilihan justru terpecah. Tidak lagi menganggap rekan terdekat sebagai saudara, sampai putusnya hubungan pertemanan.

“(Harusnya) kita sama-sama menyadari kapan waktunya bertanding, kapan waktunya bersanding. Enggak perlu juga kalau kita mau mengalahkan lawan, kita kemudian melakukan segala cara,” tegas Puan. "Hal yang harus sama-sama kita hargai dan hormati adalah bahwa kita sudah mempunyai Pancasila juga Bhineka Tunggal Ika," tambahnya.

"Berbeda boleh saja, tetapi hendaknya perbedaan itu tidak membuat kita bercerai-berai. Seperti halnya toleransi beragama, dimana perbedaan bisa disikapi dengan kehangatan dan kebersamaan," tandasnya.

Terakhir, Puan Maharani mengatakan soal mekanisme penentuan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden PDI Perjuangan. Kata dia, sesuai hasil kongres dan rakernas PDI Perjuangan, bahwa yang memutuskan sepenuhnya adalah gak prerogratif Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Diakuinya, PDI Perjuangan bisa mengusung pasangan capres dan cawapres sendiri dalam Pilpres 2024. Akan tetapi, PDI Perjuangan tetap membuka ruang bagi partai lain bergabung dalam satu barisan menyongsong pesta demokrasi lima tahunan 202r mendatang.

“Kita memang bisa mencalonkan, namun tentu saja apa yang sekarang dilakukan PDIP dalam membuka ruang untuk berkomunikasi adalah salah satu langkah untuk tetap bersama-sama dengan yang lain dalam membangun Indonesia. PDIP siap untuk mencalonkan salah satu kader terbaiknya menuju kontestasi tahun 2024,” pungkasnya. (jpc/jpg)

  • Bagikan